Berkas Korupsi Lebak yang Hendak Dilaporkan ke KPK Dirampas


Tiga Mahasiswa Lebak Dianiaya

Sebanyak tiga  mahasiswa asal Lebak  dianiaya oleh 10  orang tidak dikenal, di sekitaar kawasan Monas, persisnya di Lapangan Banteng,  Jakarta Pusat, Sabtu (19/10) malam sekitar pukul 23.30 WIB.

Mereka masing-masing bernama  Zaenal Aushof Yasir atau biasa dipanggil Jay selaku Ketua Umum Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala), Irfan sebagai anggota Kumala Serang, dan Mahpud selaku  anggota Kumala Jakarta.

Berkas data dugaan korupsi di Pemeritah Kabupaten (Pemkab) Lebak, baik itu terkait kasus dugaan korupsi RSUD Adjidarmo Lebak, kasus dugaan korupsi bantuan sapi untuk masyarakat Lebak maupun kasus rekening gendut Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya, yang hendak dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)  dirampas oleh  10 orang yang tidak dikenal tersebut.

Akibat penganiayaan itu, korban  Jay mengalami luka sobek di bagian belakang kepala dan bagian atas kepala serta luka di bagian pelipis kiri dan mata kiri.

Jay terpaksa dilarikan ke RSUD Adjidarmo, Rangkasbitung Lebak, untuk dirawat secara intensif. Jay hingga saat ini belum bisa berbicara secara lancar.

Sementara korban Irfan, bajunya tersobek akibat terkena sayatan pisau. Sedangkan Mahpud terkena pukulan benda keras berupa kayu, namun tidak mengalami luka.

Irfan dan Mahpud tidak mengalami luka serius sehingga tidak dirawat di rumah sakit.

Sekretaris Umum (Sekum) Kumala,  Guruh Gumaran, kepada SP, Minggu (20/10) malam menjelaskan, kejadian penganiayaan itu terjadi ketika ketiga anggota Kumala itu hendak menuju Kawasan Monas untuk melakukan diskusi bersama anggota Kumala lainnya termasuk anggota Kumala Jakarta Raya, terkait berkas data dugaan korupsi di Pemkab Lebak untuk dilaporkan ke KPK, pada Senin (21/10).

“Kami berangkat ke Jakarta pada Sabtu (19/10) siang dan melakukan rapat di Kepu Dalam, Jakarta Pusat untuk membahas tentang pembentukan pengurus cabang Kumala Jakarta Raya. Rombongan anggota Kumala dari Lebak dan Serang sebanyak 30 orang. Setelah melakukan rapat di Kepu Dalam, Jakarta Pusat, kami berjalan kaki menuju kawasan Monas pada Sabtu malam untuk berdiskusi terkait data dugaan korupsi di Pemkab Lebak untuk selanjutnya dilaporkan ke KPK. Ketiga teman yang menjadi korban penganiayaan itu menyusul kami ke  Kawasan Monas, kami berangkat lebih awal. Mereka berjalan kaki dari Kepu Dalam. Namun, ketika sampai Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, tiba-tiba 10 orang dengan menggunakan sepeda motor langsung memukul ketiganya dengan menggunakan kayu. Tas yang dibawa Jay langsung dirampas,” jelas Guruh.

Guruh menjelaskan, karena kejadiannya pada malam hari, sehingga 10  orang pelaku itu sulit diidentifikasi.

Namun, pihaknya dan teman-teman lain  dari Kumala menduga, orang-orang yang melakukan penganiayaan itu sangat berkepentingan dengan berkas data yang terdapat dalam tas tersebut.

“Dugaan kami sangat kuat terkait berkas data dugaan korupsi tersebut. Sebab, barang berharga milik korban Irfan dan Mahpud tidak dirampas. Mereka hanya merampas tas yang dibawa korban Jay. Korban Jay sempat menahan tas itu agar tidak diambil, namun para pelaku memukul Jay secara sadis sehingga korban Jay tidak berdaya. Setelah tas yang dibawa korban Jay itu berhasil dirampas, para pelaku langsung kabur, melarikan diri,” kata Guruh.

Menurut Guruh, dalam tas yang dirampas para pelaku itu, terdapat flash disk yang isinya mengenai data-data korupsi di Pemkab Lebak dan Provinsi Banten.

Selain itu, ada sebuah handphone Blackberry Gemini milik korban Jay, dan uang senilai Rp 1,5 juta untuk operasional anggota Kumala selama di Jakarta.

“Sebenarnya berdasarkan rencana awal, kami akan ke KPK pada Senin (21/10) untuk menyerahkan laporan dan data dugaan korupsi di Pemkab Lebak. Namun, karena datanya sudah dirampas, maka kami akan mengumpulkan kembali data-data tersebut. Kami memiliki back up data, sehingga persoalan ini tidak membuat kami takut untuk melaporkan kasus dugaan korupsi di Lebak ke KPK,” tegas Guruh.

Guruh mengatakan, sesaat setelah kejadian, pihaknya bersama teman-teman Kumala lain melaporkan kasus tersebut ke petugas kepolisian di Jakarta Pusat.

Namun, pada saat itu, kepolisian sempat mengejar para pelaku namun tidak ditemukan.

“Saat ini kami  fokus untuk kesembuhan Ketum Kumala Zaenal Aushof Yasir alias Jay. Kami akan tetap melaporkan kasus dugaan korupsi di Pemkab Lebak dan Banten ke KPK,” tegasnya.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *