Pertemuan di Assisi, tempat kelahiran Santo Fransiskus, diadakan bertepatan dengan ulang tahun ke-25 imbauan pendahulunya, Paus Yohanes Paulus
Paus Benediktus bergabung dengan 300 pemimpin agama dari seluruh dunia dalam pertemuan antar-agama global di Italia utara untuk menyerukan imbauan bersama bagi dunia untuk mengedepankan perdamaian dan meninggalkan terorisme maupun kekerasan atas nama agama.
Pertemuan hari Kamis di Assisi, tempat kelahiran Santo Fransiskus, diadakan bertepatan dengan ulang tahun ke-25 imbauan pendahulunya, Paus Yohanes Paulus, berupa doa sehari bagi perdamaian. Acara inidihadiri oleh wakil-wakil agama Islam, Hindu, Budha, Sikh dan Yahudi, serta pengikut Taoisme, Konfusianisme dan para wakil agama-agama tradisional dari Afrika dan Amerika Serikat.
Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars, majelis ulama Islam Internasional, Kyai Haji Hasyim Muzadi dari Indonesia, mengatakan agama bukanlah penyebab masalah di dunia.
Paus Benediktus mengakui bahwa kekerasan telah digunakan atas nama kepercayaan Kristen pada masa lalu.
Pertemuan di Assisi itu berbeda dengan pertemuan antaragama Paus Yohanes Paulus tahun 1986 yang mencakup doa bersama para anggota delegasi. Tetapi, Paus Benediktus tidak setuju anggota-anggota yang agamanya berbeda berdoa di depan satu sama lain. Jadi pada pertemuan hari Kamis kemarin para peserta berdoa di tempat-tempat terpisah.
Pemeluk Katolik tradisional mengutuk pertemuan ini, seperti yang mereka lakukan pada tahun 1986, dengan alasan mereka menentang Paus mengundang para pemimpin agama “palsu” untuk berdoa kepada Tuhan mereka bagi perdamaian.
Paus Benediktus menolak dan tidak menghadiri acara pertama tahun 1986 ketika dia masih seorang kardinal.