Danlantamal IX Ambon Gemakan Prospek Wisata Sejarah Kepulauan Banda 


Danlantamal IX Ambon Gemakan Prospek Wisata Sejarah Kepulauan Banda  

dilaporkan: Setiawan Liu

 

Maluku, 3 Juni 2023/Indonesia Media – Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IX Ambon Brigadir Jenderal TNI (Mar) Said Latuconsina melihat prospek wisata sejarah di kab. Maluku Tengah khususnya kepulauan Banda untuk peningkatan pendapatan asli daerah dan pertumbuhan ekonomi provinsi Maluku. Ada beberapa situs sejarah di Maluku Tengah yang menakjubkan, termasuk benteng Belgica yang berbentuk segi lima atau pentagonal. “Belgica berbentuk (arsitektur) sama seperti the Pentagon (gedung Departemen Pertahanan Arlington, Virginia dekat Washington D.C). Sebelum Pentagon dibangun, Belgica sudah ada. Benteng ini, sebagaimana penjelasan beberapa orang, menjadi inspirasi pembangunan the Pentagon,” Said Latuconsina mengatakan kepada Redaksi.

 

Benteng Belgica adalah sebuah benteng peninggalan Portugis yang kemudian direbut dan dibangun kembali oleh Belanda. Letak Benteng Belgica berada di Kecamatan Neira, Kepulauan Banda. Setelah jatuh ke tangan Belanda, benteng ini digunakan untuk menangkal serangan rakyat Banda yang menentang monopoli perdagangan pala dari VOC. Beberapa pulau di Banda saling berdekatan, seperti Pulau Lontor, Pulau Banda, Banda Api, Ay, Run, Pisang, Hatta, dan Karaba. “Pulau Run yang sangat bernilai sejarah. Karena pada zaman Belanda, pulau Run sempat dikuasai oleh Inggris. Sementara (pulau) Manhattan (salah satu dari lima kota bagian yang membentuk kota New York di Amerika) dikuasai Belanda,” kata Said Latuconsina.

 

Tukar menukar Run dan Manhattan tidak lepas perjanjian damai yang ditandatangani oleh Inggris dengan tiga lawannya dalam Perang Inggris-Belanda Kedua, yaitu Belanda, Perancis, dan Denmark-Norwegia. Perjanjian tersebut dinamakan perjanjian Breda, karena ditandatangani di Kota Breda, Belanda, pada 31 Juli 1667. Sebelum 1667, Inggris dan Belanda terus berselisih yang didominasi oleh masalah perdagangan. Meski tidak mampu mengatasi konflik tersebut sepenuhnya, Perjanjian Breda mampu meredakan ketegangan di antara dua negara. Ketegangan dapat diredakan karena salah satu isi Perjanjian Breda menyatakan bahwa Inggris dan Belanda sepakat untuk menukar Pulau Run di Maluku dengan Manhattan di Amerika Serikat. “Inggris menyerahkan Run kepada Belanda, sebaliknya Belanda menyerahkan Manhattan kepada Inggris. Artinya Run bernilai sama dengan Manhattan pada saat itu,” kata perwira tinggi kelahiran tahun 1970.

Pulau Run sangat kaya pada saat itu terutama sebagai penghasil pala (rempah-rempah). Karena nilai Run sangat kaya, terjadi tukar-menukar antara Belanda dan Inggris. Nilai tukar kedua pulau sama, tapi situasi dan kondisinya sekarang ini sungguh sulit dibayangkan. Karena Manhattan sekarang ini sudah menjadi metropolitan, bahkan megapolitan. Sementara kondisi Run masih sama seperti abad ke-15. “Bahkan kondisinya semakin mundur, artinya pembangunan tidak ada (di pulau Run, Banda). Sarana prasarana terutama untuk kegiatan wisata tidak ada sama sekali. Banyak situs bersejarah di Banda, termasuk situs sejarah perjuangan tokoh-tokoh nasional (yakni) Bung Hatta, Sutan Sjahrir. Mereka ditempatkan di Neira Banda, atau seperti pembuangan (tokoh-tokoh nasional) oleh Belanda,” kata Said Latuconsina.

 

Ada juga pulau Ay yang menjadi tempat selam permukaan yang bagus di Laut Banda. Sejarahnya, pulau Ay dijadikan tempat pelatihan jawara-jawara oleh agen Inggris. Para jawara setempat dimanfaatkan agar Inggris mampu mempertahankan diri dari serbuan Belanda pada tahun 1615. Penduduk pulau mengejutkan Belanda dengan serbuan balik tak terduga yang memakan korban 200 jiwa. Setahun kemudian, Belanda dapat menguasai pulau ini. Belanda kemudian membalas dendam kepada penduduk pulau, hampir segenap penduduknya dibantai, dan hanya sebagian kecil yang berhasil melarikan diri. Setelah itu, dibangun Fort der Wrake (Benteng Pembalasan Dendam), dan pulau ini kemudian dihuni oleh budak dan tawanan. “Setiap pulau bernilai sejarah tinggi. Kami juga yakin, para pemandu wisata sangat kompeten untuk menjelaskan berbagai cerita sejarah. Selain, ada juga unsur rekreasi pada setiap pulau di Banda. Tapi memang akses kesana yang sulit. Kalau pada saat cuaca baik, bisa diakses melalui laut dan udara. Tapi kalau cuaca buruk, (turis) susah kesana,” kata Said Latuconsina. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *