Pasrah Dan Panik Menghadapi Ajal


Linangan Lega Terbebas Jemputan Ajal

(Singapura), Apa yang akan anda lakukan dalam situasi seperti ini ? Bau hangus menyengat dalam kabin, api yang menjilat sayap kanan pesawat  terlihat dijendela, Beberapa penumpang  berdoa bersiap menyambut maut, sementara lainnya nampak panik bergegas menuju pintu  dengan harapan akan dapat  keluar dari badan pesawat.

Suasana mencekam diantara benang tipis  kehidupan dan  kematian terekam oleh Beiwhart,  seorang wartawan Reuters yang berada diantara 136 orang penumpang dalam pesawat Cathay Pacific Airbus A330 dalam penerbangan lewat tengah malam dari Singapura  ke Jakarta 16 Mei lalu bersama istri dan dua anaknya. Penerbangan yang nyaris merenggut nyawa penumpangnya ini  berhasil mendarat selamat di Singapura.

Dalam penuturannya, Beiwhart mengatakan bahwa 20 menit setelah lepas landas,  dirinya mulai tertidur dalam penerbangan bernomor CX715 itu ketika  dua ledakan menyerupai letusan ban kendaraan roda empat mengagetkan dan membangunkan tidurnya. Beberapa saat kemudian bau hangus tercium, awak pesawat berlarian menuju belakang sambil mendorong kereta makan, para penumpang  panik dan saling pandang. Badan pesawat bergetar. Getaran semakin keras. “Saya memegang erat tangan istri saya. Dua anak-anak saya terbangun dari tidurnya dan ketika mereka melongok keluar jendela dan melihat api yang mulai menjilat sayap pesawat, mereka berteriak :  kabakaran!,  kebakaran!  Ini adalah kali pertama mereka naik pesawat.

Lindungi Kami Semua.

Beberapa saat kemudian lampu dalam kabin padam, terdengar jeritan histeris penumpang,  dan saya tahu  Airbus A330 ini sedang mendapat masalah besar. Seorang anak saya bertanya : Apakah kita akan mati ?, saya hanya memandangi wajahnya”, ujar Beiwhart.

Ditengah suasana tegang, naluri jurnalisnya keluar. “Selama 20 tahun berkarir sebagai wartawan, kerap saya membayangkan dapat mengabadikan situasi seperti ini seorang diri, tidak  bersama keluarga saya. Saat itu saya bersama seluruh anggota keluarga  dan kita semua akan mati dan menuju surga bersama-sama. Saya berpikir hal ini ada baiknya karena saya tidak akan rindu masakan istri saya yang lezat, saya tidak akan kehilangan anak-anak saya. Tidak akan ada yang menangis diantara kita. Pikiran ini kemudian menghilangkan rasa takut saya akan kematian”, ujar Beiwhart.

Seorang awak pesawat mengumumkan bahwa mesin sayap kanan terbakar dan pesawat harus kembali ke Singapura. Berbekal kamera Canon

Menyelamatkan Diri Sendiri Dulu

EOS tergantung dilehernya, Beiwhart tidak menyiakan kesempatan yang mungkin hanya terjadi sekali dalam  hidupnya, Beiwhart  mulai menjepret. Hasilnya : para penumpang berwajah tegang bergegas mengenakan rompi penyelamat, sementara lainnya pasrah menghadapi maut dalam penerbangan yang mereka pikir merupakan penerbangan terakhir menuju surga. Satu foto memperlihatkan seorang penumpang yang menundukkan kepalanya mengumandangkan doa : ‘TUHAN, Selamatkan Penerbangan Ini, Lindungi Kami Semua!’. Beiwhart juga mengabadikan putranya yang sedang menutupi wajahnya sementara seorang penumpang dibelakangnya nampak

Pasrah

duduk tenang.

Saat pesawat  mendarat selamat di Changi Airport Singapura, Bradley Chiccame, pilot pesawat mengumumkan kepada para penumpang bahwa keadaan genting berhasil dikendalikan dan kebakaran mesin telah dipadamkan. Para penumpang diminta antri menuju pintu depan dimana telah menanti awak pesawat yang akan membantu.

Beiwhart kemudian keluar dari pesawat dan kembali mengabadikan wajah-wajah lega berlinang air mata terbebas dari jemputan ajal. Penyelidikan sebab-sebab kebakaran sayap pesawat yang jarang terjadi ini masih berlangsung.

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *