Pengusaha, Wartawan Bermain Wayang Orang di GIK


Presiden Direktur Djarum Foundation, Victor Hartono mengaku sangat kental dengan budaya Jawa, termasuk seni bermain wayang orang. Pengaruh yang paling kentara terhadap kesukaan main wayang orang, yakni atmosfir keluarga. “Saya dari Kudus (Jawa Tengah), dan kedua orang tua saya juga dari Kudus dan Temanggung (Jawa Tengah). Sehingga kami sangat akrab dengan budaya Jawa termasuk wayang,” Victor mengatakan kepada Redaksi usai pagelaran Wayang Orang ‘Sahabat Indonesia Kaya’ di GIK (Galeri Indonesia Kaya).

Selain akrab dengan permainan wayang, keluarga Victor juga mengoleksi berbagai perlengkapan gamelan khas Jawa. “Koleksi gamelan kami full. Koleksi wayang kulit juga sampai satu peti.”

Kendatipun sudah puluhan tahun meninggalkan Kudus, tetapi keluarga Victor tetap tidak lepas dari budaya Jawa. Sehingga, ibu kandungnya pernah tampil pada satu pagelaran wayang di GIK. Penampilannya sekedar memenuhi rasa kangen dengan suasana Kudus, tempat keluarganya dulu bercokol. “Mama saya tampil sebagai Srikandi. Bahkan Mama juga pernah tampil di TIM (Taman Ismail Marzuki) sebagai Dewi Gandari. Budaya wayang tidak lepas dari kesehariannya.”

Victor sendiri mengaku sudah pernah main wayang orang sewaktu masih duduk di bangku sekolah. Tetapi kondisi sekarang, di tengah kesibukannya sebagai pengusaha, waktu luang semakin sempit. Tetapi ia tetap mengikuti perkembangan kegiatan yang mengarah pada pelestarian kebudayaan asli Indonesia termasuk yang dari Jawa. “Saya belum terpikir untuk membentuk komunitas pecinta wayang di kalangan pengusaha. Tapi saya pernah tampil bersama Jaya Suprana (budayawan). Kalau ada komunitasnya, saya bersyukur. Karena budaya asli Indonesia bisa tetap lestari, tidak tergerus dengan budaya asing.”

Sementara itu, salah satu pemain wayang dari Sahabat Indonesia Kaya, Ayu Utami Larasati mengaku senang bisa tampil di GIK. Ayu, wartawati salah satu rumah produksi di Jakarta mengaku tampil sebagai pemain wayang orang pertama kalinya. “Saya sering tampil tapi di teater. Kalau main wayang orang, baru pertama kalinya di sini (GIK),” Ayu mengatakan kepada Redaksi.

Perempuan asal Jawa Timur, kelahiran Jakarta harus berbagi waktu antara pekerjaan sebagai wartawan dan kegiatan hobinya tampil di atas panggung. Sebelum tampil, seluruh pemain yang sebagian besar adalah wartawan mengikuti latihan. “Baru tiga kali latihan, kami langsung tampil.”

Bermain wayang orang, harus dibarengi dengan penguasaan dialog. Selain itu, setiap pemain harus bisa berimprovisasi. Misalkan latihan blocking, hal tersebut penting sehingga sesuai dengansetting sutradara. “Main teater beda dengan wayang orang. Suara harus kencang. Sementara panggung GIK relative kecil, sehingga pemain harus bisa menguasai gerakan.”

Sahabat Indonesia Kaya adalah kumpulan para jurnalis yangconcern dengan pelestarian kebudayaan asli Indonesia. Terlepas apa sukunya, para jurnalis mengaku tampil dengan rasa percaya diri. “Jadual liputan sering mendadak. Tapi kalau kita bisa disiplin atur waktu, latihan di sini (GIK) bisa tetap berjalan dengan baik.” (Liu)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *