PERAYAAN NATAL OIKUMENE DI KBRI WASHINGTON DC


Dgn pak Dino

Pak Dino membuka sambutannya dengan pernyataan yang mengejutkan namun sangat
meneduhkan “For me Christmas is my most favorite time in the year. Indonesia tidak bisa disebut
indonesia lagi kalau tidak ada kristennya.. “. Keliatannya kata -kata ini sangat sederhana tapi ditengah
tengah santernya isu di tanah air mengenai penutupan dan pembakaran gereja. Bahkan mulai
beredarnya kecurigaan bahwa pemerintah mulai pilih kasih dan mendiskriminasikan kaum minoritas
yang dalam hal ini adalah umat kristen. Maka pernyataan sederhana ini mempunyai bobot yang
berbeda.Apalagi disebutkan bahwa yang mengundang dan menjadi host”tuan rumah “natal di KBRI ini
adalah pak Dubes dan ibu Rosa sendiri, yang seperti kita ketahui adalah umat muslim.

“Ini adalah pak Agus yang merupakan ketua panitia. Dibantu beberapa teman teman ini dalam
kepanitiaan ” sahut pak Partogi. Ditengah tengah perjamuan sederhana,sekaligus kebaktian dirumahnya
sehari sebelum perayaan tsb, Pak Partogi ini adalah pejabat konsul konsuler di KBRI, yang menjadi
motor penggerak perayaan ini. Diam diam saya mengagumi kesederhanaan dan kerendahan hatinya.
Jarang jarang juga saya melihat pejabat tinggi yang turun tangan membersihkan sampah dan ikut
melipat lipat kursi. Tidak heran saya melihat bahwa banyak masyarakat yang mencintainya.

Acara natal ini diadakan di KBRI washington DC tepatnya di presiden room, saya kira disebut demikian
karena disinilah dipajang semua foto presiden presiden Indonesia. Ruangan ini terlihat sangat elegant,
karena disamping adanya chandelier raksasa, langit- langitnya di hiasi dengan lukisan kayak venetian
hotel di Vegas. ” keren ” gumam saya sambil manggut manggut. Ruangan tersebut disambung dengan
ruangan besar lainnya yang berfungsi sebagai ruang makan dan overflow untuk mengantisipasi
membludaknya pengunjung yang datang. Saya perhatikan organ pipa raksasa yang berada di ruangan
tersebut, mungkin dulunya ruangan ini berfungsi sebagai music room.

Ibadah ini dilakukan dengan melibatkan 7 gereja yang berada di Washington DC dan sekitarnya
termasuk umat katolik.” Kita mau menjadi berkat, makanya di natal ini kita melakukan beberapa aksi

Pesan dari Pdt. Hanafi

sosial antara lain dengan feeding homeless di park, disamping itu ada extra kolekte yang akan
disalurkan ke panti asuhan yg bernama ADA HARI ESOK DI SURABAYA dan sumbangan buku untuk
anak-anak di Papua ” sahut Romo Agustinus dalam sambutannya yang mewakili panitia.

Ternyata umat kristen di Amerika ini , bukan aja peduli dengan saudaranya di Indo tapi mereka juga
peduli dengan bangsa lain bahkan yang bukan Kristen.Malam itu pdt. Daniel Hanafi sebagai vice
presiden dari World Harvest memberikan kenang- kenangan foto, dari aksi sosial World harvest USA di
Somalia kepada pak Dubes. Bulan lalu bersama 10 orang team medis dan truk truk makanan mereka
menempuh bahaya ke kamp pengungsi yang paling terpencil , yang 100 % adalah muslim dan tidak
punya akses ke makanan dan pengobatan.. Saat ini kondisi Somalia sangat kritis dan berbahaya,karena
bukan aja merupakan medan perang dengan Kenya, tapi banyak suicide bomber dan penculikan untuk
tebusan uang.” Thankyou , you are the first aid and first INDONESIAN who come to help us ” sahut
Amir, yang adalah pemimpin ulama di daerah itu.Matanya berkaca- kaca sambil menunjuk bendera
merah putih yang berkibar di truk truk makanan tersebut.

Tidak heran Pak Dino curhat malam itu dan menceritakan bahwa dia sangat impress dengan umat
Kristen yang disamping mempunyai faith, mereka juga sangat menonjol dalam perkara KASIH. “bukan di
hold sendiri tapi di spread ” begitu kira- kira istilah dia. “Kebetulan waktu tsunami Aceh terjadi, saya
menjabat sebagai juru bicara presiden. Waktu itukan banyak bantuan yang datang dari berbagai negara
termasuk negara negara Arab. Namun bantuan yang yang paling besar malah datangnya dari Western
country yang mayoritynya kristen. Yach termasuk Amerika ini. Saya melihat sendiri bahwa mereka itu

membantu tanpa pilih bulu, Apakah dia kristen, muslim ataupun Buddha semuanya dibantu.”

Pastor Daniel Hanafi yang diundang menjadi pembicara utama malam itu sempat membuat orang ketawa
terpingkal pingkal , ” Bayangin kalo orang majusnya itu perempuan, rasanya sich ceritanya akan lain.
Barangkali Maria akan dibantu bersalin, bukan itu aja hadiahnya rasanya pasti deh bukan gold, mur atau
kemenyan.Yang akan dibawa ,pastilah diaper, baju baby atau popok. Yang anehnya lagi kok malah
orang orang majus ini yang malah duluan tahu dan datang mengunjungi bayi Yesus , padahal majus ini
adalah ahli astrologi , peramal bintang atau zodiak yang konon dilarang diperjanjian lama. Kok ya bukan
imam Yahudi yang taat beribadah di bait suci. Yang rumahnya ndak jauh dari situ.
Kalo Tuhan aja begitu seharusnya gereja juga begitu. bisa menerima dan mengasihi semua orang.
Bahkan yang kelihatannya tidak layak sekalipun. Allah kita itu mengasihi bukan orang Kristen aja ,tapi
Dia mengasihi orang Buddha dan juga orang muslim ”

Dalam kesempatan tersebut pak Dino juga menyinggung masalah diskriminasi terutama terhadap kaum
keturunan Tionghoa yang diakuinya memang ada dan yang mencapai puncaknya dengan peristiwa Mei
1998. Namun, katanya “Kita mempunyai kemajuan pesat dalam kurun waktu 10 tahun ini , contohnya ya
di KTP sudah ndak ada lagi perbedaan untuk turunan Tionghoa , juga adanya program Tionghoa di
Televisi, bahkan kepercayaan Kong hu cu saat ini diakui negara sebagai agama. ”

Dia juga mengutip hasil survey independent yang mengatakan 97 % dari koresponden menginginkan
adanya undang undang yang menjamin kebebasan beragama. Bahkan Bappenas(Badan perancang
Nasional ) yang ingin mengetahui opini rakyat menemukan bahwa hak berkeyakinan atau kebebasan
beragama merupakan prioritas utama. “Mayoritas penduduk kita merasa perbedaan agama bukanlah
suatu ancaman. Cuma sayangnya ada sekelompok kecil group radikal yang berpendapat berbeda . Dan
bahayanya kelompok ini growing apalagi kalau ekonomi goyang” sahutnya. “Saya mau katakan
Indonesia bukan demokrasi muslim sekalipun mayoritasnya adalah muslim, tapi kita adalah demokrasi
Indonesia. Hati orang indo itu adalah moderat ” tegasnya sekali lagi. Saya melirik pendeta yang duduk
diseberang saya, dia manggut manggut , dengan mulut komat kamit, ” amin ” .

Malam itu acara natal tsb ditutup dengan santap malam bersama. “Wah selamat ya bu Juni acaranya
sukses , ada 400 orang yang datang ya” sahut saya pada istri pak Partogi. Dia tersenyum dengan
lembut “Pak Butce all the glory to Him only..kita cuma alat yang kecil saja ” balasnya. What a humble
heart , pikir saya.

Walaupun pak Dino adalah Dubesnya tapi yang menjadi central attention malam itu adalah istrinya ibu
Rosa. Malam itu dia tampil anggung dan cantik, tidak kalah dengan bintang film. Tidak heran puluhan ibu
ibu berebutan foto dengan dia. Sempat ditarik kesana kemari, dia tetap melayani dengan sabar “Lho
saya belum bu..” sahut seorang ibu lagi. Yang dibalasnya dengan senyum. ” Bu Rosa sekali lagi ya
dengan artis artis washington… yang ini masuk majalah nech ” goda saya
pada ibu ibu konsulat sambil mengambil foto mereka.

“Joy to the world ” mengalun dengan lembut di KBRI . Selamat natal bangsa Indonesia.

 

 

Pak Agus, Ketua Panitia

Para hamba Tuhan di Washington

Sebagian dari panitia inti

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *