SBY: Presiden Baru, Jangan Menyalah-nyalahkan yang Lama


Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menekankan soal etika bernegara di antara tokoh politik. Menurutnya, sesama tokoh yang pernah menjabat sebagai presiden tidak boleh saling mendahului.

“Presiden baru, jangan menyalah-nyalahkan yang lama dan presiden yang lama tidak menjelek-jelekan yang baru,” katanya dalam seminar menyambut Kemerdekaan Indonesia ke-70 di Universitas Indonesia, Kamis, 20 Agustus 2015.

“Tak baik presiden lama menjelek-jelekan yang baru, atau yang lain. Saya tambah optimis setelah pensiun digantikan generasi yang baru,” kata Presiden Indonesia keenam ini.

SBY, panggilan akrab Yudhoyono, menjelaskan Indonesia harus mempertahankan model pembangunan berkelanjutan dan persahabatan di kancah dunia. Dia menyebut membantu Indonesia di pentas global dengan jabatannya sebagai Chairman Global Growth Green Institut sampai Desember 2016.

“Jokowi menyelesaikan masalah dalam negeri. Saya mengimbangi yang tidak dikerjakan beliau di forum global,” kata SBY.

Dia mengatakan saat pemerintahannya selama sepuluh tahun, pendapatan Indonesia mencapai US$ 3.449, pada tahun 2013. Pada era Orde Baru pendapatan per kapita masih US$ 1.100-1.200 dan saat krisis moneter tersisa hanya US$ 600.

Pada sepuluh tahun terakhir jabatan saya, katanya, bisa pendapatan per kapita meningkat sampai US$ 3.449 dari US$ 1.100 per kapita.

Menurutnya, bila perkembangan ini bisa terus dilanjutkan tidak menutup kemungkinan pada 2030 Indonesia bakal menjadi emerging economy.

Mantan Kasosspol ABRI ini mengatakan kawasan Asia-Pasifik ekonominya kurang tumbuh. Hal itu karena banyak yang terpecah belah.

Dia berharap setiap warga negara Indonesia harus kuat jiwa nasionalismenya. “Yang penting jangan terpecah-pecah. Papua untuk Papua, Aceh untuk Aceh, Kalimantan Timur untuk Kalimantan Timur, Banten untuk Banten. Semuanya harus jadi satu,” ucapnya.

Indonesia yang mempunyai beragam suku dan bangsa, wilayahnya tidak boleh satu per satu lepas. Negara, kata dia, tidak boleh lengah terhadap ancaman yang bisa membuat pecah belah kesatuan. “Jaga kedaulatan dan keutuhan wilayah. Negara harus tegas, namun bijak. Keutuhan NKRI adalah harga mati,” tuturnya.

SBY berpesan agar Indonesia menjalin hubungan dengan negara lain. Masa depan Indonesia harus dimulai dari transformasi dari ekonomi sumber daya alam ke ekonomi berbasis sumber daya manusia, iptek, inovasi, dan wirausaha. “Indonesia masih mempunyai banyak pekerjaan rumah,” katanya.( Tp / IM )

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *