Ditentang Warga, Baliho Raksasa Prabowo-Sandi di Cileungsi Bogor Akhirnya Batal Diturunkan


Baliho Prabowo-Sandi di Cileungsi Bogor batal diturunkan  setelah situasi sempat memanas hingga Senin (29/4/2019) malam.

BALIHO raksasa berukuran 12 x 6 meter berisi ucapan terima kasih atas nama pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk warga Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat batal diturunkan setelah situasi sempat memanas hingga Senin (29/4/2019) malam.

“Ada upaya-upaya untuk menurunkan baliho 12 x 6 meter kita, itu adalah Satpol PP. Oke kita berbicara surat perintah dan itu tidak bisa mereka tunjukkan, mulai dari pagi ya,” ujar Ketua Umum Relawan Prabowo-Sandi (Prasa) Ahmad Murlan Pasaribu, di Bogor, Selasa (30/4/2019).

Menurut Murlan Pasaribu, masyarakat menolak baliho raksasa itu diturunkan, karena pengadaannya bersumber dari dana swadaya masyarakat.

“Warga setempat tidak menerima itu diturunkan karena itu adalah swadaya. Bukan dari pemerintah atau dari Pak Prabowo, bukan, ini adalah swadaya masyarakat. Wajar saja kalau mereka mau mempertahankan,” kata Murlan Pasaribu.

Setelah melakukan negosiasi, akhirnya baliho tidak jadi diturunkan dan pihaknya tetap berjaga di lokasi baliho hingga Selasa dini hari.

Murlan mengatakan, pemasangan baliho ini merupakan wujud terima kasih relawan Prasa kepada masyarakat Cileungsi yang ia sebut telah memenangkan Prabowo-Sandi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

“Ya, intinya kami mengucapkan terima kasih pada warga Cileungsi yang telah memilih Pak Prabowo dan Sandi. Suaranya itu 70 persen di sini, di Kecamatan Cileungsi,” ujar Murlan.

Relawan Prasa lahir sejak 10 Agustus 2018. Murlan mengatakan, relawan Prasa sudah tersebar di 34 provinsi di Indonesia, salah satu kepengurusannya di Cileungsi yakni Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Prasa Limus Pratama. (Antara)

Jenderal Gatot Nurmantyo minta diturunkan

Sebelumnya, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo meminta fotonya diturunkan dari baliho Prabowo-Sandiaga yang dipasang di posko Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi di Solo.

“Saya minta foto itu diturunkan,” kata Gatot dalam akun Instagramnya yang terverifikasi, @nurmantyo_gatot yang dikutip di Jakarta, Minggu. Baliho Prabowo-Sandi yang menampilkan foto Gatot Nurmantyo, yang diunggah diminta Gatot untuk diturunkan. (Rangga Jingga)

Gatot mengatakan tidak tahu-menahu serta tidak pernah dimintai persetujuan atau pemberitahuan baik lisan maupun verbal atas pemasangan fotonya di baliho itu.

Foto Jenderal Purn Gatot Nurmantyo di Posko BPN Prabowo-Sandi di Solo
Foto Jenderal Purn Gatot Nurmantyo di Posko BPN Prabowo-Sandi di Solo (TribunSolo.com/Asep Abdullah Rowi)

Adapun dalam baliho yang menampilkan foto Gatot itu terdapat tulisan selamat dan sukses atas peresmian kantor pusat BPN Prabowo-Sandiaga.

Di bawah foto Gatot terdapat foto Prabowo dan Sandiaga yang berukuran besar.

Sejauh ini, Gatot memang tidak pernah secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap salah satu pasangan calon.

Akun instagram @nurmantyo_gatot yang diunggah 11 jam yang lalu. (printscreen Instagram @nurmantyo_gatot)
Gatot konsisten dengan pernyataannya pertengahan tahun lalu, bahwa ia akan menentukan sikap politiknya di dalam bilik suara. (Antara)

BPN Prabowo-Sandi perintahkan baliho Gatot Nurmantyo diturunkan

Badan Pemenangan Nasional  atau BPN Prabowo-Sandi akhirnya memberi tanggapan atas protes Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo marah karena fotonya dicatut untuk mengucapkan selamat atas peresmian Posko BPN Prabowo-Sandi di Solo, Jawa Tengah.

Wakil BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno atau BPN Prabowo-Sandi, Priyo Budi Santoso, memberikan tanggapan atas protes Gatot Nurmantyo.

Priyo Budi Santoso memberikan tanggapan melalui akun Twitternya, @PriyoBudiS, Minggu (13/1/2019).

Awalnya, Gatot Nurmantyo melalui akun Twitternya, @Nurmantyo_Gatot, dan juga akun instagramnya, menegaskan bahwa dirinya tidak tahu menahu soal fotonya yang terpasang di BPN Prabowo-Sandi.

Gatot Nurmantyo yang mengaku tidak pernah dimintai persetujuan mengenai pemasangan foto itu meminta agar fotonya itu diturunkan dari baliho BPN Prabowo-Sandiaga secepatnya.

Menanggapi itu, Priyo Budi Santoso meminta kepada relawan Prabowo-Sandiaga di Solo untuk segera mencopot dan memusnahkan baliho yang mencatut foto Gatot Nurmantyo.

Kepada saudara2ku relawan @prabowo @sandiuno khususnya di Solo, mohon segera mencopot dan memusnahkan baliho/spanduk yg menyertakan foto Jend (purn) Gatot Nurmantyo. Terima kasih. Salam perjuangan,” tulis Priyo Budi Santoso.

Lebih lanjut, Priyo Budi Santoso mengatakan dirinya mendapat informasi bahwa baliho itu merupakan sumbangan dari warga yang langsung dipasang.

Sy dpt info baliho dan spanduk2 tsb sumbangan warga yg langsung dipasang,, mungkin yg bikin itu ngefans pada mas @Nurmantyo_Gatot.

Di foto tsb sy lihat juga ada foto Bung Karno, tapi pak Harto nggak diajak maaf sy gunakan kata musnahkan, masa sih dighaibkan,” sambung Priyo Budi Santoso.

Menurut Sekretaris Jenderal Partai Berkarya itu, relawan di Solo mengira Gatot Nurmantyo mendukung Prabowo-Sandiaga.

Ditambah lagi, pimpinan BPN yang hadir dalam peresmian posko kurang memperhatikan baliho itu karena larut dalam gempita semangat hadirin.

Pihak BPN, kata Priyo Budi Santoso, meminta maaf atas kelengahan pada persoalan tersebut.

“Kawan2 di Solo mungkin mengira mas @Nurmantyo_Gatot mendukung @prabowo – dan pimpinan BPN yg hadir kurang perhatikan baliho/spanduk krn larut dlm gempita semangat hadirin. Kami akui itu kelengahan dan sekali lagi mohon maaf,” cuit Priyo Budi Santoso.

Walaupun saya tdk ke Solo dan baru tahu tadi berkat kebaikan info @mnsurbakti, sbg Wakil Ketua BPN @prabowo @sandiuno saya memikul tanggung jawab moral dan politiknya. Warga yg nyumbang dan masang baliho kami nilai tulus, tidak kami salahkan krn keawaman dan keluguannya,” sambung dia.

Gatot Nurmantyo Marah

Sebelumnya diberitakan, Gatot Nurmantyo memprotes fotonya yang dicatut pada baliho Posko BPN Prabowo-Sandi di Solo.

Melalui akun Twitternya, @Nurmantyo_Gatot, Gatot Nurmantyo menegaskan dirinya tidak tahu menahu soal foto yang terpasang di posko BPN Prabowo-Sandiaga.

Lebih lanjut, Gatot Nurmantyo mengaku dirinya juga tidak pernah dimintai persetujuan atau pemberitahuan baik secara lisan maupun verbal.

Oleh karena itu, Gatot Nurmantyo meminta agar fotonya itu diturunkan dari baliho BPN Prabowo-Sandiaga secepatnya.

“Mngenai brita spt tsb diatas & ada foto saya pd baliho Posko BPN Prabowo-Sandi di Solo, saya nyatakn bhw saya tdk tahu menahu, tdk prnah dmintai prsetujuan atau dberi pmberitahuan baik sc lisan maupun verbal.

Utk itu, Saya mohon agar foto saya dturunkn dri baliho trsbut scepatnya,” tulis Gatot Nurmantyo, Sabtu (12/1/2019).

Sebelumnya diberitakan TribunSolo.com, foto Gatot Nurmantyo terpasang di posko BPN Prabowo-Sandiaga di Jalan Letjen Suprapto, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jumat (11/1/2019).

Dalam foto itu, tampak Gatot Nurmantyo masih menggunakan atribut lengkap tentara bertopi bintang empat.

“Kalian (wartawan) sudah pinter semuanya,” ungkapnya usai peresmian Posko BPN Prabowo-Sandiaga di Kota Solo, Jumat (11/1/2019).

Menurut Djoksan sapaan akrabnya, dalam negara demokrasi setiap orang memiliki hak untuk mementukan pilihannya.

“Selama ini baik-baik saja, mau membantu saya boleh, mau memilih 01 juga boleh,” aku dia.

Djoksan menegaskan, ketika Gatot masih menjadi anggotanya dalam tubuh TNI, sebagai senior ia telah menjelaskan tugas dan kewajibannya dengan baik.

“Memasuki politik saat ini, bebas-bebas saja,” terang dia.

Ingin Kalahkan Jokowi di kampungnya

BPN Prabowo-Sandi diprediksi mengincar kemenangan di tempat pemungutan suara (TPS) di dekat kediaman Presiden Jokowi.

Menurut Pengamat Politik dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Agus Riewanto, pendirian Sekretariat Nasional (Seknas) dan Posko BPN di dekat kediaman Jokowi menargetkan sesuatu.

“Siapa tahu di TPS kawasan rumah Jokowi suaranya kalah, salah satunya targetnya itu,” terang dia kepada TribunSolo.com, Kamis (10/1/2019).

“Itu akan mempengaruhi opini publik secara nasional, jika Jokowi kalah di kampungnya sendiri,” jelasnya menegaskan.

Namun menurut dia, mematahkan suara Jokowi di kampungnya tidak semudah yang dipikirkan.

Dikatakan, selain bertarung di “rumah” orang nomor satu di Indonesia itu, di Solo juga dikenal dengan pemilih loyal.

“Hanya akan mempengaruhi pemilih mengambang (undecided voter) yang menentukan pilihan terutama pemilih muda di perkotaan,” katanya.

“Tapi jumlahnya tidak signifikan.”

Dia menambahkan, hanya saja starategi itu tetap menganggu psikologi pemilih Jokowi dan juga Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf.

“Tim Jokowi mungkin tidak menyangka strategi kepung rumahnya (Jokowi) ini digunakan kubu Prabowo,” ungkapnya.

Strategi lemahkan lawan

Strategi yang digunakan BPN Prabowo-Sandi dengan mendirikan Sekretariat Nasional (Seknas) dan Posko BPN di dekat kediaman Jokowi dinilai sebagai bentuk propaganda untuk melemahkan lawan.

Agus Riewanto memaparkan, strategi itu dalam psikologi politik tentara yang dikenal dengah psywar, bertujuan sebagai bentuk propaganda untuk melemahkan lawan.

“Jadi dengan cara berada langsung di lokasi dimana lawan (Jokowi) berada di situ (Sumber),” paparnya kepada TribunSolo.com, Kamis (10/1/2019).

Bahkan lanjut Dosen Hukum Tata Negera itu menerangkan, strategi mengepung kediaman Jokowi juga dimaksudkan untuk menunjukkan kepada publik jika Djoko Santoso sebagai orang asli Solo, mampu mempengaruhi pemilih di Solo.

“Jadi pertanggungjawaban Djoko Santoso sebagai Ketua BPN Prabowo-Sandi, juga untuk menunjukkan loyalitasnya kepada kubu Prabowo,” terang dia.

Dia menambahkan, keberadaan Seknas yang hanya berjarak 1 km dan Posko BPN berjarak 300-400 meter dari kediaman Jokowi, diduga untuk melihat langsung gerak-gerik pemilih di Solo.

“Isu-isu apa yang hangat diperbincangkan publik di Solo, untuk merancang desain politik sehingga ditargetkan bisa mempengaruhi pilihannya pada Prabowo,” ungkapnya.

Sebelumnya, Posko Seknas Pemenangan Prabowo-Sandi Solo Raya yang hanya berjarak satu kilometer dari kediaman Presiden Jokowi (Sumber, Solo) diresmikan Sandiaga Uno dan sejumlah tokoh, Minggu (30/12/2018) sore.

Sementara Posko BPN Prabowo-Sandi yang hanya berjarak 300-400 meter dari kediaman Jokowi di Jalan Letjen Suprapto, RT 03 RW 08 Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, sudah diresmikan Jumat (11/1/2019). ( Trb / IM )

 

 

 

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

One thought on “Ditentang Warga, Baliho Raksasa Prabowo-Sandi di Cileungsi Bogor Akhirnya Batal Diturunkan

  1. Perselingkuhan Intelek
    April 30, 2019 at 11:51 pm

    warga fanatik gila

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *