Pengemplang Kredit Berlindung Dibalik Ormas


Besarnya animo masyarakat memanfaatkan jasa lembaga pembiayaan untuk mendapatkan kendaraan diikuti dengan munculnya praktik baru dalam pengemplangan cicilan kredit. Pengemplang berlindung dibalik organisasi kemasyarakatan (ormas) tertentu untuk lari dari kewajibannya melunasi pinjaman.

Hal itu diungkapkan Arif Reza Fahlevi dari Public and Media Relations PT Federal International Finance (FIF) kepada Warta Kota, Jumat (7/10) di Bandung. Ia mengatakan, modus pengemplangan kredit dengan memanfaatkan ormas atau kelompok tertentu mulai berkembang antara lain di wilayah Priangan Timur, Jawa Barat.

“Dalam beberapa kasus, pengemplang kredit memanfaatkan pihak ketiga yang mengatasnamakan kelompok tertentu berlatar agama atau etnis. Bisa juga dengan mengalihkan pembayaran cicilan ke pihak ketiga tanpa sepengetahuan FIF. Kita menanganinya dengan pendekatan persuasif dan hukum, bekerjasama dengan kepolisian,” tuturnya.

Selain itu, pihaknya selalu mendidik calon konsumen mengenai hak dan kewajiban dalam kerjasama pemberian pinjaman untuk pembelian kendaraan bermotor. Warga juga diberi penjelasan mengenai langkah yang dapat diambil jika mengalami kesulitan membayar cicilan kredit.

Misalnya, dalam hal pengalihan pembayaran cicilan terhadap pihak ketiga, persyaratan dan mekanisme pengalihan dibuat sederhana dan mudah dipahami. “Kita sangat terbuka untuk membantu kesulitan yang dialami nasabah berkaitan dengan pembayaran cicilan atau pengalihannya ke pihak lain. Prinsipnya, kita terbuka untuk kerjasama yang saling membantu,” tutur Reza.

Pertumbuhan Bandung 
FIF Wilayah Bandung yang terbagi menjadi empat cabang termasuk daerah potensial bagi FIF dengan pertumbuhan konsumen yang mengesankan. Kepala Cabang FIF Bandung Endang Susilowati mengungkapkan, pihaknya menguasai 40 persen market share pembelian kendaraan bermotor roda dua dan barang elektronik dengan memanfaatkan lembaga pembiayaan. Dalam sebulan rata-rata pihaknya bisa menjual 1.250 unit sepeda motor baru dan 300 unit sepeda motor bekas Honda. Sekitar 60 persen produk yang laku adalah sepeda motor matik dengan sasaran utama kaum hawa dan anak muda.

Menyangkut kredit macet, sepanjang Januari hingga September nilainya hanya 0,2 persen dari total perolehan FIF Bandung yang sebesar Rp 250 miliar. Namun diakui cukup pelik mengatasi pengemplangan kredit yang memanfaatkan kelompok atau ormas tertentu.

Upaya yang dilakukan untuk menangani kredit macet itu dengan melakukan pendekatan persuasif menggunakan tenaga internal FIF maupun professional colector (PC) yang bekerja sesuai standar di lingkungan FIF. “Kita upayakan persuasif dulu lewat tenaga internal. Kalau memang tidak bisa, kita juga memanfaatkan PC yang bekerja dengan standar FIF. Tenaga itu dibekali surat kuasa dan tanda pengenal dari kita,” tuturnya.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *