Tema Waisak 2024 Paralel dengan Prinsip Etik Keperawatan
dilaporkan: Liu Setiawan
Jakarta, 23 Mei 2024/Indonesia Media – Tema Waisak 2024 ‘untuk hidup bahagia sebagai makhluk dan Manusia, Marilah Kita Meningkatkan Kesadaran yang Diajarkan oleh Sang Buddha’ paralel dengan prinsip etik keperawatan, yakni adil terhadap semua pasien tanpa melihat latar belakang, suku, ras, dan agama. Perawat saat memberi pelayanan tidak boleh membeda-bedakan, apakah pasiennya Muslim, Kristen, Buddha, Hindu dan lain sebagainya. “Momentum Waisak tahun ini, tenaga kerja keperawatan terus memberi pencerahan untuk hidup bahagia dengan kesehatan pasien,” sekjen Perkumpulan Perawat Pembaharuan Indonesia atau P3I, Sukendar mengatakan kepada Redaksi.
Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Selain kondisi tenaga kesehatan atau perawat di Indonesia multietnis, ada yang Muslim, Kristen, Buddha, Hindu, Konghucu. “Sehingga DNA nya sama, bahwa kami adalah perawat memberi pelayanan tanpa melihat latar belakang pasien. Kami tidak boleh membeda-bedakan pasien,” kata Sukendar melalui sambungan telepon.
Kondisi tenaga kerja keperawatan multietnis juga, contohnya juga terefleksi dalam rumah-rumah sakit Tzu Chi baik di PIK (Pantai Indah Kapuk) Jakarta Utara maupun Cengkareng Jakarta Barat. Rekan-rekan sejawatnya P3I di Tzu Chi, ada yang Muslim, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu. Selama ini perawat yang bekerja di berbagai rumah sakit di Indonesia terus meningkatkan toleransi dalam beragama. “karena DNA nya sama, memberi pelayanan kepada masyarakat. Selain ada sumpah perawat, bahwa kami harus memberi layanan perawatan tanpa terkecuali dan berpegang pada prinsip etik keperawatan,” kata Sukendar. (LS/IM)