Strategi Sekolah Swasta Dapat Siswa Baru dengan Jaga Kualitas


Strategi Sekolah Swasta Dapat Siswa Baru dengan Jaga Kualitas

dilaporkan: Setiawan Liu
Jakarta, 20 November 2020/Indonesia Media – Delapan bulan menghadapi pandemi virus corona,
membuat sektor pendidikan formal khususnya kegiatan belajar tatap muka di sekolah di seluruh zona risiko terganggu, dan membuat para orang tua bingung dan bimbang. Kendatipun Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim sudah mengizinkan pemerintah daerah untuk memutuskan pembukaan sekolah dan kegiatan belajar tatap muka per Januari 2021, tetapi beberapa pengelola sekolah masih harus memeras otak untuk mendapat siswa baru dengan tetap menjaga kualitas pendidikan sekolahnya. “Selama pandemi, kami khawatir juga kalau jumlah murid baru berkurang. Tapi upaya kami dengan beberapa strategi promosi, tanpa mengabaikan kualitas pendidikan. Untuk yang manual, kami sebar flyer langsung maupun by WhatsApp. Tapi beberapa gang dan jalanan ditutup selama pandemic covid, sehingga kami harus tunggu Januari tahun depan,” kata Ketua Yayasan salah satu sekolah di bilangan Krendang Jembatan Lima Jakarta Barat, Arifin Tanzil.
Selain penyebaran flyer, Yayasan juga memang spanduk di beberapa titik dan ruas jalan. Strategi promosi ini juga dibarengi dengan acara open house untuk para orang tua. Sehingga mereka bisa melihat langsung fasilitas, sarana dan prasarana kegiatan belajar di sekolah tersebut. “Karena PSBB (pembatasan sosial berskala besar), sehingga para orang tua juga belum begitu antusias untuk datang ke sekolah, ikut open house. Kecuali anak murid yang sekolah disini. Kami terus siasati agar jumlah murid baru tidak menurun untuk tahun ajaran baru, kendatipun suasananya masih diterpa covid,” tegas mantan Ketua Badan Koordinasi Pendidikan Buddhis Indonesia
Yayasan juga berharap dengan pengumuman Mendikbud untuk pembukaan sekolah, para orang tua minimal di seputar lokasi sekolah antusias untuk mendaftarkan anak-anaknya. Selama ini sekolah di bawah Yayasannya, yakni Bhakti Utama  dikenal karena promosi from mouth to mouth mengenai prestasi bahasa Inggrisnya. karena pelajaran bahasa Inggris dan suasana ‘English speaking environment’ sudah diterapkan sejak TK (taman kanak-kanak). “Kami jual ‘prestasi’ sehingga dari mulut ke mulut, para orang tua mengenal Bhakti Utama. Tapi kami meningkatkan menjadi sekolah, tapi trade mark nya tetap  dengan prestasi bahasa Inggrisnya. Siswa kelas 6, ada ujian berbahasa inggris dan mendapat ijazah khusus, (yakni) Cambridge International. Selain bahasa Mandarin juga mulai diberikan,” tegas Arifin.
Akibat pandemic, anak-anak sudah mulai jenuh belajar secara online di rumah. Selain, suasana pembelajaran online bisa membuat malas, dan ada cara untuk menghindari aplikasi zoom. Sebagian anak-anak juga akhirnya meminta kepada orang tuanya untuk kembali masuk kelas di sekolah atau offline. “Banyak orang tua yang mengadu, bahwa satu jam saja, (anak-anak) sudah tidak mau lagi belajar. Terutama yang masih kecil, masih TK (taman kanak-kanak). Selain, anak TK pasti nggak bisa menggunakan gadget,” kata Arifin.
Satu waktu, ada orang tua yang mendatangi pihak sekolah dengan kondisi anaknya menangis. Mereka berharap ada sistem pembelajaran offline atau tatap muka. Yayasan dan kepala sekolah akhirnya memberi solusi untuk guru diperbolehkan  homevisit. Dengan homevisit guru bisa memberikan materi dgn kelompok belajar kecil antara 3-5 anak dalam satu kelompok belajar. ada juga orang tua yang minta cuti karena tidak bisa menerima sistem pembelajaran online. “Selama belajar online, ada orang tua yang keberatan dengan tetap bayar uang sekolah. Akhirnya dia datang kesini dan minta cuti. Kami jelas tidak bisa memberi keringanan berupa cuti. Kalaupun mau, anaknya harus mengulang tahun depan. Tidak ada cuti dalam kegiatan bersekolah. Karena kami terus didesak, akhirnya solusinya pembelajaran homevisit  seminggu sekali . Guru berkunjung kerumah anak” tegasnya. (sl/IM)
Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *