Thaksin Minta Pendukungnya Rujuk


BANGKOK – Mantan perdana menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, Selasa (4/5), meminta pendukungnya mengupayakan rujuk setelah pemerintah menawarkan penyelenggaraan pemilu November mendatang untuk

Thaksin

mengakhiri kemelut politik. “Rujuk itu baik untuk semua orang,” katanya dalam pernyataan perteleponnya pada pertemuan partai oposisi Puea Thai. “Hari ini jangan berpikir tentang masa lalu, tapi melihatlah ke masa depan. Dengan begitu rujuk bangsa terjadi,” kata Thaksin yang kini hidup di pengasingan itu.

Dengan mengisyaratkan adanya kemungkinan terobosan dalam mencairkan kebuntuan lama antara pemerintah dan para pendukungnya, Thaksin mengatakan ia berharap bahwa hal baik akan terjadi pada Hari Penobatan, Rabu. Ia menyebutnya sebagai tanggal keberuntungan. “Saya pikir harus ada awal pembicaraan untuk menciptakan iklim yang baik,” katanya.

Dalam hal ini, Thaksin membebaskan kelompok ‘kaus merah’ yang selama ini mendukungnya untuk memutuskan apakah akan menerima tawaran PM Abhisit Vejjajiva tentang penyelenggaraan Pemilu 14 November itu. Para pengunjuk rasa anti-pemerintah Thailand sebelumnya menyatakan bahwa mereka serius mempertimbangkan tawaran PM Abhisit itu tapi mereka perlu waktu untuk membahasnya.

Thaksin digulingkan dari kursi perdana menteri (2001-2006) dalam kudeta

para pendukung Thaksin

militer tak berdarah. Sejak itu, ia tinggal di pengasingan untuk menghindari hukuman penjara dalam kasus korupsi. Banyak penentang pemerintah yang berunjuk rasa di Bangkok sejak pertengahan Maret mengupayakan hartawan telekomunikasi yang menjadi politisi itu kembali berkuasa dengan memuji kebijakan merakyatnya. Mantan perdana menteri yang buron itu dilaporkan menyewa kantor pengacara internasional untuk membantu gerakan anti-pemerintah menyelenggarakan unjuk rasa di Bangkok.

Amsterdam & Peroff yang berkantor di Toronto, London, dan Washington, menyatakan, pihaknya dipilih Thaksin untuk membantu perjuangan memulihkan demokrasi dan penegakan hukum di Thailand. “Kami diminta mantan perdana menteri, (Thaksin) Shinawatra, mengatasi masalah penting ini dan kami akui ini tantangan rumit dan peka untuk mengurai kemelut politik rakyat Thailand,” kata Robert Amsterdam, pendiri kantor hukum tersebut. “Tujuan kami adalah menjelajahi setiap cara hukum untuk membantu gerakan pendukung demokrasi itu dan mengimbau masyarakat internasional agar tidak menenggang penumpasan dengan cara kekerasan terhadap pelaku unjuk rasa damai,” katanya.

pendukung Thaksin

Di Podgornica, Montenegro, akhir April lalu, Thaksin mengakui keterkaitannya dengan para demonstran ‘kaus merah’ di Thailand. “Ya, kami berbicara. Kami hanya berjuang demi demokrasi. Biarkan mereka berjuang demi demokrasi dan keadilan. Itu saja,” kata Thaksin kepada wartawan.

Thaksin yang memegang paspor Republik Adriatik ini tiba di Montenegro akhir pekan lalu untuk melakukan pembicaraan tentang penanaman modal di negara itu. Kunjungan Thaksin ke Montenegro merupakan kali kedua tahun ini. Kunjungan pertamanya tahun ini berlangsung pada 13 Maret lalu dimana dia tiba dengan pesawat pribadi ke Trivat, kota pesisir Montenegro, dari Dubai.

Pejabat Montenegro belum pernah menjelaskan tentang cara Thaksin memperoleh kewarganegaraan republik bekas Yugoslavia itu. Sumber Pemerintah Thailand menyebutkan, pemerintah siap merundingkan ampunan bagi pemimpin penentang pemerintah sebagai bagian dari usul peta jalan rujuk untuk Pemilu November 2010.(IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *