MAKAN MALAM BERSAMA IBU MEGA


Jam masih menunjuk pukul 6 pagi, ketika telpon saya berdering. “Hah..pasti dari Indo nech “pikir saya
setengah cemas. Biasanya kalau telpon dari Indo sepagi ini pasti ada apa-apa.

“Hallo.. siapa ya? ” Tanya saya. “Pagi mas Butce ..maaf bangunkan mas pagi-pagi nech..”Saya segera
mengenali suaranya, suara ibu Konsul. Kantuk saya segera hilang, ndak biasanya konsulat telpon saya
sepagi ini.

“Oh? Ndak apa-apa Bu..something happen?”

“Ndak..mas..everything oke. Cuma mau minta tolong, pagi ini saya mengantarkan rombongan ibu Mega
ke Cabazon, pulangnya kita lewat Monterey Park dan bu mega mau mencoba Alascan Crab..Mas Butce
bisa tolong aturin sekalian makan sama-sama dengan kita.”

“Oh gitu..oke..kita booking untuk berapa orang? “Tanya saya. “Dengan mas Butce totalnya Cuma 12
orang.Disamping rombongan ibu Mega 8 orang, dari konsulat Cuma saya dan pak Denny.Sedangkan dari
masyarakat Cuma mas Butce , pak Agus dan teman ibu Mega ” Sahut ibu konsul lagi.

“Lho..bu Mega ndak bertatap muka dengan masyarakat? “Tanya saya. “Saya sudah tanyakan mas..tapi
ibu Cuma senyum saja..kelihatannya beliau tidak mau mungkin masih capek.

“O ya Mas Butce tolong cek WCnya ya, kelihatannya puan Maharani orangnya jijikan..dia ndak bisa
kalau kotor. Kalau bu mega sich oke-oke aja..” sahut bu Konsul lagi. “Oke Bu ”

Akhirnya atas saran pak Agus kita booking restaurant Seafood harbor di Monterey park. Untung juga
saya survey sebelumnya, karena rencananya kita akan diberi meja besar diluar gabung dengan orang-
orang. “No..no I need a room.  sahut saya dengan tegas.. Mereka menunjuk sebuah ruangan yang
cukup luas dan bersih tapi berbau asap rokok. Saya panggil managernya, “This is for our presiden,
Indonesia presiden..I need you to spray with air refreshner. And please clean the bathroom. ” Akhirnya
semua tergopoh-gopoh mempersiapkan semuanya untuk kita.

Tepat pukul 7.30 pm, van KJRI masuk keparkiran dan mereka semua turun kelihatannya pada capek
semua. Rupanya disamping didampingi dengan seorang ajudan dan dokter pribadi, bu mega ditemani
dengan putrinya puan Maharani dan iparnya saudara Taufic Kemas, juga teman bu lama bu Mega
dan seorang wanita cantik berdarah tionghoa dengan anaknya yang masih kuliah di USC. Ibu konsul
membisiki saya bahwa dia adalah mantu seorang konglomerat besar di Jakarta.

Begitu kita mulai duduk para pelayan lansung membawakan makanan. Tiba-tiba wanita cantik itu
tanpa sungkan menyuruh mereka untuk membawa sesuatu dan berbicara pada mereka dalam bahasa
mandarin. Saya agak kaget karena setahu saya dikalangan para pejabat dari Indonesia, kita tidak pernah
menggunakan bahasa mandarin. Saya perhatikan bahwa bu mega cuek-cuek saja, seperti bukan hal
yang aneh , begitupula yang lainnya.

“Ini mas Butce dan pak Agus, mas Butce ini adalah seorang pengusaha yang Agustus kemarin menjadi

ketua dari Indonesian festival ” Sahut bu Konsul memperkenalkan saya. Mereka semua mengangguk-
angguk, dengan senyum penuh arti . Mungkin pikirnya ..Ooh another konglomerat dari LA nech.

Sebelum mereka salah sangka, langsung saya jelaskan, “Cuma pengusaha biasa .saya import ikan
hias.dan saya berasal dari Irian . ” Oh ? sahut mereka dengan heran. Akhirnya saya ceritakan secara
singkat kisah perjalanan hidup saya memulai bisnis di Amerika, bagaimana saya bertahan hidup digudang
yang tidak ada kamar mandinya selama 2 tahun . Sehingga saya harus join di Gym supaya bisa mandi
disana setiap hari. Maksud saya supaya mereka mengerti bahwa sebagian besar warga kita di USA harus
bekerja keras dan berjuang untuk hidup di Amerika.

Bu Mega mengangguk-angguk. ” Minggu lalu Mas ,.. saya ada pertemuan untuk membicarakan
mengenai pengiriman tenaga kerja kita ke Amerika, karena kita masih jauh ketinggalan dengan
Philipine. Kenapa ya? “sahutnya. “Karena bahasa Bu..TKI kita ndak bisa berbahasa Inggris..”sahut saya.
Tiba-tiba saya menjadi gemas teringat akan peraturan dari menteri pendidikan yang mengharuskan
semua sign dalam bahasa asing termasuk Inggris diganti dalam bahasa Indonesia, “menurut saya
menteri pendidikan bu Mega terlalu mengada- ada..” sahut saya lagi. Semua pada diam, saya bisa
merasakan ketegangan di ruang itu.Mungkin belum pernah ada yang ngomong secara langsung kepada
presiden akan hal itu. “Kenapa mas.? ” Sahut bu mega lagi.

Ya menurut saya peraturan yang menyuruh mengganti semua sign dalam bahasa inggris ke Indonesia
dengan alasan kebangsaan terlalu mengada-ada..sayakan selalu travel..bayangin aja waktu di Thailand
kalo semua sign dalam bahasa Thai..kita bisa hilang jalan..Bagaimana kita mau mengharap Turis datang
kalo semua sign bahasa Inggris diganti dalam bahasa Indonesia..” Bu Mega mengangguk-angguk.

Saya pikir udah kepalang basah..Beliau tidak ada kesempatan untuk bertemu dengan masyarakat
untuk mengetahui unek-unek masyarakat di Amerika, kebetulan saya yang mewakili. Walaupun tahu
seharusnya dalam santap makan ndak usah bicarakan hal-hal yang berat. Tapi pikir saya kapan lagi ada
kesempatan.

“Menurut saya seharusnya pemerintah kita memperbolehkan adanya 2 kewarganegaraan.  Kenapa
mas?  Tanya bu mega.  Banyak teman-teman disini bercita-cita untuk kerja keras mengumpulkan uang
selama muda dan akan kembali untuk menikmati hari tua di Indo..Inikan merupakan sumber devisa
bagi negara Oooh….”sahut Bu mega lagi dan beliau tidak berkata apa-apa lagi. Sejenak kita semua
terdiam menikmati makanan. Saya melirik pak Denny yang lagi sibuk menikmati lobster. Saya pikir saya
harus ubah suasana nech.

“Udah dengar ceritanya Gus Dur ndak bu? “sahut saya. “Cerita apa? ” Tanya bu Mega. “Iya waktu
beliau datang ke Washintong DC, tidak ada hujan tidak ada angin tiba -tiba beliau nyeletuk , Seharusnya
Amerika menyerang Indonesia ! Bayangin aja wartawan yang tadinya terkantuk -kantuk pada bangun
semua, Hah? Kenapa Gus. Tanya mereka. Iya lihat itu..semua negara yang diserang Amerika, setelah
mereka kalah nanti akan dibantu dan biasanya negara itu menjadi maju. Lihat aja Jerman, Jepang, kan
sekarang pada maju-maju semua.. ndak lama lagi Iraq dana Afganistan lihat aja nanti kalo udah kalah
mereka akan dibantu dan dibangun lebih modern lagi.  Semua yang di meja pada ketawa. Bu mega
juga tidak mau kalah , beliau bilang.

“Tau ndak di Bengkulu , wanita dihargai tidak hanya karena kecantikannya saja..”

“O ya..jadi dihargai apanya Bu ? ” tanya saya.

” Karena kepandaiannya membuat sambal..makanya waktu muda dulu bu Fat (ibu Fatmawati)
mengharuskan kita semua harus tahu mengulak sambal. :” Kita semua ketawa lagi.

Sementara itu ibu Konsul permisi untuk keluar sebentar. Rupanya beliau menyelesaikan pembayaran
makanan kita. Waduh jadi sungkan, bukan saja diajak makan privact bersama ibu Mega, bahkan gratis
lagi. Namun saya merasa lega setidaknya saya sudah menyampaikan aspirasi masyarkat kita yang
berada di Amerika. Diterima atau tidak saya tidak tahu. Cuma setahu saya, tidak berselang lama keluar
undang-undang pemerintah yang memperbolehkan adanya dwikewarga negaraan bagi anak-anak
yg lahir di luar negeri sampai mereka berumur 17 tahun. Juga adanya kemudahan bagi bekas warga
Indonesia yang berusia lanjut untuk mendapatkan kembali kewarga negaraan. Begitu loh kata para

konsul , mengenai detailnya gua ndak tau kamu harus tanya sendiri ke bagian imigrasi.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *