CANTIK


May Swan - penulis

Wanita mana yang tidak suka dianggap cantik? Bukan saja wanita, kaum pria pun berkembang hatinya jika dikatakan ganteng. Dari sekian banyak kata pujian, “cantik” berupa kata yang paling sering dan paling berhasil digunakan dalam memuji wanita. Banyak pegalaman sehari hari yang menunjukan wanita cantik menerima kelebihan dalam hidupnya, baik yang berhubungan dengan mencari pekerjaan mau pun dalam mencari pasangan hidup.

Bukan saja orang dewasa, bayi yang berwajah cantik menerima lebih banyak perhatian dan pujian dari orang tuanya, juga dari sanak keluarga. Semua ini berupa fakta kehidupan yang tak dapat dinafikan, baik di kota besar kosmopolitan New York atau Shanghai mau pun di perkampungan budaya Sarawak di Malaysia. Dalam memperkenalkan tempat menarik atau pun produk lokal bagi turis, selalu mereka yang berparas cantik yang ditonjolkan.

Demikian besar pengaruh visual dalam masyarakat. Tidak mengherankan kalau industri kosmetik melejit naik dari tahun ke tahun, meng-eksploitasi keinginan wanita agar dianggap cantik telah menjadi satu ilmu pelajaran tersendiri, melibatkan multi jutaan dolar bagi pengelola. Produk yang digarap sangat luas, dari bahan pelembut kulit muka, kulit tangan, kulit kaki, anti keriput, anti dark spot terkena matahari, sampai bermacam obat warna rambut dari kuning hingga jingga. Tentunya tidak lupa pill yang katanya dapat melangsingkan badan. Demi

Gadis Shanghai yang cantik

kepentingan menaiknya angka sale agar lebih efektif, mereka tidak lagi menjual produk satu persatu, tapi menawarkannya dalam sebuah package deal. Demikian berhasilnya sistim marketing mereka, wanita muda juga yang tidak muda berjubel jubel datang ke shopping mall apabila diberi tahu ada produk baru, dipromosikan biasanya menggunakan sosok seorang selebriti atau bintang filem yang cantik remaja. Semua konsumen datang dengan harapan dapat bertambah cantik. Industri kosmetik adalah industri yang mengelola dan menjual impian indah, ilusi yang selalu dikejar konsumen.

Maka banyak yang tercengang bercampur geli hati ketika membaca berita bahwa seorang wanita

di New York, Debrahlee Lorenza, 33 tahun telah mengadu kepada Manhattan Supreme Court menuduh Citibank berbuat tidak adil terhadap dirinya. Wanita itu mengadu, ia telah dibuang kerja atas alasan karena terlalu cantik dan menarik. Menurut atasannya,perawakan Debrahlee sangat sexy dan gemar memakai pakaian ketat, akibatnya para kolega pria sekantor tidak dapat berkonsentrasi bekerja. Tapi menurut Debrahlee kolega wanita yang lain juga berpakaian ketat bahkan lebih provokasi. Namun menurut atasannya alasan itu tidak dapat diterima karena wanita lain tidak secantik Debrahlee. Mendengar jawaban itu, peguam pembela dengan geram berkata, “Debrahlee akan tetap cantik dan sexy sekalipun ia memakai burga. Ini kasus diskriminasi terhadap orang cantik.”

Gadis gadis Melayu yang cantik

Berkenaan dengan berita pengadilan tersebut, seorang wanita bertanya kepada temannya yang kebetulan adalah boss dari sebuah perusahaan shipping agency di Shenton Way, Singapura, “Apa yang akan kamu lakukan jika gejala itu terjadi di perusahaanmu? Apa kamu juga akan mengambil keputusan tegas mengeluarkannya demi mempertahankan moral kerja di kantor?” Wanita itu bertanya ketika mereka duduk makan siang bersama.

Dengan suara terputus putus karena tertahan oleh tawa yang mengancam menyembur dari mulutnya, temannya berkata, “Aah, itu kan Amerika, pengacara akan menganjurkan klien menuntut ke pengadilan atas alasan apa saja, karena jika kasus itu dimenangkan, ia akan terkenal. Dan kalau yang dituntut adalah Citibank, tentu besar bayarannya.”

“Lalu bagaimana kalau ada karyawan yang terlalu cantik, terlalu sexy, apa akan kamu keluarkan, demi ketenangan suasana kerja? Bukan kah itu penting bagi kemajuan perusahaan?” “Hahaha, kamu pikir aku bodoh atau sudah pikun?” Ia ketawa tak tertahan hingga terbatuk batuk.(IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *