Baksos Toasebio, HPN pada ‘dunia lain’ di Jakarta
Dilaporkan: Setiawan Liu

Sebelah kiri dan kanan jalan, warga-warga PMKS menempati kolong di sepanjang jalan tol. Sesekali, peserta baksos bertegur sapa dengan warga. Permukiman di bawah jalan tol tersebut tentunya jauh dari kondisi yang layak. Sehari sebelumnya, tim baksos sudah survey lokasi. Hal ini untuk memastikan berapa jumlah warga PMKS yang layak mendapat bantuan. “Pertama saya datang ke lokasi untuk survey, dan lihat di sosmed (sosial media). Ternyata lokasi lumayan sulit dijangkau, tapi kami mempertimbangkan bahwa mereka (warga yang bermukim) layak untuk mendapat bantuan. Ibaratnya, jalan tol adalah atap dan tembok rumah-rumah warga gelandangan tersebut,” kata Wandy.
Kendatipun menyandang masalah kesejahteraan sosial, ternyata lingkungan warga juga ada kegiatan belajar mengajar. Administrasi tentunya bukan seperti layaknya kantor kelurahan yang mengkoordinasi para ketua RT-RW (rukun tetangga/warga). “Ada kepala warga, namanya ibu Wawa. Sehingga ketika kami survey, kami temui dulu ibu Wawa. Dia sempat menjelaskan bahwa ada kegiatan belajar mengajar dengan fasilitas seadanya. Anak-anak warga PMKS tersebut sekedar belajar menulis dan membaca,” kata Wandy. (sl/IM)















