Siapa Samantha Lewthwaite, Wanita di Balik Terorime Kenya?


Nama samarannya Natalie Webb. Ia orang yang menyenangkan dan sopan.

Seorang wanita kulit putih berkebangsaan Inggris mendadak menjadi orang paling dicari di seluruh dunia. Namanya Samantha Lewthwaite. Julukannya ‘white widow’, atau janda putih. Ia diduga mendalangi aksi terorisme yang menyerang Mal Westgate di Kenya, akhir pekan lalu.

Siapa sebenarnya Samantha?

Wanita 29 tahun itu dilahirkan oleh pasangan Andy Lewthwaite dan Christine Allen. Ayahnya seorang tentara Inggris, dan ibunya Katolik Irlandia. Masa kanak-kanak Samantha dihabiskan di Banbridge, Co Down. Tak ada yang spesial, ia melakoni masa kecil layaknya anak-anak lain.

Ia kemudian pindah ke Aylesbury. Tahun 1995, kedua orangtuanya bercerai. Entah apa penyebabnya, Samantha memutuskan masuk Islam di umur 17 tahun. Kemudian, ia menikah dengan Germaine Lindsay, pemuda asal Jamaika. Mereka dikaruniai tiga orang anak.

Sayang, keluarga mereka tak utuh lagi sejak tahun 2005. Germaine menjadi martir dalam bom bunuh diri di stasiun King’s Cross, London, Juli 2005. Sekitar 26 orang tewas dalam kejadian itu. Samantha kemudian menghilang pada 2009 bersama anak-anaknya.

Dua tahun kemudian, barulah ia muncul kembali. Rupanya, saat itu ia baru saja bepergian ke Kenya menggunakan paspor palsu. Samantha pun menjadi buron. Nama samarannya Natalie Webb. Nama itu didapatnya dari seorang perawat Inggris.

Dengan nama itu, Samantha menyewa setidaknya tiga properti di Johannesburg. Ia tercatat tinggal di Mayfair, sebuah lingkungan yang banyak dihuni masyarakat berkebangsaan Asia. Ia sempat bekerja sebagai ahli komputer di sebuah pabrik makanan halal.

Samantha mendadak mengundurkan diri dari pekerjaannya setelah pejabat Kedutaan Besar AS datang mewawancarainya, tahun lalu. Webb alias Samantha juga dikejar utang. Ia terlilit utang 4 ribu poundsterling dari bank dan toko pakaian.

Namun, utang itu dihapus karena bank gagal melacak keberadaannya. Pemerintah Johannesburg menyebutkan, mereka menemukan setidaknya dua ID yang berbeda pada beberapa lisensi mengemudi dan paspornya. Samantha berkelit seperti belut. Licin.

Ia akhirnya kembali terlihat dalam penyerangan di mal Kenya, Sabtu lalu. Seorang saksi menyebutkan, seorang wanita kulit putih terlihat membawa senjata, bergabung dengan para teroris kelompok Al-Shabaab. Wanita itu, diduga Samantha, ikut menembaki orang-orang.

Bersamanya, terlihat dua anak laki-laki berusia belasan tahun. Satu di antaranya terlihat mengenakan bandana dan membawa sarung gitar tempat menyimpan pistol. Kesaksian itu dikukuhkan oleh seorang tentara yang ikut mengamankan penyerangan itu.

Aksi terorisme di Kenya itu menewaskan lebih dari 60 orang. Pembunuhan pun dilakukan dengan sadis. Mayat menggantung di langit-langit. Jari-jari dipotong, bagian tubuh dilempar ke luar gedung. Mata, telinga, dan hidung pun menjadi sasaran kekejaman.

Kini, Samantha kembali menghilang. Interpol telah mengeluarkan ‘red notice’ untuk pencarian wanita itu. Seluruh negara diminta ikut mencarinya. Dikhawatirkan, Samantha memanfaatkan tiga anaknya untuk ‘berlindung’.

Keluarga Samantha di Aylesbury tak percaya kerabat mereka terlibat penyerangan sadis itu. Elizabeth Allen, nenek Samantha bahkan sampai masuk rumah sakit. Menurut mereka, Samantha hanya wanita Inggris biasa yang tak berkepribadian mencolok. Ia tipe pengikut, bukan pemimpin.

Konselor Raj Khan, yang tahu persis kepribadian Samantha menyebutkan wanita itu terkesan menyenangkan dan sopan. Sama sekali tak keras kepala. “Saya benar-benar takjub dia menjadi kepala organisasi teroris internasional,” katanya seperti dikutip laman Mirror.

Niknam Hussain, mantan Walikota Aylesbburry pun menegaskan pihaknya berpendapat Samantha tak bersalah. Sampai ada bukti wanita itu terlibat, ia akan tetap beranggapan demikian. Mantan bos di pabrik makanan tempat Samantha pernah bekerja pun berkomentar, ia wanita yang pendiam.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *