Presiden Banggakan Istana Negara


JAKARTA,- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (4/8/2011), membanggakan Istana Negara kepada sejumlah pimpinan lembaga tinggi negara yang diundangnya.

“Yah, ini bisa dipakai untuk berbagai macam acara,” kata Presiden Yudhoyono kepada Ketua MPR Taufik Kiemas di Istana Negara, sebeluma berlangsungya pertemuan antarpimpinan lembaga negara.

Presiden bertemu dengan sejumlah pimpinan lembaga negara, antara lain Ketua MPR Taufik Kiemas, Ketua DPR Marzuki Alie, serta Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman, di Istana Negara, untuk membahas nota keuangan RAPBN 2012. Nota keuangan ini akan menjadi bagian penting dalam pidato kenegaraan Yudhoyono pada 16 Agustus mendatang di Gedung MPR/DPR/DPD.

Menanggapi perkataan Yudhoyono, Taufik pun menyatakan bahwa Istana Negara juga bisa dijadikan tempat berbuka puasa. Pernyataan Taufik ini mengacu pada acara buka puasa bersama antarlembaga negara dan BUMN di Istana Negara, Rabu (3/8) petang kemarin.

Istana Negara yang dapat dilihat dengan jelas dari Jalan Veteran, Jakarta Pusat, merupakan bagian dari kompleks Istana Kepresidenan RI. Di kompleks ini, terdapat pula Kantor Presiden, tempat rapat kabinet biasa digelar, serta Istana Merdeka yang bangunannya terlihat jelas dari Jalan Merdeka Utara.

Pada awalnya, di kompleks istana hanya terdapat satu bangunan, yaitu Istana Negara. Gedung yang mulai dibangun 1796 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Pieter Gerardus van Overstraten dan selesai 1804 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johannes Siberg tersebut tadinya rumah peristirahatan luar kota milik pengusaha Belanda, JA Van Braam.

Kawasan yang belakangan dikenal dengan nama Harmoni ini pada masa itu memang menjadi lokasi paling bergengsi di Batavia Baru. Selama masa pemerintahan Hindia Belanda, beberapa peristiwa penting terjadi di gedung yang sekarang d ikenal sebagai Istana Negara. Antara lain penetapan sistem tanam paksa atau cultuur stelsel oleh Gubernur Jenderal Graaf van den Bosch.

Pada mulanya, bangunan seluas 3 .375 meter persegi yang berarsitektur gaya Yunani Kuno itu bertingkat dua. Namun, pada tahun 1848, bagian atasnya dibongkar. Bentuk bangunan hasil perubahan 1848 inilah yang bertahan sampai sekarang tanpa ada perubahan yang berarti.

Sebagai pusat kegiatan pemerintahan, Istana Negara sekarang menjadi tempat penyelenggaraan acara-acara yang bersifat kenegaraan, antara lain pelantikan pejabat-pejabat tinggi negara, pembukaan musyawarah dan rapat kerja nasional, kongres nasional dan internasional, serta jamuan kenegaraan.

Meski demikian, acara informal seperti buka puasa bersama dan sebagainya juga bisa diadakan di bangunan megah cercat putih itu.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *