Duh, Ada Tahu Pakai Perwarna Pakaian


Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Jawa Barat, mengingatkan masyarakat untuk teliti saat membeli tahu menyusul ditemukannya 2.500 tahu yang menggunakan pewarna pakaian.

“Sebelum membeli teliti terlebih dulu, pastikan tahu benar-benar aman dikonsumsi dan tidak menggunakan bahan pewarna pakaian,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor Eddy S Warsa saat ditemui usai melakukan pengawasan di Bogor, Senin (24/10).

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor M Sinaga menjelaskan, tahu yang menggunakan bahan pewarna pakaian terlihat secara kasat mata.

Warna kuning pada tahu berbeda dengan warna kuning kunyit pada umumnya. Selain itu, tanda penggunaan pewarna pakaian ini dapat dilihat dari kondisi tahu.

“Perhatikan jika air tahu semakin lama disimpan semakin bening itu tandanya ia menggunakan pewarna pakaian, sementara warna tahu semakin cerah kuningnya,” kata Sinaga.

Selain itu, lanjut Sinaga, pembeli dapat memperhatikan warna tangan para pedagang yang menggunakan pewarna pakaian, tangan pedagang juga ikut bewarna kuning.

Pewarna pakaian yang melekat di tangan pedagang tersebut terlihat jelas dan sulit dihilangkan meski telah dicuci berkali-kali.

“Bedanya lagi, tahu yang menggunakan pewarna pakaian hanya berwana di lapisan luar, di dalamnya tetap putih. Sementara tahu yang menggunakan pewarna kunyit, selain kontur warnanya berbeda juga pada tahu tercium aroma tahu,” jelasnya.

Sinaga mengatakan, selain menggunakan pewarna pakaian, 2.500 biji tahu yang diamankan dalam razia pengawasan di Pasar Bogor, Seni, pagi, juga terindikasi menggunakan boraks.

“Lihat bedanya, tahu yang menggunakan boraks lebih kenyal, jika dibanting dia akan mental. Jika tahu tanpa boraks, dia akan pecah saat dihempaskan,” kata Sinaga.

Menurut Sinaga, masyarakat harus teliti dan cerdas dalam membeli kebutuhan produk pangan sehari-hari.

Banyak pedagang yang mencoba mencari keuntungan dengan menjual produk pangan menggunakan bahan berbahaya bagi kesehatan.

Tahu menggunakan bahan pewarna pakaian tersebut ditemukan petugas dari sejumlah pedagang tahu di Pasar Bogor, Jalan Oto Iskandar Dinata.

Tahu tersebut diambil dari pabrik di wilayah Ciomas dan Cikaret. Tahu tersebut dibeli dalam keadaan putih. “Tahu ini dibeli putih, lalu pedagang sendiri yang mewarnainya karena permintaan tahu kunyit cukup tinggi di sini,” katanya.

Menurut Sinaga, tahu menggunakan pewarna pakaian tersebut mengandung bahan kimia berbahaya seperti rodamin yang bila dikonsumsi dalam jumlah banyak akan merusak kesehatan.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor menggelar razia pengawasan dengan sasaran penyalahgunaan bahan berbahaya pada produk pangan seperti boraks, pijer, bleng, dan pewarna pakaian.

Dalam pengawasan tersebut, petugas mengamankan 2.500 tahu yang menggunakan pewarna pakaian, garam kuning (boraks) sebanyak 99 bungkus, bleng seberat 3,8 kilogram (kg), pijer seberat 4,5 kg, pewarna cap kodok empat bungkus, dan pewarna cap kelinci satu bungkus

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *