Presiden: Indonesia Harus Berubah dari Konsumsi ke Produksi


Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan Indonesia sudah sampai ke tahapan untuk mengubah kharakter dari negara konsumen menjadi negara produsen, ketika memberi sambutan penuh semangat di ajang World Economic Forum di Jakarta, Senin (20/4).

Di hadapan para pelaku bisnis dan pengambil keputusan kawasan Asia yang ahdir di forum ini, Presiden Jokowi juga dua kali mengucapkan kalau ada masalah investasi di Indonesia, “call me!”, sembari membuat gerakan tangan menerima telepon.

Dalam kesempatan itu, Presiden menuturkan tahapan-tahapan penting perubahan ekonomi Indonesia sejak era 1970an, ketika negeri ini masih dikenal sebagai penghasil minyak yang besar.

“Indonesia kaya minyak mentah, harga minyak melonjak dan Indonesia adalah satu-satunya negara Asia yang menjadi anggota OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak),” kata Presiden dalam acara yang disiarkan live oleh Beritasatu News Channel.

Pada 1980an, minyak dan gas mencakup 80% ekspor Indonesia, sementara harganya anjlok. Akibatnya nilai tukar rupiah juga melemah dan Indonesia dilanda krisis ekonomi.

“Namun krisis economi juga mendatangkan peluang. Setelah era 1980an, dengan turunnya harga minyak, Indonesia memulai industrialisasi. Dalam 15 tahun berikutnya kami membangun industri tekstil, garmen, furnitur, kertas dan pulp, minyak sawit dan kimia,” kata presiden. Pada 1995, porsi ekspor migas sudah mengecil menjadi 30% dari total ekspor.

Namun sekarang ini, rakyat Indonesia dihadapkan pada situasi yang sama, di mana harga-harga komoditas anjlok, nilai tukar rupiah terpukul dan itu menyengsarakan banyak orang, kata presiden.

“Namun saya katakan pada Anda, kami telah melewati hal seperti ini sebelumnya, dan kami akan melakukannya lagi. Hari ini, kami harus berubah dari konsumsi kembali ke produksi dan investasi. Investasi di bidang infrastruktur dan industri, namun yang paling penting adalah investasi sumber daya manusia, yang merupakan sumber daya terpenting abad ke-21,” kata Presiden disambut aplaus pengunjung.

Presiden mengakui perubahan akan membawa sengsara dan menciptakan kubu yang menang dan yang kalah.

“Namun tidak akan ada kemajuan tanpa perubahan, tidak akan ada hasil tanpa rasa sakit. Bahkan dengan rasa sakitnya, rakyat kami tetap mengatakan: ‘tolong Pak Jokowi, bawa perubahan di negara ini’,” kata presiden.

“Untungnya sejarah berpihak pada kami. Bahkan boleh saya katakan Tuhan berpihak pada kami. Setelah krisis finansial Asia 1997, orang-orang di seluruh dunia bertanya apakah Indonesia akan bisa selamat? Hari ini, hampir 20 tahun kemudian, kami menjadi kekuatan demokrasi yang stabil dan kuat, prinsip Bhinneka Tunggal Ika lebih dijiwai dari sebelumnya, dan Indonesia adalah kekuatan ekonomi terbesar kelima di Asia,” kata presiden.

“Saya berdiri di sini untuk mengatakan dengan keyakinan 100%: bahwa Indonesia akan bertahan,” tegasnya.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *