Pada hari Sabtu 14 Desember Perhimpunan Indonesia
Tionghoa INTI mengadakan internasional seminar berjudul
“Mengungkap Rahasia Sukses Ekonomi China”. Event
diadakan di Sekretariat Perhimpunan INTI, bertempat di lantai
10, Office Tower B, Gedung MGK Kemayoran, Jakarta Pusat.
Dr. Frank Tian Xie dari University of South Carolina Aiken
diundang sebagai guest speaker. Faisal Basri dari Universitas
Indonesia Dewan Pakar Perhimpunan INTI sebagai pembahas.
Dan Ping Yowargana, Staf Unit Kerja Presiden Bidang
Pengawasan dan Pengendalian sebagai moderator.
Tampak beberapa pro demokrasi intellectual tokoh masyarakat
antara lain economist terkenal Christianto Wibisono founder
dari Institute Kepresidenan Indonesia, juga founder majalah
Ekspres dan Tempo. Mely Tan sociologist yang banyak
berhubungan dengan masalah kebajikan masyarakat.
Tadinya, berdasarkan judul seminar, banyak yang mengira
bahan ceramah akan membincangkan bagaimana pengusaha
Indonesia dapat menfaatkan dan mengambil kesempatan
dari suksesnya perekonomian China yang ternyata meloncat
tinggi. Mengharap mendapat semacam arahan atau sedikitnya
gambaran strategy bagaimana caranya menfaatkan situasi
yang sedang berkembang di China dari seorang pakar.
Sejujurnya pada permulaan itu juga yang saya perkirakan,
mungkin terbiasa dengan banyaknya seminar di Singapura
sering menggunakan tema “How to be successful” yang
banyak penggemarnya, karena umumnya masyarakat sangat
berniat menjadi successful, dan menilai makna successful
selalu dari segi keberhasilan meraih material dan kedudukan
tinggi.
Acara dibuka oleh Benny G Setiono Ketua INTI menyambut
kedatangan para tamu dan hadirin. Dalam ucapannya, Benny
memperkenalkan Dr. Frank Tian Xie yang juga penulis buku
“The Dragon’s Vault” dan panelist lainnya yang duduk dii
atas podium. Benny menekankan: “Kali ini kami sengaja
mengundang seorang guest speaker dengan pandangan
yang mungkin berlainan dari pandangan yang kalian biasa
dengar mengenai China, terlebih pula dalam segi kemajuan
ekonominya. Saya yakin kita semua telah meranjak politically
mature dalam menerima pengelihatan pihak lain yang tidak
selalu sepandangan dengan persepsi kita sendiri. Kita dapat
menerima dan menyaring secara intelligent apa yang sering
kita dengar mengenai sukses ekonomi di China. Kebersediaan
memberi ruang bagi pandangan berlainan, mencerminkan
kedewasaan pikiran dan meluasnya wawasan, langkah yang
sejalan dengan prinsip demokrasi dan kemajemukan. Justeru
inilah prinsip yang diperjuangkan INTI selama ini. Kehidupan
telah memberi kita pelajaran bahwa KEBENARAN itu tidak
sederhana dan tidak pernah mutlak.” Dengan kata kata
tersebut Benny membuka acara seminar pagi itu diiringi oleh
tepukan tangan hadirin.
Guest speaker Dr. Frank Tian Xie dengan sangat effective
mengeluarkan serangkaian official statistic yang menunjukan
adanya kemajuan pesat ekonomi di China, antara lain
tingginya angka statistic mengenai Gross Domestic Pruduct
GDP. Seperti diketahui GDP adalah indicator yang paling
sering digunakan demi mengukur kesehatan / kemajuan
perkembangan ekonomi. Lalu dengan tegas mengatakan
bahwa ia mencurigai bahkan menuduh bahwa semua statistic
yang diumumkan oleh pemerintah China adalah satu
kebohongan besar demi menipu pandangan dunia mengenai
sukses ekonomi di China. Korupsi merajalela. Ghost Town
yang terdapat dimana mana mencerminkan adanya kegagalan
besar dalam perkembangan real estate yang selama ini
digembar gemborkan keberhasilannya dan ternyata sekali lagi
sebagai penipuan besar. Menurutnya semua ini bisa terjadi
karena China dikuasai oleh rejim Komunis, oleh pemerintahan
authoritarian, mereka dapat berbuat semena mena karena
tidak ada kuasa tandingan, tidak ada check and balance
seperti yang terdapat di Amerika. Ia juga menguraikan
serangkaian kejadian heavy human rights abuse seperti
pembunuhan di Tien An Men yang terjadi pada tahun 1998. Ia
bahkan menyebut terjadinya Cultural Revolution yang berawal
dari perebutan kekuasaan pada pujuk pimpinan yang
berkepanjangan selama sepuluh tahun dan akibatnya rakyat
jelata menjadi korban. “Bayangkan dalam sepuluh tahun
seluruh institusi pendidikan dan perkembangan ekonomi
mandek total. Ini hanya dapat terjadi karena tidak adanya
sistim demokrasi dalam pucuk pimpinan China. Komunism
tidak percaya kepada demokrasi. Tapi sekarang rakyat China
sudah banyak yang sadar, saban hari ada demonstrasi massa
memprotest ketidak adilan pimpinan di berbagai tempat. Saya
memprediksi bahkan berani menjamin dalam lima tahun
kedepan pimpinan kekuasaan China akan ambruk.”
Demikianlah inti ceramah guest speaker hari itu.
Faisal Basri dari Dewan Pakar Perhimpunan INTI membahas
ceramah guest speaker, ia juga mengajukan serangkaian
data statistic ekonomi. Pada hakekatnya mempertunjukan
dalam banyak segi perkembangan ekonomi, “Sejelek jeleknya
China tidak sejelek Indonesia. Terlebih pula dalam bidang
R&D, China jauh lebih baik daripada Indonesia.” Tingkat R&D
mencerminkan kemungkinan adanya kemajuan science and
technologi dalam negeri yang akan menopang kemajuan makro
ekonomi. “Dalam hal ini Indonnesia malah perlu belajar dari
China” tuturnya. Ceramah Faisal Basri terasa sangat menarik,
data data yang dikemukakan banyak diambil dari UNESCO,
tidak bias. Ia dapat mencerahkan sesuatu kejadian yang
komplikasi dengan kata kata sederhana yang dapat dicerna
oleh orang awam seperti saya. Ini adalah satu kelebihan yang
tidak terdapat pada banyak pakar. Pembicaraannya sangat
supel menyenangkan, sekali kali diselingi dengan humor, dan
penampilannya merakyat. Kabarnya ia selalu menggunakan
sandal ketika menghadiri official function, masuk ke istana juga
begitu. Kemungkinan ini adalah sebuah political statement
menunjukan bahwa pimpinan Negara harus selalu identify
dengan rakyat jelata.
Setelah itu moderator Ping Yowargana dengan sangat cerdik
dan professional berhasil mengendali jalannya seminar
menurut yang direncanakan, juga session tanya jawab antara
guest speaker dan hadirin berjalan dengan baik, sekalipun
terdapat beberapa pertanyaan yang menunjukan ketidak
puasan dengan pandangan guest speaker. Tapi keseluruhan
acara berjalan dengan mulus, penuh gairah dalam suasana
cukup elegant.
Saya melihatnya INTI mengundang guest speaker dari Amerika
yang tidak bersimpati dengan pimpinan pemerintah China,
demi memberi balance of opinion bagi masyarakat umumnya
dan anggota INTI khususnya yang selama ini hanya menerima
kabar positive mengenai perkembangan ekonomi China. Agar
tidak terjadi euphoria seperti yang pernah dialami pada tahun
tahun lima puluh hingga enam puluhan. Bagi saya pribadi,
melihat seminar ini sebagai proses pendidikan berorientasi
mendewasakan political education masyarakat Indonesia.
Terlepas dari apakah yang diuraikan oleh guest speaker itu
benar atau tidak, bukan itu yang harus diperdebatkan. Karena
ia hanya mengutarakan pendapatnya. Kita boleh percaya,
boleh tidak. Yang penting, seperti kata Benny pada pembukaan
acara “Kebenaran itu tidak sederhana dan tidak pernah
mutlak.”
seharusnya Indonesia belajar dari China !!! tapi Kemampuan hanya Merampas doang !!! gak bisa/mampu belajar !!!
2.Artikel ini menarik untuk direnungkan bersama.Saya kutib beberapa kalimat penting dar artikel ini :1. “mereka dapat berbuat semena mena karena tidak ada kuasa tandingan,tidak ada check and balance seperti yang terdapat di Amerika”.2.”Saya memprediksi bahkan berani menjamin dalam lima tahun kedepan pimpinan kekuasaan China akan ambruk”.3.”Kebenaran itu tidak sederhana dan tidak pernah mutlak”.
Memang benar apa yang dikatakan, tidak ada kebenaran mutlak,apabila dilihat dari sisi pemikiran manusia yang sangat terbatas.Itulah sebabnya manusia itu sendiri pada hakekatnnya pemikirannya adalah relatif.Pendapat saya,adanya kebenaran mutlak apabila manusia pribadi lepas pribadi menyadari dirinya sangat terbatas/menyangkal dirinya akan segala kekurangannya di hadapan Tuhan yang diyakininya secara vertical dengan Tuhannya.Oleh sebab itu,dalam kehidupan horizontal dalam bernasyrakat,berbangsa dan benegara,tidak boleh ada suatu kekuasaan apapun di dunia ini termasuk negara diperbolehkan mengintervensi urusan keyakinan pribadi setiap orang.
Yang jelas,sampai dengan saat ini,nilai2 kebenaran yang sudah teruji oleh ruang dan waktu dalam kehidupan horizontal adalah nilai2 demokrasi yang sudah menjadi main stream dalam pergaulan dunia internasional yang semakin mengglobal.Dimana pada hakekatnya nilai2 demokrasi hanya melihat manusia pribadi lepas pribadi yang berdiri diatas dirinya sendiri yang harus menjadi subject, yang harus dihargai;atau dengan kata lain adanya kesetaraan manusia dihadapan Hukum, menghargai sesama manusia tanpa melihat latar belakang SARA,Gender,Status seseorang dalam masyrakat,dll.
Melalui perenungan artikel ini,negara2 bangsa yang para penguasanya dan para politikusnya yang sengaja melakukan manuver politik rekayasa untuk terciptanya adanya management konflik (termasuk Indonesia)ternyata seperti dunia saksikan sampai sekarang ini negara2 bangsa tersebut terus menerus ditimpa malapetaka penghancuran yang mengerikan.Tujuannya agar supaya regim dinasti mereka tetap berkuasa mutlak untuk selama lamanya.Belajar dari pengalaman negara2 bangsa yang para pemimpinnya/penguasanya melakukan rekayasa konflik yaitu ;Raja2,Sultan2,Penguasa mutlak,dalam hal ini management Konflik diciptakan dengan cara memanipulasi : “Agama,faham,ideologie,kekuasaan.politik,kebudayaan,dll “,ditempatkan diatas Hukum Demokrasi (HAM,KUHP,Hukum Tata Negara)supaya mereka berada diatas Hukum Demokrasi yang seharusnya diperbelakukan dan sudah teruji oleh ruang dan waktu.
Dan bagi Indonesia cukuplah sudah dengan terjadinya peristiwa : “Ambon,Papua,Dayak,Poso,Timor Timur,Mei 98”. Jadi kesimpulannya untuk negara bangsa ini, agama,faham,ideologie,kekuasaan,kebudayaan,dll boleh saja dibicarakan diruang public tapi hal2 tersebut tidak boleh diletakan diatas Hukum Demokrasi.
Republik rakyat China sama sekali beda ama negara lain. Disana orang tidak mengenal kata demokrasi. Semua sudah diarahkan dari atas ( pemerintah). Negara mau dibawa kemana Rakyat tinggal nurut aja.
Bukti meski China Negara Pemerintahan Komunis akan tetapi Demokratisnya Melebihi Negara Lainnya, Bukti USA saja selaluMendekati China saat ini disegala Bidang, karena Kemajuan yang Dominnan di Dunia !!!
Ha…ha…ha…orang cina sibuk urusan duniawi.
China will becoming a world superpower one day
Jadi superpower itu sama sekali ngga enak, banyak musuh dan saingan. Lebih enak jadi biasa2 saja.
wuih ya enak Sper Power dong dari pada jadi Negara yang gak bisa maju-maju penuh Korup !!!