Agro-solution Diarahkan pada Intensifikasi Pertanian
dilaporkan: Setiawan Liu
Jakarta, 26 April 2021/Indonesia Media – Program agro-solution PT Pupuk Indonesia (Persero) lebih diarahkan pada intensifikasi pertanian, terutama existing petani yang sudah bercocok tanam sehingga sarananya ditingkatkan terutama permodalan, asuransi, pembelian hasil panen (offtaker). Intensifikasi pertanian bisa lebih efisien untuk meningkatkan produktivitas hasil panen serta meningkatkan kesejahteraan petani. “Beda dengan food estate yang diwacanakan untuk beberapa wilayah termasuk Batam (Provinsi Kepulauan Riau/Kepri), itu kan ekstensifikasi dengan pengolahan lahan, tractor,” Project Manager Agro-solution Muhammad Burmansyah mengatakan kepada Redaksi.
bahwa Pupuk Indonesia Grup tengah mengembangkan sejumlah program agro-solution melalui sinergi BUMN maupun swasta untuk membantu petani memenuhi kebutuhan pertaniannya, sehingga mendorong peningkatan hasil panen serta membantu meningkatkan pendapatannya. Kegiatan corporate farming di atas lahan seluas 1.000 ha, urun rembug dengan Pupuk Kujang, PT Sang Hyang Seri, PT RNI dan PT Pertani. Peran Pupuk Indonesia Grup antara lain dalam hal analisa uji tanah, pengawalan teknis serta penyediaan pupuk. “Kecuali, misalkan anggota DPR atau DPD MPR RI berperan dan mengordinasi petani binaannya. Kalau kegiatan pertaniannya nyata capacity building nya dan produktivitas cenderung meningkat, Agro-solution bisa ‘masuk’. Anggota DPR atau DPD bisa membentuk kelembagaan, sehingga petaninya bukan sebagai buruh melainkan petani mandiri,” kata Burmansyah melalui sambungan telepon.
Corporate farming yang sudah berjalan dibarengi dengan peningkatan produktivitas, yakni dari rata-rata 5 ton menjadi 8 sampai 9 ton per hektar. Corporate farming dengan lahan seluas 1.000 ha, tapi potensial diperluas menjadi 3.200 ha serta siap digarap BUMN maupun swasta. Usaha pertanian dengan petani yang dibina, secara simultan dengan agronomik, pengujian tanah, brigade proteksi tanaman perkebunan. “Kalau proposal food estate di Batam, mungkin bibit cabe dipasok dari luar pulau, itu bukan prioritas Agro-solution. Cabe juga bukan kategori tanaman pangan. Agro-solution untuk padi dan jagung karena juga untuk penyiapan pengubahan program subsidi pemerintah. Padi dan jagung selama ini banyak porsi alokasi pupuk subsidi. Tanaman pangan menjadi prioritas, hortikultura juga diprioritaskan untuk wilayah di pulau Jawa,” kata Burmansyah.
Petani-petani mendapatkan pembinaan dan kawalan teknis, serta pasokan pupuk non subsidi yang disesuaikan dengan kondisi lahannya. Mereka dikawal untuk mendapatkan bantuan permodalan KUR (kredit usaha rakyat) dari perbankan, non-KUR serta memperoleh asuransi pertanian. Program subsidi nantinya juga tidak dibayarkan kepada produsen pupuk, tapi dengan skema lain. Hal ini merupakan rencana strategis PT Pupuk Indonesia, fasilitasi petani untuk pupuk sesuai dengan dosis, SNI (standar nasional Indonesia). “Sehingga mindset petani bisa melakukan praktik pertanian yang unggul atau good agricultural practices. Skema ini juga berimplikasi pada solusi peredaran pupuk asli tapi palsu untuk petani. Stock tersedia dengan management, dan kesesuaian jadual tanam,” kata Burmansyah. (sl/IM)