Polisi Temukan Senjata Api di Rumah Sigit


Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian RI menemukan senjata api dan sejumlah barang lainnya saat menggeledah rumah terduga teroris Sigit Qurdowi, Ahad 15 Mei 2011 kemarin. Di rumah yang berlokasi di Gang Arjuna, RT 01 RW 04, Kelurahan Serengan, Kecamatan Serengan, Surakarta, Jawa Tengah, itu polisi juga menyita beberapa barang yang dicurigai terkait dengan aksi terorisme.

Menurut Ketua RW 04, Sukarno Putro Nagoro, setidaknya ada 15 jenis barang yang disita polisi. Di antaranya, “Uang sekitar Rp 53,2 juta, senjata laras panjang, rompi, VCD porno, kaset pita, serbuk arang, buku-buku, dan kaus bertulisan ‘sabilillah’.”

Penggeledahan ini merupakan tindak lanjut penyidikan setelah tertembaknya Sigit oleh tim Detasemen Khusus Antiteror di Sukoharjo, Jawa Tengah, dua hari lalu. Sigit diduga sebagai pemasok senjata bagi kelompok teroris di sejumlah daerah sekaligus dalang bom Cirebon, Jawa Barat. ”Perannya (Sigit) bisa sebagai instruktur ataupun motivator,” kata Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Edward Aritonang. Selain itu, polisi menembak mati rekan Sigit, Hendro Yunianto.

Sukarno mengungkapkan, dia tidak ikut menggeledah ke dalam rumah. Dia bersama Aris Nugroho, Ketua RT 01 RW 04, hanya diminta polisi menjadi saksi dalam penggeledahan itu. Menurut dia, penggeledahan dimulai pada pukul 15.00 WIB dan berakhir sekitar pukul 17.30 WIB. Polisi, menurut Sukarno, masuk ke rumah Sigit dengan cara memecahkan kaca jendela. ”Polisi menjamin kaca itu akan diganti,” ujarnya.

Setelah penggeledahan, Sukarno menuturkan, sejumlah barang tersebut diletakkan polisi di teras rumah Sigit. Polisi, menurut Sukarno, menjelaskan bahwa semua barang yang disita itu ditemukan di kamar Sigit. Dia mengetahui adanya VCD porno karena sampulnya bergambar porno. “Polisi juga mengatakan kepada kami bahwa itu VCD porno,” katanya.

Semua barang tersebut lantas dimasukkan ke kantong plastik besar dan kardus serta dibawa ke mobil Laboratorium Forensik Lapangan milik Kepolisian Resor Kota Surakarta. ”Katanya mau dibawa ke markas. Enggak tahu markas yang mana,” kata Sukarno.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *