BHINNEKA TUNGGAL TIONGHOA


Republik Tionghoa 中華民國berdiri di-Nanjing sejak tanggal 1 Januari

1912, sampai sudah diganti oleh Republik Rakyat Tionghoa 中华人民共和

国di-Beijing pada tanggal 1 Oktober 1949, masih berlangsung di-Taiwan

Taipe sampai sekarang. Setiap hari kemenangan Revolusi Xin-Hai dikota

Wuhan 辛亥武漢起義 yang menumbangkan dinasti fuedal terachir Qing

清朝pada tanggal 10 Oktober 1911, sudah 103 tahun masih diperingati

sebagai Hari Nasional Republik Tionghoa di-Taiwan dan diluar Tiongkok

sampai sekarang, sebagai Hari Ganda Sepuluh 双十节.

Setiap tahun ada perayaan Pengibaran Bendera Hari Ganda Sepuluh yang

diselenggarakan oleh kaum Tionghoa Taiwan Taipe di Los Angeles,

tentunya diadakan di “Little Taipe” yaitu kota Monterey Park.

Sejak dini hari Sabtu tanggal 4 Oktober 2014, sudah ada banyak Tionghoa

yang berkumpul di Barnes Park untuk mempersiapkan penyelenggaraan

perayaan Hari Ganda Sepuluh untuk tahun ini. Pada pukul 10 tepat

upacara dimulai dengan penampilan barisan bendera yang berseragamkan

kemiliteran Taiwan, lalu menyanyikan lagu kebangsaan Amerika Serikat

dan lagu kebangsaan Republik Tionghoa Taiwan Taipe, kemudian disusul

dengan rentetan pidato dari Wali Kota Monterey Park, anggauta Perwakilan

Rakyat Amerika dari California dan Washington, dll., yang pada umumnya

menyuarakan dukungan pada Taiwan Taipe sambil memperingatkan agar

tetap berdamai dengan Tiongkok Beijing. Ratusan diaspora Tionghoa

Taiwan menghadiri perayaan tersebut dengan rasa gembira ria menyanyikan

lagu-lagu rakyat Taiwan, dan berkobar suasana patriotis yang tak habis-
habisnya meneriakkan <中華民國萬歲>“Hidup Republik Tionghoa”!

(foto-foto: AH Tjio, Monterey Park, 4 Oktober 2014).

Nyata para hadirin pengibaran bendera Taiwan tersebut adalah dari

fraksi “biru”, yaitu pendukung Partai Kuomintang 國民党yang didirikan

oleh Sun Yat Sen, partai yang memimpin pemerintahan Taiwan Taipe

pada saat ini. Kuomintang merupakan aliran yang masih didukung oleh

Diaspora Tionghoa dibawah naungan Tiong Hoa Hwee Koan 中華會

館diseluruh dunia. Fraksi biru ini pada umumnya adalah keturunan dari

ratusan ribu Tionghoa dari Tiongkok yang bersama Chiang Kai Shek 蔣

介石mengasingkan diri di-Taiwan sewaktu jatuhnya Republik Tionghoa

di Nanjing pada tahun 1949, karena pemerintah Taiwan Taipe dibawah

Kuomintang bersikap status quo dua Tiongkok demi mempertahankan

perdamaian dengan RRT, hal ini yang mendapat dukungan dari Amerika.

Lain dari pada fraksi oposisi “hijau” Partai Kemajuan Nasional atau

Mincengtang 民族進步党 yang pada umumnya pro-Formosa Merdeka

dan menyondong ke-Jepang, karena pada umumnya terdiri dari keturunan

Tionghoa asal Hokkian yang telah beberapa abad hijrah di-Taiwan dan

mengalami pendidikan semasa penjajahan Jepang disana. Mereka pada

umumnya merasa dirinya bukan orang Tiongkok. Diantara golongan Taiwan

inilah yang pernah dikirim sebagai pasukan Formosa Jepang untuk ikut

menduduki Indonesia sewaktu Perang Dunia II, walaupun begitu, ada

banyak cerita yang mengatakan bahwa mereka juga menolak untuk ikut

membantai sesama Tionghoa di-Indonesia.

Sepanjang sejarah ribuan tahun, Tionghoa terus menerus terpecah belah,

yang kadang kala bisa sementara dipersatukan dengan kekerasan, dan ikatan

itu achirnya tercerai lagi. Satu bangsa yang sukar dipersatukan meskipun

sampai jaman sekarang ini, dimana terpisah dengan satu Selat yang sempit,

Tionghoa masih terbagi Tiongkok Beijing dan Tiongkok Taipe.

Mengapa Mao Tse-tong setelah berhasil menjatuhkan Pemerintah

Nanjing ditahun 1949, tidak terus membebaskan Taiwan? Sekarang

sudah sukar dicari jawabannya yang pasti, bila dianalisa, hal itu bisa

disebabkan oleh keadaan situasi yang tidak memungkinkan Mao sewaktu

beliau masih hidup.

Setelah Tionghoa selesai mempertahankan Tiongkok dari serangan Jepang,

terbagi menjadi dua kekuatan yang bertentangan ideologis, yaitu Pemerintah

Pusat dibawah Chiang Kai Shek yang pro-demokratis ala Amerika Serikat,

dan Pasukan Merah dibawah Mao Tse-tong 毛澤東yang pro-komunis ala

Soviet Uni. Semula Mao menghendaki berdamai dengan Chiang untuk

bekerjasama membangun kembali Tiongkok yang hancur lebur karena

Perang Jepang (1937-1945), dengan motto-nya: Tionghoa tidak berhantam

dengan sesama Tionghoa <中國人不打中國人>.

Chiang memulai perang saudara untuk membasmi Komunis Mao ditahun

1946, ini mengakibatkan reaksi Mao untuk membela diri. Meskipun

Amerika pada saat itu masih tidak mengambil pihak, tetapi menikmati

pemandangan Tionghoa saling berhantaman didepan jendela. Ternyata

dalam perang saudara yang berlangsung selama 3 tahun tersebut, Chiang

terus dibawah angin. Pada permulaan tahun 1949, Tiongkok sudah jelas

terbagi dua oleh Yangtze River 揚子江, Mao diutaranya dan Chiang

diselatannya. Pada saat itu mentor Soviet menganjurkan agar Mao stop

disini saja, tetapi pada waktu yang sama, Chiang juga mendirikan jaringan

kekuatannya untuk membendung Mao dari Dalian yang diutara terus

keselatan sepanjang pesisir Tiongkok meliputi Hokkian, Guangdong, dan

Pulau Hainan, dalam persiapannya untuk mengasingkan diri ke Taiwan.

Sekarang Mao yang semula bersikap hanya bela diri sudah berada diatas

angin, tidak ada alasan untuk tidak terus melanjutkan “pembebasan” seluruh

Tiongkok, maka diseberangilah Sungai Yangtze dan berhasil menduduki

Shanghai dan kemudian Ibukota Nanjing hanya dalam waktu sesingkat 2-

3 bulan. Pada saat itu, semua harta keuangan negara dari Shanghai sudah

dikosongkan oleh Chiang dan dibawanya ke Taiwan untuk mendirikan

pemerintahan baru di Taipe, maka terbentuklah dua Tiongkok yang terpisah

dengan satu Selat Taiwan dipertengahan tahun 1949.

Mao telah mempersiapkan untuk terus membebaskan Taiwan, dia

mengarahkan sedikit-dikitnya 500,000 pasukan Merah-nya dan 133 kapal

perang sedia menyeberangi Selat pada tahun 1950. Mao sadar juga untuk

penyeberangan itu membutuhkan selain angkatan laut, juga perlu angkatan

udara yang sekarang tidak cukup, dan Soviet berjanji akan memberi sedikit-
dikitnya 200 pesawat tempur untuk kebutuhan Mao, tetapi Stalin juga

menasehatkan Mao agar berwaspada bahwa Amerika bakal mendarat dan

menyerbu Tiongkok bilamana Mao melanjutkan rencana penyeberangan

Selat, karena pada saat ini Amerika sudah turut campur dengan mengirimkan

Armada Pasifika ke-7 dengan kedok menjaga keamanan untuk patroli di-
Selat Taiwan. Maka rencana penyeberangan semula ditunda.

Perang Korea pecah pada tanggal 25 Juni 1950, dan 2 hari kemudian

Presiden Truman memperluas persenjataan Amerika di Taiwan dan

di Korea. Memerintahkan Armada Pasifika ke-7 untuk terus menjaga

keamanan Selat Taiwan dan siap untuk memukul Tiongkok bila ada

pergerakan menyeberang. Amerika sambil memperluas peperangan di-
Korea, juga mulai mengebom wilayah Tiongkok melampaui perbatasan

Korea diseberang Sungai Yalu 鴨綠江. Hal ini meyakinkan Mao bahwa

Amerika memang bisa masuk bilamana daerah penyangga jatuh ditangan

mereka, karena itu dikirimkan tidak kurang dari sejuta pasukan suka-
rela untuk menunjang perang dibagian utara Korea demi menahan agresi

Amerika ke-Tiongkok. Sangat banyak juga Tionghoa yang jatuh korban

dalam peperangan yang berlangsung 3 tahun di Korea tersebut, dan Taiwan

sekarang selain sudah dipersenjatai oleh Amerika, juga disana ada pasukan

“pertahanan diri” Jepang yang “elite”, yang dikirimkan oleh Amerika ke-
Taiwan untuk membantu pasukan “kampungan” Kuomintang. Mao masih

ada misi pembebasan di-dua front yaitu Tibet dan Pulau Hainan, dan

mengalami kegagalan dalam percobaan mendarat di Pulau Quimoy 金門

seberang Amoy 夏門Hokkian, hal-hal itu lebih menghambat niat Mao untuk

menyerbu Taiwan.

Sementara itu Chiang Kai Shek sudah memulai membangun ekonomi

industri dan memperbaiki kesejahteraan hidup Taiwan, dan Mao sendiri

mengadakan pergolakan Revolusi Budaya yang menghancurkan Tiongkok

pada tahun 60an sampai permulaan tahun 70an. Kemudian juga adanya

perbaikan hubungan dengan Amerika setelah diplomasi ping-pong pada

tahun 1972, maka Mao mengambil keputusan untuk tidak lagi menyerang

Taiwan dengan kekerasan perang, tidak lagi sesama Tionghoa harus saling

berhantam. Dalam masalah dua Tiongkok harus diselesaikan secara damai

dan bisa hidup berdampingan.

Chiang Kai Shek juga gagal dalam impiannya untuk kembali memerintah

Tiongkok, beliau meninggal dunia di Taipe pada tanggal 5 April 1975, dan

hari itu menjadi Hari Ching Bing Internasional. Kemudian disusul oleh Mao

Tse-tong yang meninggal dunia di Beijing pada tanggal 9 September 1976,

setelah membawa dengannya seperempat juta korban pada gempa bumi

dahsyat Tangshan 唐山dua bulan sebelumnya.

Sekarang Taiwan dibiarkan saja selama tidak menyatakan merdeka, karena

Tionghoa sudah tidak lagi mau saling berhantam, hanya sambil hidup

berjaya berdampingan, Tionghoa dari kedua pihak sudah bisa bergaul dan

berdagang secara damai dan makmur bersama, maka dua Tiongkok telah

berlangsung status quo selama 65 tahun.

Tiongkok boleh ada dua, Tionghoa hanya satu Tionghoa. Biar ada perbedaan

yang jauh dalam ideologis antar partai politis, berbeda dalam kepercayaan

agama, diversitas dalam kesukuan dan bahasa daerah, Huaren atau Hoakiao,

awam maupun diaspora, keturunan ataupun peranakan, hanya ada satu

Tionghoa Bersama dibawah langit, Bhinneka Tunggal Tionghoa.

Memperingati Revolusi Xin-Hai, 10 Oktober 1911-2014, di Monterey Park.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

202 thoughts on “BHINNEKA TUNGGAL TIONGHOA

  1. pengamat
    October 11, 2014 at 12:58 am

    tidak perlu dikatakan merdeka kenyataan taiwan sudah merdeka punya pemerintahan sendiri.

  2. james
    October 11, 2014 at 4:10 am

    Taiwan Merdeka…….Tiongkok Merdeka

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *