P3UW Lampung tidak wajib jual beli dengan perusahaan inti


P3UW Lampung tidak wajib jual beli dengan perusahaan inti

dilaporkan: Setiawan Liu

Lampung, 2 Desember 2021/Indonesia Media – Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah (P3UW) Lampung menampik anggapan pengambilan keuntungan sambil ‘lari’ keluar, menjual hasil panen udang keluar walaupun sudah mendapat sertifikat lahan, yakni SHM (Sertifikat Hak Milik) dari perusahaan plasma. Pada April 2018 yang lalu, perusahaan plasma memang menyerahkan SHM atas rumah dan tambak udang milik petambak eks plasma PT Dipasena Citra Darmaja (DCD). “Kami tidak punya kewajiban jual udang kepada perusahaan, dan perusahaan juga tidak wajib beli. SHM sebagai bentuk Pemberian Perjanjian damai. Harus mengerti mengenai isi perjanjian petambak P3UW dengan perusahaan, murni business to business,” kata Nafian Faiz dari P3UW Lampung.

P3UW Lampung adalah satu-satunya perhimpunan atau organisasi petambak yang diakui secara sah oleh petambak udang Dipasena kecamatan Rawajitu dilegalisasi secara hukum oleh notaris No. 34 tanggal 30 september 1998. Perhimpunan bervisi mempersatukan, menampung dan menyalurkan aspirasi para petambak, serta membangun komunikasi yang efektif dan konstruktif. “Perusahaan (inti) juga tidak ada kewajiban menyokong kami. Udang bebas diperjual-belikan. PT Wahyu Mandira (WM) dan Bratasena (anak usaha CP Prima di Sumatera Selatan) kan beda, mereka damai dan dalam posisi dimerdekakan.” Kata Nafian Faiz melalui sambungan telpon.

WM dan Bratasena tidak punya apa-apa, serta menjadi ‘merdeka’ dengan syarat. Artinya, petambak masih harus beli pakan, beli benur dari keduanya, WM dan Bratasena. Hasil panen udangnya harus dijual kepada mereka juga. Kalau Dipasena menentukan beberapa kondisi jual beli udang, harus ada kesepakatan harga dengan petambak. “Timbang (udangnya) di rumah kami, sampling di rumah kami, bayar cash dengan harga tinggi. Kalau (pembeli) mau ekspor, silakan. Ukuran udang juga bagus, dengan system sizing yang bagus juga. Tidak ada ketentuan first quality, second quality. Kalaupun ada kualitas udang yang buruk, kami tidak jual. Kami ambil (udang rusak) untuk konsumsi sendiri,” kata Nafian Faiz. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *