Budidaya Sorgum dengan Modal Awal Rp 7juta Pasti Untung


Budidaya Sorgum dengan Modal Awal Rp 7juta Pasti Untung

dilaporkan: Setiawan Liu

Sukabumi, 24 Maret 2021/Indonesia Media – Hitung-hitungan usaha pembuatan silase jerami sorgum diyakini menguntungkan, terutama kalau ada jaminan pasca panen dan offtaker nya. Modal awal budidaya sorgum yakni sekitar Rp 7 juta/hektar dengan lima kali panen/tahun. Tanaman sorgum dengan beberapa bagiannya, terutama biji, juga dimanfaatkan untuk beras. Batangnya adalah lumbung bioetanol dan bahan pembuat kertas. Batang yang masih muda bisa dibuat sirup, karena rasanya manis. Hijauan dimanfaatkan untuk pembuatan silase. Biomassa batang mencapai 60 ton/hektar, dan biji 4 ton/hektar. Kalau satu tahun, 5 x 60 ton sama dengan 300 ton (batang), 5 x 4 ton sama dengan 20 ton (biji) per tahun. “Sehingga modal Rp 7.000.000 (tujuh juta rupiah), hasil panen menjanjikan. Tapi jaminan pasar dan offtaker yang paling menentukan,” CEO produsen silase PT AIP 21, Kandar Sumardi mengatakan kepada Redaksi.

Perusahaannya berdiri sejak tahun 2012, tapi management masih terus bekerja keras untuk menjaga serapan sorgum petani. Sejak berdiri, perusahaan juga terus berinovasi sampai akhirnya fokus pada pembuatan silase untuk peternakan sapi, kambing, domba. Saat ini kapasitas produksi AIP 21 baru bisa  mencapai 150-200 ton per hari. Sementara kebutuhan, terutama jelang Lebaran mencapai 500 ton per hari. “Sehingga, pasokan masih jauh dari ketercukupan untuk pasar dalam negeri saja. Terutama silase (dari hijauan sorgum), peternak harus bisa memenuhi pakan untuk ternaknya. Terutama jelang musim kemarau, (perusahaan) susah cari hijauan sorgum. Jagung tidak bisa mengganti hijauan,” kata Kandar Sumardi.

Perusahaan membeli hijauan dari petani dengan harga Rp 300 rupiah per kilo. Tapi akumulasinya, satu hektar minimal 50 ton, Rp 300 x 50 ton = 15 juta (dikali 5 kali panen) sama dengan Rp 75 juta. Nilai tersebut (Rp 75 juta) tidak bisa diganti dengan komoditas seperti singkong, padi, jagung. Ruang gerak pasca panen, terutama jalinan kerjasama perusahaan dengan petani harus tetap terjaga. “Kami bergandengan tangan dengan petani. Artinya, sektor hulu – hilir (penanaman sorgum untuk silase) harus dijaga. Kami pasti ambil (hijauan) petani, dan yakini tidak ada hama yang menyerang tanaman sorgum. Kecuali burung yang sering makan bijinya, hal ini tidak bisa dihindari,” kata Kandar Sumardi.

Sementara itu, Evi Ayunita dari Kelompok Tani Ibu Pertiwi meyakini bahwa usaha budidaya sorgum bukan monkey business untuk perusahaan manufacturing. Bahkan Komisi Tetap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia juga menggaris-bawahi prospek budidaya sorgum untuk petani di pedesaan. “Ketahanan pangan dengan sorgum, talas, porang bukan pembohongan karena pasar ekspornya sangat jelas (yakni) Jepang, Tiongkok. Tetapi untuk serapan dalam negeri saja, kita masih kekurangan sorgum, porang. Simpul permasalahan, pengelolaan potensi sorgum, porang masih belum maksimal,” kata Evi Ayunita.

Offtaker sorgum dan porang, terutama pabrik-pabrik pengolahan selalu menyerap hasil panen petani. Bahkan Evi mengaku, ada pemilik pabrik yang tidak akan menolak sorgum, porang. Kebutuhan pabrik mencapai 200 ton per hari untuk sorgum. “Upaya pengelolaan oleh petani harus didorong terus. Sehingga kita harus bangkit sampai harga sorgum bisa setara dengan harga beras. Sekarang, harganya (sorgum) dua kali lipat daripada beras,” kata tenaga ahli Komisi IV DPR RI. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

One thought on “Budidaya Sorgum dengan Modal Awal Rp 7juta Pasti Untung

  1. suyarso
    July 19, 2022 at 3:11 am

    saya pak suyarso punya lahan kurang lebih 3 hektar di kupang,apakah ada investor yg mau bekerja sama dengan kami?

Leave a Reply to suyarso Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *