Pada jaman dahulu kala hidup seorang raja yang mempunyai beberapa anak gadis yang cantik, tetapi
anak gadisnya yang paling bungsulah yang paling cantik. Ia memiliki wajah yang sangat cantik dan selalu
terlihat bercahaya. Ia bernama Mayangsari. Di dekat istana raja terdapat hutan yang luas dan lebat. Di
bawah sebuah pohon limau yang sudah tua terdapat sebuah sumur. Pada suatu hari yang panas, Putri
Mayangsari pergi bermain ke hutan dan duduk di tepi sebuah pancuran yang airnya sangat dingin. Ketika
sudah bosan sang Putri mengambil sebuah bola emas dan melemparkannya tinggi-tinggi lalu ia tangkap
kembali. Bermain lempar bola merupakan kegemarannya.
Namun, suatu ketika bola emas sang putri tidak dapat ditangkapnya. Bola itu kemudian jatuh ke tanah dan
menggelinding ke arah telaga, dan mata sang putri terus melihat arah bola emasnya, dan bola itu terus
bergulir hingga akhirnya lenyap di telaga yang sangat dalam, sampai dasar telaga itu pun tidak terlihat.
Sang Putri pun mulai menangis. Semakin lama tangisnya semakin keras. Ketika ia masih menangis,
terdengar suara seseorang berbicara padanya “Apa yang membuatmu bersedih tuan putri? Tangisan
tuan Putri membuat saya sangat terharu” Sang Putri melihat ke sekeliling mencari darimana arah suara
tersebut, namun ia hanya melihat seekor katak yang besar dengan muka yang jelek di permukaan air.
¦ “Apakah kau yang tadi berbicara katak? Aku menangis karena bola emasku jatuh ke dalam telaga“
“Berhentilah menangis, kata sang katak. Aku bisa membantumu mengambil bola emasmu,tetapi apakah
yang akan kau berikan padaku nanti?”, lanjut sang katak.
“Apapun yang kau minta akan ku berikan, perhiasan dan mutiaraku, bahkan aku akan memberikan
mahkota emas yang aku pakai ini”, kata sang putri. Sang katak menjawab, “aku tidak mau
perhiasan, mutiara bahkan mahkota emasmu, tapi aku ingin kau mau menjadi teman pasanganku dan
mendampingiku makan, minum dan menemaniku tidur. Jika kau berjanji memenuhi semua keinginanku,
aku akan mengambilkan bola emasmu kembali, kata sang katak. “Baik, aku berjanji akan memenuhi
semua keinginanmu jika kau berhasil membawa bola emasku kembali. Sang putri berpikir,
bagaimana mungkin seekor katak yang bisa berbicara dapat hidup di darat dalam waktu
yang lama. Ia hanya bisa bermain di air bersama katak lainnya sambil bernyanyi.
Setelah sang putri berjanji, sang katak segera menyelam ke dalam telaga dan dalam
waktu yang sangat singkat ia kembali ke permukaan sambil membawa bola emas di
mulutnya kemudian melemparkannya ke tanah.
Sang Putri merasa sangat senang karena bola emasnya ia dapatkan kembali. Sang Putri menangkap bola
emasnya dan kemudian berlari pulang.“Tunggu” kata sang katak.“Bawalah aku bersamamu, aku tidak
dapat berlari secepat dirimu. Tapi percuma saja sang katak berteriak memanggil sang putri, ia tetap berlari
meninggalkan sang katak. Sang katak merasa sangat sedih dan kembal ke telaga. Keesokan harinya,
ketika sang Putri sedang duduk bersama ayahnya sambil makan siang, terdengar suara lompatan ditangga
marmer. Sesampainya di tangga paling atas, terdengar ketukan pintu dan tangisan, Putri, ¦ bukakan pintu
untukku. Sang putri bergegas menuju pintu. Tapi ketika ia membuka pintu, ternyata di hadapannya sudah
ada sang katak. Karena kaget ia segera menutup pintu keras-keras. Ia kembali duduk di meja makan
dan kelihatan ketakutan. Sang Raja yang melihat anaknya ketakutan bertanya ”Apa yang engkau
takutkan putriku? Apakah ada raksasa yang akan membawamu pergi? “Bukan ayah, bukan
seorang raksasa tapi seekor katak yang menjijikkan”, kata sang putri. “Apa yang ia
inginkan darimu? tanya sang raja pada putrinya.
Kemudian sang putri bercerita kembali kejadian yang menimpanya kemarin.“Aku tidak pernah berpikir
ia akan datang ke istana ini., kata sang Putri. Tidak berapa lama, terdengar ketukan di pintu lagi. “Putri,
bukakan pintu untukku. Apakah kau lupa dengan ucapan mu di telaga kemarin? Akhirnya sang Raja
berkata pada putrinya, Apa saja yang telah kau janjikan haruslah ditepati. Ayo, bukakan
pintu untuknya. Dengan langkah yang berat, sang putri bungsu membuka pintu, lalu sang
katak segera masuk dan mengikuti sang putri sampai ke meja makan. “Angkat aku dan
biarkan duduk di sebelahmu, kata sang katak. Atas perintah Raja, pengawal menyiapkan
piring untuk katak di samping Putri Mayangsari. Sang katak segera menyantap makanan
di piring itu dengan menjulurkan lidahnya yang panjang. “Wah, benar-benar tidak
punya aturan. Melihatnya saja membuat perasaanku tidak enak, kata Putri Mayangsari.
Sang Putri bergegas lari ke kamarnya. Kini ia merasa lega bisa melepaskan diri dari sang katak. Namun,
tiba-tiba, ketika hendak membaringkan diri di tempat tidurnya ternyata sang katak sudah berada
di atas tempat tidurnya.“Cukup katak! Meskipun aku sudah mengucapkan janji, tapi ini
sudah keterlaluan! Putri Mayangsari sangat marah, lalu ia melemparkan katak itu ke
lantai. Bruuk! Ajaib, tiba-tiba asap keluar dari tubuh katak. Dari dalam asap muncul
seorang pangeran yang gagah. “Terima kasih tuan Putri Kau telah menyelamatkanku dari
sihir seorang penyihir yang jahat. Karena kau telah melemparku, sihirnya lenyap dan
aku kembali ke wujud semula.Kata sang pangeran“Maafkan aku karena telah mengingkari
janji,kata sang putri dengan penuh sesal.“Aku juga minta maaf. Aku sengaja membuatmu
marah agar kau melemparkanku,” sahut sang Pangeran. Waktu berlalu begitu cepat.
Akhirnya sang Pangeran dan Putri Mayangsari mengikat janji setia dengan menikah dan
merekapun hidup bahagia.
Pesan moral dari cerita ini : Jangan pernah mempermainkan sebuah janji dan pikirkanlah dahulu
janji-janji yang akan kita buat.(sumber: internet/diedit oleh ED/IM)