Riwayat Hidup yang Hebat Nkosi Johnson


Rasa sedih mengawali kisah hidup Nkosi Johnson. Nkosi Johnson mengakhiri perjuangan hidupnya di usai 12tahun lewat 3bulan

Percepatan hidupnya terjadi karena Nkosi hidup dengan penyakit Aids sejak lahir. Nkosi dilahirkan sebagai Xolani Nkosi pada bulan Februari 1989 di sebuah kota kecil di pinggiran Johannesburg, Afrika selatan. Dia dilahirkan dan dibesarkan tanpa pernah tau siapa ayah yang sebenarnya. Sewaktu mengandung Nkosi, ibunya menularkan virus HIV kepadanya sehingga sejak lahir dia telah didiagnosis HIV Positif. Fakta membuktikan bahwa setiap hari ada sekitar dua puluh ribu orang baru yang aliran darahnya disusupi virus HIV dan satu diantara 70ribu bayi yang dilahirkan dengan Aids di Afrika Selatan tiap tahunnya adalah Nkosi Johnson.

Kehidupan Nkosi selanjutnya bertambah berat. Ketika penyakit Aids yang diderita Ibu kadungnya semakin barah, ibu kandungnya tidak mungkin lagi untuk membesarkan Nkosi secara layak, akhirnya Nkosi kecil kekurangan kasih sayang dari figur ayah dan ibunya.

Selanjutnya seorang praktisi Hubungan Masyarakat kota Johannesburg bernama, Gail Johnson mengadopsi Nkosi sebagai anaknya sendiri. Perbedaan warna kulit Gail Johnson yang putih dan Nkosi yang berkulit hitam sama sekali tidak mengurangi kasih sayang Gail terhadap Nkosi.

Bersama Gail Johson

Di tahun 1997, berbagai sekolah dasar di Johannesburg tidak mau menerimanya sebagai Murid karena ia mengidap HIV, dengan alasan banyak orang tua dan guru yang ketakutan tertular penyakit HIV. Akhirnya dengan suara lantang, Nkosi dan Gail memprotes keputusan tersebut, mulai dari kejadian inilah, dia mulai dikenal publik, terutama tingkat politik tertinggi di Afrika Selatan.

Isi protesnya adalah Nkosi seharusnya diperbolehkan bersekolah karena hukum disana mengatakan tidaka da seorangpun yang boleh didiskriminasi akibat status kesehatannya, dan Nkosi ingin menangih janji tersebut. Perjuangan mereka membuahkan hasil, sekolah tersebut membatalkan keputusannya dan membirkan Nkosi menjadi bagian dari murid-murid yang lain

Akan tetapi kesedihan datang kembali kepadanya, dihari pertama dia sekolah, ibu kandungnya Daphne Nkosi meninggal.

Nkosi membuktikan bahwa mujizat itu nyata. Nkosi dapat hidup sampai dia menginjak usia delapan tahun, padahal kebanyakan meninggal dunia di usia balita. Mujizat tersebut terjadi karena perawatan yang baik dan semangat hidup Nkosi yang besar.

Nkosi melanjutkan pendidikannya sampai umur 12tahun. Dia menjalani hidupnya dengan sebaik-baiknya. Dia aktif dikegiatan sekolahnya dan pusat-pusat worshop Aids. Usaha Nkosi untuk menghancurkan stigma orang-orang terhadap para pengidap Aids yang selalu dijauhin, dibenci bahkan disakiti akhirnya membuahkan hasil, dimana Nkosi mendapat kesempatan buat menjadi pembicara utama di Konferensi Aids Internasional ke13 di Durban, Afrika Selatan.

Kesempatan terbesar ini dimanfaatkan bukan hanya buat ngomong soal penyakit yang dideritanya, tetapi juga mendorong para penderita Aids untuk berani terbuka mengenai penyakitnya, tepat dihadapan 10ribu lebih delegasi yang datang ke Konferensi tersebut.

Nkosi yang sering tersenyum, bersepati kets dan mengenakan sweater ketika pulan dari konfrensi Aids di Atlanta AS, kondisi tubuhnya memburuk dan akhirnya didiagnosis mengalami kerusakan otak, akibat aid yang dideritanya. Gail Johnson selaku ibu angkatnya selalu berada disampingnya, menyuarakan perhatiannya tidak hanya pada Nkosi tetapi buat semua penderita Aids di Afrika.

Akhir hidupnya terhenti ditanggal 1 Juni 2001. Nkosi, sang bocah kecil dimakamkan selayaknya seorang pahlwan di Johannesburg untuk menghargai keberaniannya. Saat upacara kematiannya, ributan pelayat hadir termasuk Nelson Mandela. Penghargaan tertinggi dalam hidupnya ditandai dengan gelar “Ikon untuk perjuangan Hidup”.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *