Presiden SBY: Tolak Pendirian Negara Islam


JAKARTA –  Negara Indonesia bukanlah negara Islam. Karena itu, segala bentuk pemaksaan kehendak untuk berdirinya negara Islam harus ditolak. “Meskipun Indonesia bukan negara Islam, sesungguhnya kita menghormati, mengadopsi nilai dan hukum Islam dalam praktik berbangsa dan bernegara kita. Tetapi, kalau kelompok ini kembali untuk mengubah dasar negara kita,

SBY

konstitusi kita, mengubah kerangka negara kita, tentu itu sesuatu yang tidak bisa diterima oleh rakyat Indonesia,” tegas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), saat memberikan keterangan terkait aksi terorisme, sebelum melakukan kunjungan kerja ke Malaysia dan Singapura, di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (17/5).

Presiden yang didampingi Wakil Presiden Boediono, Ketua DPD Irman Gusman, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Menlu Marty Natalegawa, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Mentan Suswono, Mendiknas M Nuh, Menakertrans Muhaimin Iskandar, Kembudpar Jero Wacik, Kepala BKPM Gita Wirawan mengatakan, kelompok teroris ini memaksakan kehendaknya untuk mendirikan negara Islam.

“Saya mengajak rakyat Indonesia untuk bersama-sama menyelamatkan bangsa kita dan rakyat kita dari ancaman terorisme dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Kepada seluruh kepala daerah, seluruh provinsi, kabupaten, dan kota, dan kepada semua pihak untuk waspada, kontributif dan melakukan pencegahan terorisme. Bagi anak-anak kita jangan sampai terjebak dalam terorisme,” kata Presiden.

Anggota Baru – Presiden mengatakan, meskipun tokoh-tokoh utama yang membuat negara Indonesia tidak aman selama 10 tahun sudah dilumpuhkan, tetapi ternyata pelaku-pelaku yang selama ini melakukan aksi-aksi terorisme masih melakukan tindakan serupa.“Meski pernah dipenjarakan, keluar lalu melakukan hal yang sama. Karena itu, yang kita hadapi saat ini sesungguhnya mereka-mereka yang selama 10 tahun terakhir memimpin, mengendalikan, merencanakan dan melakukan aksi-aksi terorisme ditambah dengan anggota-anggota baru,” kata Presiden.

Presiden menambahkan, yang menarik perhatian semua pihak adalah sasaran dari terorisme yang berubah. “Yang dulu biasanya sasaran asing, tetapi kini mereka juga menjadikan bangsa sendiri, negara sendiri, pemerintah sendiri sebagai sasaran.Ini terkuak dan dapat diketahui dari hasil investigasi, pengakuan mereka sendiri. SMS yang masuk ke saya minggu-minggu terakhir ini bahwa mereka mengarah untuk terus melakukan aksi terorisme, kelompok itu, karena mereka ingin kembali untuk berdirinya sebuah negara Islam. Sesuatu yang sudah rampung dalam perjalanan sejarah bangsa kita,” kata Presiden.

Di samping itu, kata Presiden, kelompok teroris menggunakan Aceh sebagai basis pengorganisasian dan latihan maupun rencana-rencana lainnya termasuk tempat di Provinsi lain,” kata Presiden yang berjanji akan membahas pencegahan gerakan transnasional dengan pemerintah negara tetangga dalam kunjungannya ke Malaysia dan Singapura. (suarapembaruan/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *