BI: Kuartal II, Utang Luar Negeri Tumbuh 6,3%


Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan utang luar negeri (ULN) pada akhir kuartal II-2015 sebesar 6,3% year on year(yoy). Pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan kuartal I-2015 yang mencapai 7,9% (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikatif BI Tirta Segara menjelaskan, posisi ULN per akhir kuartal II sebesar US$ 304,3 miliar, terdiri dari ULN sektor publik US$ 134,6 miliar (44% dari total ULN) dan ULN sektor swasta US$ 169,7 miliar (55,8% dari total ULN). ULN sektor swasta tercatat melambat dari kuartal sebelumnya 13,4%, menjadi 9,7% (yoy).

Dengan perkembangan tersebut, debt service ratio (DSR) atau rasio utang terhadap pendapatan ekspor sedikit membaik, dari 56,9% pada kuartal I menjadi 56,3% pada kuartal II.

Menurut Tirta, DSR sekitar 56,3% tergolong tinggi. Level tersebut masih konservatif. Untuk itu, ke depan ekspor harus didorong.

“Ya cukup tinggi (DSR) karena lebih tinggi dari rasio normal, kalau menurut lembaga internasional sekitar 30-33%,” ujar Tirta usai mengikuti diskusi Taruna Merah Putih di Jakarta, Rabu (19/8).

Sementara itu, berdasarkan jangka waktu asal, BI mencatatkan posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang sebesar 85% dari total ULN, yakni mencapai US$ 258,7 miliar atau tumbuh 8,1% (yoy).

Angka ini lebih rendah dari pertumbuhan kuartal sebelumnya 9,2% (yoy). Adapun ULN jangka panjang tersebut terdiri dari ULN sektor publik US$ 131,3 miliar dan ULN sektor swasta US$ 127,4 miliar. Sedangkan ULN berjangka pendek hanya sebesar 2,9% (yoy), setelah kuartal sebelumnya tumbuh 0,7% (yoy).

Di sisi lain, per akhir kuartal II ULN sektor swasta tercatat fokus pada sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas, dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,3%.

Pada triwulan II-2015, pertumbuhan tahunan ULN sektor keuangan, industri pengolahan, serta listrik, gas, dan air bersih mengalami perlambatan dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya. Sedangkan ULN sektor pertambangan mengalami kontraksi.

“BI memandang perkembangan ULN ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi domestik yang melambat. BI akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya sektor swasta,” kata Tirta.( Brt1 / IM )

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *