Menghirup Udara Bebas, Selesainya Wajib Karantina Ketibaan di Hong Kong


Subuh mulai menerangkan langit di hari ini tanggal 25 September 2020, selesainya menjalani 14 hari wajib karantina ketibaan di Hong Kong.

Sebentar lagi, setelah beres ringkas-ringkas kamar yang berantakan, boleh meninggalkan sel kecil yang mengurung kita selama 2 minggu. Bisa keluar menghirup udara bebas kembali.

Dampak pandemi yang menimpa puluhan juta, mau tidak mau harus mengalami percobaan sekali dalam sehidup ini. Harap tidak mengulang lagi.

Tidak kami sesalkan keharusan dikarantina, demi keamanan kesehatan umum dan diri sendiri di tanah asing.

Foto pribadi
Foto pribadi

Membuka lebar-lebar gorden jendela dan menengok keluar dari kamar nomor 1512 kami, kelihatan gedung-gedung industri di depan mata tetap sepi, banyak perusahaan dan pabrik yang tidak meneruskan usaha mereka. Kowloon yang senantiasa hiruk pikuk, juga menjadi sepi.

Dari kerusuhan dan pengrusakan kota, yang merupakan rekayasa gerombolan pro-demokrasi hasutan CIA, dan sampai ketimpa wabah Covid19 ini, jutaan orang Hong Kong, maupun TKW, berbulanan menderita kehilangan mata pecariannya. Ikut merasa prihatin.

Selama dalam kurungan ini, ternyata dapat mengulas banyak pelajaran hidup yang dulunya tidak diperhatikan maupun pernah menghargainya. Satu persatu bermunculan sewaktu dalam ketidak mampuan bergerak, dan kesepian.

Depresi, yang bisa ditandakan dengan seharian kita terus menerus menatap pada layar kecil komputer maupun hand phone, menunggu munculnya pengabaran di Whasapp atau email dari grup-grup sosial.

Apakah mungkin juga timbul gejala depresi dalam pengurungan ini? Kita juga tidak bisa lepas dari layar HP. Tidaklah.

Istri yang sudah puluhan tahun selalu tidak lepas dari pandangan, baru bisa diperhatikan betapa gembira pribadinya. Dia di sela-sela kesibukkan menerima tilpon dari segala sudut dunia dan banyak memberikan nasehat positip kepada teman-temannya, masih lincah bersenam dan menari sendirian pada lagu-lagu rekaman Youtube yang menggembirakan. Tidak berbeda dari tingkah biasanya di rumah.

Tidak perlu seorang wanita kuat disisi lelaki, saya bahagia beristrikan seorang yang senantiasa menyenangkan hati.

Pernah dia menjanjikan, sesudah pensiun akan membawa saya kedalam kehidupan yang no worry and no stress, bisa banyak berplesir melihat keindahan dunia, inipun sudah berjalan 10 tahun, di bulan ini.

Kita menjangkau Puncak Chomolungma Gunung Himalaya di Nepal, berlayar menyentuh gunung es ke Antartika, memandang Aurora Borealis di atas langit Lingkar Arktik, juga sudah mengikat janji kesetiaan sekali lagi di Tanjung Harapan.

Tidak henti-hentinya menjelajahi kuliner sambil mencari sejarahnya, bersama menelusuri Tiramisu di bumi Italia, membandingkan dada bangau magret dari restoran ke restoran di Prancis, menemukan kue lumpur di Lusosphere Portugis, sambar-sambar India dari selatan sampai di utara, maupun Rijstaffel di mana saja Belanda. Tentunya tidak ketinggalan itu kue klepon diaspora Indonesia, yang asalnya ternyata dari kue yang disebut onde-onde peranakan Nyonya Malaka, peduli itu Halal apa tidak.

Dunia sangat luas, tidak menjadi katak di dalam tempurung yang cupit pandangan. Seperti yang bisa dirasakan dalam menjalani 14 hari ini, untungnya sekejab pun juga lewat.

Foto pribadi
Foto pribadi

Seharian menatapkan mata pada layar kecil HP, sekedar menghubungkan diri dengan dunia luar, habis apa yang bisa kita kerjakan di dalam sel sekecil 5 X 6 meter ini, dari situlah dapat mengetahui adanya kebakaran maut dan juga ada gempa bumi di sekitar domisili kita di California, yang terjadi di saat ini di sana, malah kita tetap aman di sini.

Tidak ada alasan untuk merasa depresi selama dalam tahanan ini. Walaupun kita dibuat tidak berkutik, juga tidak sampai kesepian maupun jemuh.

Waktu sehari-hari terasa lebih cepat liwatnya, walaupun tidak ada yang dikerjakan.

Setelah makan pagi, menunggu makan siang, terus sudah waktunya pesan makanan malam dari restoran terdekat.

Berkat hidangan restoran Feiziji yang terletak di depan hotel, telah membawa kita dalam perjalanan kuliner Hong Kong, sebagaimana dalam dugaan, lezat.

Kita gilir menu hidangan special dari hari Senin sampai Minggu, dan diulang. Pilihan setiap harinya sangat enak. Merasakan masakan di Hong Kong yang mengapa dijadikan standar kuliner Tionghoa.

Hanya pesan satu order dibagi rata untuk kita berdua. Bukan saja mengirit ongkos yang setiap porsinya sekitar HK$60, juga jaga badan supaya jangan sampai menjadi gendut selesainya.

Sudah mencoba pilihan nasi ayam Hainan dengan sambal nyonya kuliner Malaka, ikan goreng dalam saus tomat asam manis yang aslinya dari Hainan, Kuliner Kristang sate ayam dalam saus kuning yang dibawakan Portugis dari Goa India ke Macau, ayam goreng dengan mapo tofu yang pedas mematikan rasa khas Sichuan, nasi goreng Yangzhou awam di Hong Kong dan telur dadar Cantonese yang lunak sehalus puding, juga menu termahal, seafood masak bumbu terasi hidangan istimewanya chef Feizi, dan sebagainya.

Foto pribadi
Foto pribadi

Ada satu menu di hari Jum’at yang sangat mengesankan, namanya “Kesedihan Perpisaan”. Belum pernah mendengar adanya masakan ini.

Tidak lain terdiri dari 2 telur ceplok dan beberapa irisan char-siu, di atas nasi putih yang ditaburi bumbu minyak Hainan, yaitu racian bawang daun dan jahe. Ketipu sampai hampir menangis.

Bisa jadi menjelang Sabtu dan Minggu, “Sad Farewell” kepada langganan dari kantor-kantor sekitarnya restoran, sampai jumpa lagi minggu depan.

Betul, menu masakan Tionghoa serba Hainan. Sebab kebanyakan masakan Tionghoa yang menyebar di Nusantara itu, memang dibawakan tukang masak dari Hainan, ke Champa, Malaysia lalu Indonesia.

Tidak tega melempar lembaran menu restoran yang sehari-hari mengirimkan makanan kita. Disimpan saja, sebagai arsip kenangan perjalanan hidup.

Foto pribadi
Foto pribadi

Lebih sering, membikin rasa baru dari mie instan saja, yang tadinya sudah disediakan oleh sepupuh yang di Hong Kong, untuk keperluan kita di hotel.

Foto pribadi
Foto pribadi

Sehari-hari terlentang di atas ranjang, karena tidak ada persediaan kursi dan meja dalam kamar yang sekecil ini. Kelihatan lampu chandelier plastik yang tergantung di langit-langit setiap membuka mata, pertanda saya masih hidup di dunia ini. Alhamdulillah.

Lebih sering lagi hanya menatapkan mata pada lampu gantung itu, disaat banyak pikiran yang simpang siur mendengung di otak.

Sekonyong-konyong mengembalikan ingatan pada satu pelajaran yang paling bermanfaat seumur hidup ini.

Satu mata kuliah yang mengajarkan bagaimana mengatasi segala kekecewaan, yang juga beguna menghentikan emosi amarah.

Sudah lewat 43 tahun, pada 1 Juli 1977, hari pertama masuk di Mayo Clinic, Rochester, Minnesota. Setiap freshman diwajibkan mengikuti satu kuliah psychology, mata pelajarannya, “Know Yourself a Doctor”. Mengenal dirimu seorang dokter.

Seorang dokter berarti seorang yang kesepian dan tersendiri, karena gelar yang kita miliki, hanya dihargai orang yang mengenalnya saja.

Kita tidak dipedulikan oleh keluarga di rumah, maupun oleh masyarakat di tempat umum. Hanya seketika masuk di lingkungan rumah sakit, baru mendapatkan sambutan senyuman manis dari juru rawat cantik, di kanan dan kiri, walaupun diri kita sendiri menyadarinya, semua senyuman itu hanya ditujukan pada kedudukan yang kita miliki.

Maklumlah, tingkah keangkuhan doktermu sehari-hari disana, menjauhkan dirimu dari segala ketulusan penyambutan itu.

Menjadi seorang dokter harus memiliki super-ego. Memegang nasib hidup atau mati seseorang penderita di dalam tangannya, tidak bisa mengampuni dirimu sendiri jika terbuat kesalahan, walaupun sebagaimana sepelenya pun. Seperti saja, bila luput satu diagnose yang diketemukan oleh sejawatmu. Sering stress di pekerjaan dibawa pulang ke rumah.

Untuk mengatasi stress, frustrasi dan amarah, dalam kuliah sejam tadi diberikan pelajaran yang kuat, pandanglah gambar dibawah ini:

Marilah melatih diri membayangkan tanda lalu lintas STOP berwarna merah, dan letakkan bayangan itu di depan mata kita, sambil menghitung dalam hati: satu seribu, dua seribu, tiga seribu, empat seribu, lima seribu, dan enam seribu.

Memperbolehkan hanya menahan diri 6 sekon terbenam dalam perasaan yang tidak nyaman, lalu segera stop dan melupakannya.

Selalu meyakinkan diri sendiri, jika saya tidak bisa, tidak ada lain orang yang juga bisa.

Setelah beberapa kali melatih diri sendiri, sungguh manjur.

Juga sekedar nasehat bagi sejawat, nikmatilah setiap kesuksesan menyembuhkan pasien yang kamu kerjakan, melebihi dari 6 sekon itu. Jangan berhenti memperkaya pengetahuanmu, supaya melebihi pasien yang sudah belajar dari kedokteran Google search.

Perubahan fisik bisa terasakan, dampak 2 minggu pengurungan di kamar tanpa meja kursi dan luangan untuk bergerak.

Sehabis lama berbaring saja, selain kaki tangan lemas, juga bisa merasakan sedikit ringan kepala bila cepat berdiri.

Dalam usia lanjut, sudah membiasakan diri, setiap merubah posisi badan dari berbaring ke duduk dan berdiri, harus secara perlahan dan bertahap.

Memberikan setiap ganti posisi sedikitnya 2 menit untuk mengimbangkan hemodinamis peredaran darah ke otak, supaya tidak sampai jatuh pingsan, karena otak menjadi hipoksis bila darah sekonyong konyong anjlok ke tubuh bagian bawah di posisi berdiri, yang dikenal sebagai hipotensi posisi.

Yang lebih mengkhawatirkan bila harus lama berbaring, adalah terbentuknya pembekuan darah di jaringan vena bagian dalam di kaki dan paha, yang disebut DVT, deep vein thrombose.

Foto pribadi
Foto pribadi

Hal ini juga bisa terjadi bila duduk terlalu lama, dalam perjalanan jauh didalam mobil, bus maupun kapal terbang.

Lebih mematikan daripada Covid19, bila ada bekuan darah yang terlepas dari DVT tersebut, dan menyumbat peredaran darah di paru paru. Sering-sering menggerakkan kaki-kaki, bisa menghindarinya.

Foto pribadi
Foto pribadi

Pada hari ke-10 dites sekali lagi dari contoh ludah, untuk keempat kalinya dalam 2 minggu, tetap negatip. Berkemungkinan juga saking saban hari minum teh tarik Hong Kong yang bagaikan jamu itu. Just kidding.

Covid19 telah mengubah normalitas kehidupan sehari-hari kita, membawakan banyak kesukaran bergaul dan halangan bepergian, berlarut larut yang belum tampak sampai kapan selesainya pandemi ini.

Kita tabah menghadapi percobaan dalam tahun 2020 ini. Jengkelnya, wabah alamiah yang menjalar diseluruh dunia ini, dipermainkan Trump dalam politik pempresnya untuk di bulan Nopember nanti.

DPR Amerika sudah mengeluarkan peraturan yang membrangus Trump dari mengatakan Covid19 sebagai virus Chy-na. Dasar presiden sikap preman, sudah tidak menghiraukan suara rakyat, bakal nekad membangkang, seandainya dia kalah dalam pemilihan umum, juga tidak mau keluar dari Gedung Putih. Memalukan bangsanya.

Foto koleksi pribadi
Foto koleksi pribadi

China dan Bio Farma Bandung berhasil dalam uji coba vaksin yang manjur, aman dan Halal.

Di Hong Kong sini juga sudah disuntikkan kepada para pekerja di garis depan pelayanan masyarakat, tanpa menimbulkan masalah. Semoga dalam sebulan atau dua bulan lagi, juga bisa mendapatkan suntikannya disini. Seharga HK$1000 per seri, 2 suntikan.

Ada yang menanyakan, guna apa kami bersusah datang di Hong Kong didalam saat pandemi ini, dan harus menderita kurungan karantina?

Jawabannya sederhana. Kami juga datang di Hong Kong meskipun mengetahui bakal di karantina, demi menghindari bahaya kegaduhan politik maupun Covid19 yang berada di Amerika, merasa lebih aman disini.

Lagi pula bersukur, dari mengikuti istri yang kelahiran sini, baru diperbolehkan masuk di Hong Kong.

Kita bukan terbelusuk dalam kesengsaraan, dengan kerelaan kita menjalankan keharusan karantina demi kesehatan umum.

Sebagaimana dari India yang setiap harinya beribuan orang mengungsi di Hong Kong, setiap keluarga mereka juga harus menjalani 14 hari wajib karantina ketibaan ini.

Setiap harinya di India terjadi seribuan kematian Covid19, sudah mengikuti perlombaan dengan Amerika yang dilanda lebih dari 6 juta penderita.

Amerika mencapai jumlah kematian yang tertinggi, lebih dari 200,000 jiwa melayang, karena penolakan pemakaian masker yang dipandu oleh preman Trump.

Di Hong Kong, dikenakan denda sebesar HK$5000 bila tidak mengenakan masker di depan umum. Meskipun di China yang sudah bebas masker, rakyatnya masih berkesadaran tinggi, dengan suka rela tetap mengenakannya.

Masker dan vaksin bisa mengakhiri Covid19.

Be safe.

Oleh: Anthony Hocktong Tjio./ IM

Kowloon, 25 September 2020.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *