Bagaikan selebriti, selama ini mission trip ke Papua hanya membagikan pakaian bekas, dan mengadakan KKR tanpa follow up pemuridan. Mereka mengajari penduduk asli Papua untuk mendirikan gedung persekutuan super mewah. Padahal orang Papua tidak hanya butuh diceramahi mengenai keselamatan dan hidup kekal. Mereka butuh guru-guru dan tenaga medis yang ulet. Mereka butuh pegawai negeri, pegawai swasta dan pengusaha yang mau hidup membaur bersama-sama mereka dan menjadi teladan bagi mereka.
Demikian benang merah acara Sharing with Roger Ernest Doriot yang digelar oleh Washington Oikumene Masyarakat Indonesia (WOMI) di Maryland, Juli 2011. Sharing ini menghadirkan Buce Tahalele, Anneke Mangindaan, Joe Wahyudi, Melissa Giovanny, James bangga, Nathanael Santoso, Tasia Leleuri, Theo Sitaniapessy, Budi Utama, Meltrine Aritonang, Walter Engelen, Victor Pattianakota, Tony Kansil, Geisje Maringka, dan Partogi Samosir selaku pemrakarsa.
“Misi ke Papua harus holistic, yaitu mendampingi, membina, melatih penduduk asli Papua dengan keterampilan/keahlian melalui Pendidikan, Pemberdayaan Ekonomi dan Kesehatan. Saya melatih orang asli Papua agar mampu menjadi pelaku utama pembangunan di daerahnya,” kata Roger Ernest Doriot, warga negara Amerika yang sejak tahun 1975 sampai sekarang melayani di Papua.
Untuk membangun Papua perlu hati bersih, jujur. Fokus kepentingan kita harus hanya bagi orang asli Papua. Jangan seperti para saudagar yang datang ke Papua dan menjadi rentenir, sehingga banyak orang asli Papua terjerat bunga pinjaman tinggi. Sekarang waktunya kita hadir secara nyata dan menjadi teladan di Papua. Mari kita MEMBERDAYAKAN penduduk asli Papua, dan bukan MEMPERDAYAKAN mereka demi kepentingan kita.
Partogi Samosir
Counselor
Embassy of Indonesia
2020 Massachusetts Ave, NW
Washington, D.C. 20036