Sinergi Pemprov, Pemkab untuk Integrasi Sektor Pertanian, Perikanan Budidaya Pandeglang
dilaporkan: Setiawan Liu

Kondisi sekarang, tercatat 54.000 hektar lahan sawah terbentang di Pandeglang. Sarananya terdiri dari irigasi teknis, setengah teknis, tadah hujan. Harapan Dinas Pertanian, ketiga sarana tersebut bisa optimal meningkatkan produksi gabah. “Pemanfaatan teknologi dari hulu ke hilir, pemanfaatan lahan lahan irigasi, lahan tadah hujan harus digenjot. Waktu kemarau, petani harus mencari varietas lain yang tahan terhadap kekurangan air, atau upaya lain. Selama ini, dengan pompanisasi, pemanfaatan sumur dangkal sudah efektif berjalan,” kata pemegang gelar Doktor Ilmu Manajemen dan Agribisnis.
Upaya meningkatkan sektor pertanian bisa parallel dengan maritime bisnis dan agribisnis. Kendatipun, situasi Pandeglang masih butuh banyak hal, termasuk infrastruktur dasar. Infrastruktur air, tersier, jalan, irigasi, embung, pompanisasi yang menjadi prioritas dan perhatian Bupati Irna Narulita. Tapi sampai hari ini, Pemkab berharap agar porsi anggaran untuk pertanian meningkat dari tahun ke tahun. Dengan demikian, potensi yang ada bisa dikembangkan. Posisi tawar Pandeglang sudah sangat bagus karena dekat dengan Jakarta dan sekitarnya termasuk Karawang. Penyerapan beras untuk Jakarta relative tinggi termasuk komoditas jagung. “Ada 16 pabrik pakan di Banten. Tapi kita belum bisa memberi kontribusi besar (bahan baku) karena ketidakmampuan petani mengolah potensi, dan pasca panen. Pabrik pakan tidak mau menyerap jagung petani kalau kualitas tidak bagus, tidak ada nilai tambah. Sehingga, ke depan kita perlu meminta kepada Pemprov Banten agar fokus, seirama dengan OPD (organisasi perangkat daerah) lain. Dari hulu – hilir, tidak hanya dinas pertanian bersinergi menciptakan nilai tambah berbagai komoditas pertanian, termasuk jagung untuk bahan baku pakan,” tegas Nasir. (sl/IM)















