Demokrat: Jangan Dipolitisasi Pidato SBY di ILO dengan Pemancungan Ruyati . Pemerintah Upayakan Pertukaran Tahanan dengan Arab Saudi


Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat (FPD) Ingrid Kansil mengecam pihak-pihak yang mengaitkan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di depan sidang Organisasi Buruh Internasional (ILO) dengan kasus dipancungnya TKI Ruyati binti Sapubi di Arab Saudi.

Ingrid di Gedung DPR RI di Senayan Jakarta, Senin (20/6), menyatakan, pihak-pihak yang mengatakan pidato SBY sebagai pepesan kosong tentunya tidak memahami komitmen SBY terhadap perlindungan TKI.

“Masa’ presiden kita di ILO dielu-elukan, di sini dihujat. Mereka yang menghujat presiden, bahwa pidato presiden di ILO itu pepesan kosong, tentunya adalah mereka yang tidak menilik dan tidak memahami lebih dalam persoalan Ruyati ini,” ujar Ingrid.

Menurut dia, pemerintah maupun presiden dalam kasus ini sudah melakukan kepedulian yang nyata. Pemerintah sudah berupaya melakukan pendampingan, seperti kepergian Menkumham ke Arab Saudi yang bertemu dengan Menkumham Arab Saudi dan Komisi HAM Arab Saudi.

Karena itu, mengkaitkan pernyataan SBY di ILO dengan kasus Ruyati dinilai tidak bijak dan tidak ada hubungannya dengan komitmen SBY.

“Masalahnya kita juga harus menghormati proses hukum negara lain. Permasalahan terletak pada Arab Saudi yang tidak memberikan kabar pada pemerintah. Ini bukan kesalahan pemerintah kita,” katanya.

Pemerintah melalui KBRI di Jeddah sudah melayangkan keberatan kepada pemerintah Arab Saudi. “Mereka yang mengkritik presiden, tidak paham bahwa proses hukum harus dihormati,” katanya.

Ingrid bahkan menuding mereka yang tidak bisa menghargai proses hukum di Arab Saudi adalah mereka yang terbiasa mengintervensi proses hukum dengan mempolitisasi.

“Celaan dan kritikan hanya untuk mempolitisasi situasi. Seharusnya mereka bisa memiliki komitmen yang sama dengan pemerintah dan menjadikan komitmen pemerintah sebagai komitmen bersama. Mari sama-sama bahu-membahu bukan hanya mengkritik,” katanya.

Dia menyatakan, mereka yang mengkritik juga tidak memahami apa yang sudah dilakukan pemerintah untuk melindungi nasib para TKI.

“Kita sudah melakukan berbagai MoU dimana kemudian keluar pembatasan-pembatasan seperti majikan yang boleh menerima TKI adalah mereka yang berpenghasilan minimal 10 ribu riyal atau minimal Rp24 juta,” katanya.

TKI juga harus mudah melakukan komunikasi. “Pak SBY bukan pepesan kosong seperti yang mereka tudingkan,” katanya

 

Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar

Pemerintah Upayakan Pertukaran Tahanan dengan Arab Saudi.

Pemerintah berjanji akan mengupayakan secara maksimal pembebasan 23 orang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang terancam hukuman pancung di Arab Saudi, termasuk jika harus melakukan pertukaran narapidana (napi).

“Kalau itu (pertukaran napi) bisa dilakukan kenapa enggak. Kita cari cara yang terbaik lah,” kata Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar di Jakarta, Senin (20/6).

Menurut dia, pertukaran napi baru akan bisa dilakukan apabila kedua negara memiliki kesepahaman yang sama terkait pembebasan tersebut.

Ia mengatakan apa yang terjadi terhadap TKI asal Bekasi Ruyati binti Satubi (54) di Arab Saudi, telah mencoba semaksimal mungkin perlindungan terhadap tenaga kerja di luar negeri.

“Jadi tidak mungkin pemerintah tidak memberi pembelaan”.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Hukum dan HAM, dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) sudah semaksimal mungkin berupaya membantu pembebasan.

“Koordinasi dengan Duta Besar RI di Arab Saudi terus dilakukan, dan menurut dia Pemerintah Arab Saudi tidak pernah memberitahukan proses eksekusi tersebut,” ujar dia.

Namun demikian, ia mengatakan bahwa tidak bisa intervensi dilakukan terhadap pemerintah negara lain.

Sementara itu, menurut Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat, eksekusi tersebut mengejutkan karena tidak ada pemberitahuan. Kemenlu pun sudah melayangkan protes keras.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *