Melacur di Tanah Suci (4)


Bermodus kawin kontrak

Selain bermodus sebagai tenaga kerja, pelacuran di Arab Saudi juga memiliki taktik sama seperti terjadi di daerah Puncak, Bogor, Jawa Barat. Kawin kontrak merupakan salah satu strategi baru prostitusi bagi para tenaga kerja Indonesia di negara itu.

Ketatnya peraturan di sana terkait melakukan hubungan intim bukan muhrim dengan hukum rajam sampai mati tidak menyurutkan para pemburu lendir untuk bebas melakukan kegiatan haram. “Modusnya dengan kawin kontrak,” kata Ujang, 30 tahun, pekerja asal Indonesia di Kota Jeddah, Saudi, saat dihubungimerdeka.com melalui telepon selulernya pekan lalu.

Ujang mengatakan banyak buruh migran perempuan asal Indonesia melakukan kawin kontrak di Saudi. Mereka menikah di bawah tangan dengan lelaki Pakistan atau Bengali. Imbalannya 10 ribu riyal sekali nikah.

Pernikahan itu hanya berlangsung sesuai kontrak antara sebulan sampai tiga bulan. “Nikahnya bawah tangan. Maharnya misalnya 10 ribu Riyal,” ujarnya. Selain dengan cara itu, ada juga modus lain kawin kontrak dengan cara digaji seribu riyal saban bulan. Sehabis kontrak, pernikahan itu selesai.

Nasir, warga Indonesia juga bekerja di Jeddah, mengiyakan pengakuan Ujang. Dia bilang biasanya TKW menjadi istri kawin kontrak dibayar seribu riyal per bulan. “Memang ada biasanya berpisah karena dideportasi. Ya, karena surat-suratnya tidak lengkap,” tuturnya.

Jadi jangan kaget para TKW pelacur itu pulang menggendong bayi atau menggandeng anak berparas Timur Tengah. Padahal saat berangkat mereka sendiri.

Sedangkan untuk pelacuran berkedok TKW asal Indonesia, Nasir mengatakan tarifnya beragam. Tarif ditentukan sesuai negosiasi dengan mucikari. Sekali main biasanya mulai 150 riyal hingga 250 riyal.

Namun pelacur TKW punya harga spesial untuk pelanggan asal Indonesia. Tarifnya jauh lebih murah ketimbang saat melayani lelaki Pakistan, India, atau Bangladesh. “Harganya 70 riyal. Ada juga yang gratis karena suka sama suka,” kata Nasir.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

3 thoughts on “Melacur di Tanah Suci (4)

  1. james
    September 26, 2014 at 2:24 am

    ha ha ha di Arab sono sama dengan di Puncak sini, hebat bener nih, bakal beken Nama Indonesia dengan TKI Pelacuran !!! ini berita dapat dipercaya deh karena di Puncak saja sudah begitu dan sejak lama juga !!! keren !!!

  2. pengamat
    September 28, 2014 at 1:09 am

    seharusnya pemerintah lebih memperketat pengiriman tenaga kerja kususnya wanita apalagi yang masih muda belum punya pengalaman kerja. Yang dikirim sebaiknya yang usia diatas 40 tahun buat jadi PRT sebab sudah punya pengalaman 20 tahun jadi PRT di Indonesia.

  3. james
    September 28, 2014 at 11:04 pm

    Memperketat ????? ha ha ha semakin banyak yang Miskin dong di Indonesia !!! gak mikir Loe Pengamat ??? dimana Otak Loe ??? di Sunat ???

Leave a Reply to pengamat Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *