Jelang Idul Fitri, Jakarta selalu diserbu oleh tunawisma. Mulai dari pengemis jalanan hingga manusia gerobak. Hal ini tentu menjadi ‘PR’ tersendiri bagi pemerintah.
Menteri Sosial, Salim Segaf Al Jufri, mengatakan ada sekitar 260 kepala keluarga yang menjadi manusia gerobak di Jakarta. Karena itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diimbau untuk dapat menyediakan rumah dan lapangan pekerjaan bagi manusia gerobak yang berasal dari Jakarta. Atau, kata dia, memulangkan mereka ke kampung halaman bagi yang berasal dari luar kota.
“Kalau alasannya mereka adalah tidak adanya lapangan pekerjaan, artinya jika kita berikan mereka rumah di daerah asalnya dan dibukakan lapangan pekerjaan, mereka pasti pulang kok,” ujar Salim usai buka puasa bersama manusia gerobak di Setiabudi, Jakarta selatan, Minggu, 28 Juli 2013.
Langkah tersebut harus segera direalisasikan, karena menurut Salim kehidupan manusia gerobak ini terlihat sangat tidak manusiawi. Terutama untuk anak-anak yang terpaksa harus putus sekolah karena masalah ekonomi orang tuanya.
Salim yakin manusia gerobak akan bersedia pulang ke daerah asal, meskipun nantinya hanya akan mendapatkan sepertiga dari penghasilan mereka di Jakarta.
“Yang penting itu lapangan pekerjaan untuk mencari nafkah dan rumah sebagai tempat tinggal. Kalau itu semua bisa diberikan saya yakin masalah ini bisa selesai,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Salim juga terlihat bercengkerama dengan beberapa manusia gerobak yang hadir. Salah satu dari mereka mengaku bersedia dipulangkan ke kampung halamannya apabila disediakan rumah dan pekerjaan. Ada juga yang mengaku terpaksa menjadi manusia gerobak karena rumah dan harta benda mereka hanyut disapu banjir.
Related Posts
