Baru Sepekan Diumumkan Indonesia Masuk Resesi, Luhut Klaim Indonesia Keluar dari Resesi, Kok Bisa?


– Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indonesia resmi masih resesi ekonomi Kamis (5/11/2020).

Kini lebih dari sepekan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim bahwa kondisi perekonomian Indonesia mulai keluar dari resesi.

“Bapak-ibu sekalian, dari data-data ekonomi yang kita miliki sekarang ini semua angkanya baik. Kita sudah mulai keluar sebenarnya dari resesi ini,” ujarnya melalui tayangan Youtube Kemenparekraf, Kamis (12/11/2020).

Luhut menyebutkan, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi masih terkontraksi minus 3,49 persen.

Namun, angka tersebut dinilai sudah lebih baik dari kuartal II-2020 yang minus 5,32 persen.

Selain itu, Luhut juga merujuk kepada arus kas (cashflow) seluruh bank. Ia mengatakan arus kas bank buku I-IV tidak tersendat.

Hal tersebut kata dia, menunjukkan ketersediaan dana di dalam negeri sangat cukup.

Ia lantas menyimpulkan ekonomi Indonesia dalam kondisi yang baik.

Pengumuman BPS

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi RI yang dilihat dari produk domestik bruto (PDB), terkontraksi minus 3,49 persen di kuartal III 2020 (year-to-year/yoy).

Hal ini membuat Indonesia resmi masuk jurang resesi, menyusul negara lainnya.

“Kalau kita bandingkan posisi triwulan ketiga tahun lalu masih mengalami kontraksi 3,49 persen.”

“PDB Indonesia menunjukkan pertumbuhan signifikan secara kuartalan sebesar 5,05 persen,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam paparan virtual, Kamis (5/11/2020).

Menurutnya, pertumbuhan kuartalan menjadi modal yang bagus untuk tahun 2021.

“Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I sampai dengan triwulan III masih terkontraksi 2,03 persen,” tuturnya.

Suhariyanto menambahkan, kontraksi pertumbuhan ekonomi tidak terlalu dalam setelah diberlakukannya pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

BPS sebelumnya telah merilis pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II 2020 minus 5,32 persen yoy.

Sementara, Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai data produk domestik bruto (PDB) kuartal III 2020 yang akan diumumkan siang ini cukup positif untuk rupiah.

Menurutnya, bukan persoalan resesi, tetapi adanya pemulihan ekonomi Indonesia dibandingkan kuartal sebelumnya yang membuat rupiah menguat.

“Pasar akan mendapati data PDB Q3 yang kelihatannya menunjukkan pemulihan ekonomi Indonesia dibandingkan kuartal II.”

“Ini cukup positif untuk rupiah,” kata Ariston kepada Tribunnews, Kamis (5/11/2020).

Ariston juga melihat sentimen positif pasar terjadi setelah penandatanganan UU Cipta Kerja oleh Presiden Joko Widodo.

“Kondisi kondusif walaupun UU Cipta Kerja sudah ditandatangani,” ulasnya.

Mengutip Bloomberg, rupiah dibuka menguat Rp14.385 per dolar AS, dari penutupan perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp 14.565 per dollar AS.

Mata uang Asia terpantau bergerak menguat rupiah 1,25 persen, won Korea 0,48 persen, dan ringgit Malaysia 0,22 persen.

Adapun mata uang bergerak melemah antara lain rupee India 0,46 persen, baht Thailand 0,13 persen, dolar Singapura 0,07 persen, dan baht Thailand 0,13 persen.

“Rupiah hari ini berpotensi bergerak di kisaran Rp 14.520-Rp14.600 per dolar AS,” prediksi Ariston.

Sebelumnya diberitakan, BPS akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari produk domestik bruto (PDB) kuartal III 2020, Kamis (5/11/2020).

Pengumuman ini sangat dinanti. Sebab, ekonomi RI akan dinyatakan resesi jika pertumbuhan kembali minus.

BPS sebelumnya merilis pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II 2020 minus 5,32 persen (year on year/yoy).

Suatu negara baru dikatakan mengalami resesi setelah mengalami kontraksi PDB dalam dua kuartal beruntun secara tahunan.

Pemerintah RI sendiri sudah melakukan berbagai upaya agar kontraksi pertumbuhan ekonomi tidak terlalu dalam, melalui pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pemberian insentif, bantuan sosial, dan lainnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III di kisaran minus 1 persen hingga minus 2,9 persen, dan keseluruhan tahun di minus 0,6 persen hingga minus 1,72 persen.

Dia optimistis ekonomi bisa tumbuh hingga 5 persen di kuartal akhir 2020, didorong belanja pemerintah.

“Kita akan lihat sampai kuartal IV nanti tetap terjaga di sekira 5 persen pertumbuhannya.”

“Tentu dengan asumsi bahwa seluruh momentum belanja dan eksekusi belanja PEN (pemulihan ekonomi nasional) dan KL (kementerian dan lembaga) tetap terjaga,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Selasa (27/10/2020).

Sementara dari sisi konsumsi rumah tangga, pemerintah memproyeksikan di dua kuartal terakhir 2020 bisa kembali ke titik nol persen dari minus dalam di kuartal II.

“Dari kuartal III hingga kuartal IV, kita harapkan akan mulai dekati titik nol persen.”

“Kalau di kuartal II konsumsi rumah tangga alami kontraksi minus 5,5 persen,” papar Sri Mulyani.

Tak Perlu Panik

Direktur Riset CORE (Center of Reform on Economics) Piter Abdullah memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan kuartal IV juga kemungkinan masih mengalami minus.

“Apabila perkiraan ini benar-benar terjadi, maka Indonesia pada bulan Oktober nanti akan secara resmi dinyatakan resesi,” kata Piter kepada wartawan Rabu (5/8/2020).

Menurutnya, pandemi Covid-19 membuat pertumbuhan ekonomi dipastikan negatif.

Piter menegaskan resesi menjadi sebuah kenormalan baru, saat ini semua negara diyakini tinggal menunggu waktunya saja untuk menyatakan secara resmi sudah mengalami resesi.

“Semua negara berpotensi mengalami resesi.”

“Perbedaannya hanya masalah kedalaman dan kecepatan recovery.”

“Negara-negara yang bergantung kepada ekspor, kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi sangat tinggi akan mengalami double hit.”

“Sehingga kontraksi ekonomi akan jauh lebih dalam,” terangnya.

Piter mengimbau jika resesi benar terjadi, masyarakat jangan panik.

Dia bilang yang lebih penting bagaimana dunia usaha bisa bertahan di tengah resesi.( WK / IM )

 

 

 

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

One thought on “Baru Sepekan Diumumkan Indonesia Masuk Resesi, Luhut Klaim Indonesia Keluar dari Resesi, Kok Bisa?

  1. Perselingkuhan+Intelek
    November 12, 2020 at 10:38 pm

    atur2 gimana mau nya saja, memang Indonesia begitu, yg satu bilang Masuk Resesi yg satu lagi bilang Keluar Resesi. Awal juga gitu kan ? bilang koar2 kagak ada Covid-19, sesudah kenyataan Muncul Covid-19 merasa kewalahan teriak2 minta Tolong hadapi Covid-19

Leave a Reply to Perselingkuhan+Intelek Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *