AKSI JALAN SALIB DAN DOA AKBAR GEREJA KINGMI PAPUA DI DPRP


Atas Stigma Separatis Oleh Pangdam XVII, Gereja Kingmi Papua Melakukan Doa Akbar Di Gedung DPRP


Jayapura — Aksi jalan salib yang dilakukan jema’at kingmi tadi siang, Rabu, 20 Juli 2011, kini memberikan nuansa kesedihan atas stigma separatis yang diberikan pada Gereja Kingmi Papua.

aksi jalan salib yang hendak dilakukan pada pukul 10.00, mengalami kemunduran waktu pukul 11.10 WIT. Kemudian masa diarahkan oleh koordinator lapangan, Dominggus Pigai. Dalam pengarahan masa, tata tertip kemudian dengan susunan masa aksi sampai pada rute longmars pun dibaca dan disampaikan.

Setelah pengarahan, kemudian umat kingmi melakukan longmars menuju gedung DPRP dari Kantor Sinode Kingmi yang berada di Kota Jayapura. Waktu tempu longmars 15 menit, yang jarak tembuh kurang lebih 200M. dalam long mars yang dilakukan jemaat Kingmi, kidung-kidungan (nyanyian lagu-lagu rohani) selalu dikumangdangkan hingga tiba di kantor DPRP pada pukul 11.25Wit.

Dalam aksi longmar tersebut, jemaat membawa beberapa poster dan sebuah spanduk. Spanduk yang dibawah bertuliskan “Pangdam Harus Bertanggungjawab Atas No. Surat R/773/IV/2011.

 

Setibahnya di DPRP, Jemaat di arahkan untuk bernyanyi memuji TUHAN untuk mempersiapkan diri mengikuti ibadah Akbar. Kemudian dilakukan doa pembukaan. Setelah doa pembukaan, Pdt. Dr. Benny Giay, selaku ketua sinode kingmi diminta membawa firman dan renungan pada acara ibadah tersebut. Setelah pembacaan firman TUHAN, Ia pun berkotbah dan memberikan beberapa contoh diskriminasi yang diberikan kepada jemaat kingmi. Misalnya, ketika ada promosi jabatan, dan ditanya, kamu dari gereja apa. Dan ketika dijawab dari “kingmi”, dicoret namanya. Kemudian, Gereja pun dikatakan separatis pada tahun 1966. Hal yang serupa pun dikatakan hari ini oleh Pangdam Cenderawasih XVII.

Lanjutnya, jika Kingmi papua dikatakan gereja kedaerahan/kesukuan jadi separatis, kenapa gereja HKBP yang adalah kereja kesukuhan Batak tidak dibilang separatis? Gereja kesuan jawa tidak dibilang separatis, gereja kesukuuan toraja tidak dibilang separatis??
Papua damai yang dikumandangkan pangdam, tidak boleh hanya slogan. Papua damai juga bukan kotbah-kotbah. Papua damai itu harus diperjuangankan dengan real (nyata).  Budaya melanesi mengajarkan : (1). Jaga hubungan yang baik kepada istri dan anak; (2) jaga hubungan yang baik kepada sesame; (3) jaga hubungan yang baik kepada roh, alam, dan TUHAN.

kemudian Pdt. Dr. Benny Giay memimpin doa dan menyeruh kepada TUHAN “Tolang kami TUHAN, Gembalakan Kami TUHAN”.

 

Setelah doa, kemudian korlap membacakan surat terbuka pangdam bernomor R/773/IV/2011, dengan sifat surat rahasia, yang intinya memuat tiga hal yakni:

1)      Dengan pendirian Sinode Kemah Injil (KINGMI) papua, akan menciptakan Gereja berbasis kedaerahan/kesukuan untuk mendapatkan pemberian dana dari pemerintah sebanyak mungkin.

2)      Dengan pendirian Gereja yang berbasis kedaerahan/kesukuan bertujuan memperkuat jaringan masyarakat papua dalam upaya memperjuangkan cita-cita kemerdekaannya.

3)      Dengan pendirian Gereja yang berbasis kedaerahan/kesukuan akan lebih mudah dijadikan sebagai kendaraan politik dengan dalih wakil umat.

Disertai cap Panglima kodam XVII/Cenderawasih dan tandatangan Erfi Triassunu, Mayor Jenderal TNI.

 

Sebelum membaca surat terbuka, korlap memohon kepada anggota DPRP untuk menyaksikan bacaan surat terbuka itu, ternyata tidak satu anggota DPRP pun yang keluar. Panggilan dipanggil selama 3 kali, tidak seorang pun yang dating menemui Jemaat. Akhirnya, korlap memutuskan untuk tetap baca. Setelah membacanya, korlap memberikan kepada ketua Sinode Kingmi untuk menyerahkan kepada DPRP. Namun karena DPRP tidak hadir satu pun, akhirnya ketua Sinode menaruh Dokumen terbuka itu di pintu masuk DPRP dan jemaat meninggalkan DPRP.

Setelah Jemaat meninggalkan kantor DPRP, Anggota DPRP, ketua 1, Yunus Wonda, Ketua Komisi A, Ruben Magai, Wakil Ketua Komisi B, Ananias Pigai Keluar dari kantor DPRP untuk menjumpai jemaat yang hendak pulang. Mereka berkata “kami minta maaf karena kami ada ikut siding”. Dan dengan penuh kerendahan hati, Bapak Pdt. Dr. Benny Giay mengatakan, kenapa kalian tidak bisa utus satu orang untuk ikut ibadah bersama jemaat?” dengan penuh kekesalan jemaat pada anggota DPRP yang tidak hadir dalam ibadah akbar sampai pada tidak ada untuk menerima surat terbuka yang ditujukan kepada presiden RI itu, sungguh terliha nyata dalam wajah jemaat.

Akhirnya, jemaat meninggalkan DPRP pukul 12.45 dan tibah di kantor sinode kingmi pukul 13.00.

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *