Surat Pembaca: OPM, Dibodoh-Bodohin Kok Mau?


Isu Papua merdeka terus dikembangkan kelompok separatis Papua. baik di

dalam maupun di luar negeri.

Dengan banyaknya masalah separatisme di Papua,

memunculkan dugaan bahwa ada campur tangan pihak asing dalam mengelola isu

tersebut.

Saat ini isu yang paling diutamakan untuk terus dikembangkan oleh kelompok

separatis Papua adalah demokratisasi dan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh

TNI dan POLRI yang bertugas di Papua. Isu-isu yang sangat menarik dan penuh

dengan kepentingan ini yang sering dimanfaatkan oleh LSM asing atau kelompok

separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk dieksploitasi dan dipolitisasi di forum

internasional.

Kita perlu melihat kebelakang, yaitu kasus lepasnya Timor Timur. Kasus tersebut dapat

memberikan kita pandangan bahwa terdapat adanya campur tangan kepentingan

dan kekuatan pihak asing di Indonesia yang tidak bisa dibendung oleh pemerintah

Indonesia. Sehingga, patut diduga dan diwaspadai bila organisasi internasional dan

LSM tertentu berupaya mendorong dan mendukung aksi-aksi separatisme di Papua.

Antara lain, dengan menggunakan kedok dan bersembunyi di balik isu HAM dan

demokratisasi.

Melihat dari kasus lepasnya Timor Timur, maka kita juga mewaspadai terkait isu

tentang tuntutan referendum dari sebagian masyarakat Papua untuk memisahkan diri

dari NKRI diduga juga tidak lepas dari adanya campur tangan dan kepentingan pihak

asing, yang memang sengaja ingin memecah-belah NKRI terutama di daerah timur

Indonesia yang juga merupakan asset negara dan menjadikan posisi penting bagi

negara asing untuk mendukung kekuatan pemerintahannya di bidang keamanan dan

pertahan.

Menurut saya, tidak berlebihan jika kita (khususnya pemerintah Indonesia dan

masyarakat Indonesia pada umumnya) menduga bahwa gerakan separatis Papua

mendapat dukungan juga dari pihak asing. Penyebab gampangnya digoda dan

goyang untuk lepas dari pemerintah Indonesia dikarenakan letaknya yang paling jauh

dari ibukota Indonesia yaitu timurnya Indonesia, selain itu yang paling mudah untuk

dilakukannya pengadudombaan adalah klaim tentang perbedaan ras, dan masih

dipermasalahkan integrasi masyarakat Papua ke dalam masyarakat Indonesia.

Perlakuan tidak adil dari pemerintah pusat maupun aparat keamanan kepada

masyarakat Papua maupun aparat keamanan kepada masyarakat Papua membuat

kelompok separatis Papua selama ini terus berupaya mencari dukungan dunia

internasional dengan menciptakan opini terjadinya pelanggaran HAM di Papua. Untuk

mendukung perjuangan mereka (Kelompok separatis Papua) dan campur tangan

dalam penyelesaian masalah Papua, mereka selalu menghalalkan segala cara untuk

melibatkan dunia internasional

Kita sebagai masyarakat Indonesia wajib merasa curiga dan selalu mewaspadai

adanya dugaanketerlibatan pihak asing yang mendukung separatis Papua. Karena

kita tidak bisa pungkiri bahwa banyaknya kepentingan tertentu di balik aktivitas

kegiatan pihakasing yang berkedok LSM asing, berkedok jurnalistik, penelitian, medis,

keagamaan, atau aktivitas kemanusiaan lainnya yang sebenarnya dapat merugikan

pemerintah RI.

Permasalahan di Indonesia dari sabang sampai dengan marauke seharusnya masalah

itu diselesaikan secara internal dalam negeri. Khususnya masalah di Papua seperti

tuduhan pelanggaran HAM dan ketidakadilan di Papua seharusnya juga diselesaikan

secara internal dalam negeri bukan melibatkan pihak-pihak asing yang tidak tahu

menahu permasalahn di negeri kita tercinta ini Indonesia. Asing hanya mementingkan

kepentingan negeranya dengan menjelek-jelekkan negara lain yang sedang ada

masalah.

Untuk itu mari kita dukung pemerintah untuk tetap berusaha mensejahterakan

masyarakat Papua, melakukan pembangunan di Papua serta menolak secara mentahmentah kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok separatis Papua yang hanya dibodohbodohin oleh negara asing, tanpa mengetahui mahsud dan tujuan negara asing

tersebut.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *