Bom Solo: Inggris Keluarkan Anjuran Khusus + “Jemaat Menjerit Ada Bom, Ada Bom …”


“Kami yakin serangan selanjutnya akan dilakukan di beberapa lokasi di Jawa.”

Pemerintah Inggris mengeluarkan anjuran khusus (travel advice) bagi warganya yang hendak mengunjungi Indonesia, terutama daerah-daerah yang rawan serangan teroris. Peringatan ini dikeluarkan menyusul insiden ledakan bom di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Jebres, Solo.

Dalam halaman Indonesia pada situs Kementerian Luar Negeri Inggris, yang diperbarui 25 September 2011, London memperingatkan warganya untuk berhati-hati ketika mengunjungi Indonesia. Mereka menuliskan bahwa seluruh wilayah di Indonesia rawan serangan teroris.

“Terdapat ancaman besar dari teroris di seluruh Indonesia. Kelompok teroris terus merencanakan serangan dan memiliki kapasitas untuk melancarkannya kapan saja dan di mana saja di seluruh Indonesia,” tulis Kemlu Inggris.

Dalam situsnya, Kemlu Inggris juga menuliskan beberapa peristiwa teroris terbaru, termasuk pengeboman di Solo Minggu kemarin. Pemerintah Inggris meminta warganya untuk tetap waspada dan memonitor perkembangan kasus tersebut di media-media Indonesia.

“Menurut laporan media, pengebom bunuh diri menyerang sekitar pukul 11 pagi ini (25 September) di Gereja Bethel Injil Sepenuh, Solo Jawa Tengah. Ada laporan beberapa korban luka. Mohon monitor media lokal untuk keterangan lebih lanjut,” tulis Kemlu Inggris.

Target Acak

Inggris mengatakan bahwa serangan kali ini menyusul serangan serupa di sebuah mesjid di Cirebon yang melukai 26 orang. Kemlu Inggris mengatakan target serangan tidak jelas, namun diperkirakan serangan mengincar kantor pemerintahan dan penegakan hukum Indonesia.

“Kami yakin serangan selanjutnya akan dilakukan di beberapa lokasi di Jawa, termasuk Semarang, Surabaya, dan Surakarta (Solo),” lanjut Kemlu Inggris.

Selain daerah Jawa, pemerintah Inggris juga mengeluarkan peringatan bagi warganya untuk senantiasa waspada ketika mengunjungi daerah-daerah rawan konflik. Di antaranya adalah Aceh, Sulawesi Tengah terutama Palu, Poso dan Tentena, provinsi Maluku terutama Ambon, dan provinsi Papua

 

“Jemaat Menjerit Ada Bom, Ada Bom …”

Sang pendeta segera mengatur evakuasi korban dan mendampingi korban ke rumah sakit.

 

Dentuman memekakkan telinga menghentikan nyanyian paduan suara Gereja Kepunton, Solo, yang masih melagukan puji-pujian menghantar pulang jemaatnya. Seketika, listrik pun padam.

Suasana berubah kacau. Mereka yang keluar dari pintu samping gereja berpikir sound systemmeledak. Belum terjawab kebingungan mereka, jeritan histeris bertaut-tautan dari arah pintu depan gereja.

“Jemaat menjerit-jerit ada bom … ada bom …, disusul larian anak-anak kecil yang juga teriak bom … bom …,” kata salah satu jemaat yang selamat, Anna Halim, saat berbincang, Minggu, 25 September 2011.

Saat itu, Anna melihat gembala gereja Pendeta Yonathan Yap Setiawan begitu pucat dan panik. Sang pendeta segera mengatur evakuasi korban dan langsung mendampingi korban ke rumah sakit. Sebagian besar korban dibawa ke Rumah Sakit Dr Oen Kandang Sapi, yang berjarak sekitar dua kilometer.

Menurut Anna, gereja yang berlokasi di Jalan Arif Rahman Hakim itu memiliki dua pintu. Satu di bagian samping, dan satu di bagian depan gereja. Ledakan bom terjadi di depan gereja, di mana sejumlah jemaat biasanya masih berkumpul sambil melakukan tradisi salam-salaman.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *