Para pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang baru dipilih DPR sebaiknya bersikap merendah dan tidak terlalu banyak memberi harapan. Pasalnya, mereka belum teruji dalam menghadapi sepak terjang mafia hukum atau yang sering disebut sebagai Don Corleone (tokoh karakter di film The Godfather).
Hal itu dikatakan Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network Denny JA setelah menerima penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) di Jakarta, baru-baru ini.
Penghargaan itu diberikan atas prestasi LSI Network yang selama tujuh kali berturut turut menjadi isu utama (headline) halaman satu koran nasional.
“Janji Ketua KPK yang baru, Abraham Samad, yang akan mundur dan pulang kampung kalau satu tahun tak bisa menuntaskan kasus besar patut diapresiasi. Tapi, bisa jadi Don Corleone berada di balik berbagai kasus besar yang tak kunjung tuntas,” ujar Denny.
Dikatakan, janji Abraham itu terkesan mudah diucapkan, karena dia belum berhadapan dengan mafia kasus besar.
Dia meyakini, harapan publik terhadap KPK yang baru dipilih itu cukup besar dan figur-figur yang baru terpilih cukup menjanjikan.
Namun, dia mengingatkan, janji-janji dan sikap garang pimpinan KPK baru itu bisa menjadi bom waktu.
Jika kasus-kasus besar tak kunjung tuntas, kepercayaan publik terhadap KPK justru bisa merosot kembali.
Bahkan, ujarnya, kemerosotan itu lebih tajam dibandingkan kepercayaan publik terhadap KPK yang lama.
Pada Agustus lalu, Denny mempublikasikan bahwa kepercayaan publik terhadap KPK merosot di bawah 50 persen. Menurut dia, jika KPK baru gagal kembali menuntaskan kasus besar setelah setahun, kepercayaan publik mungkin saja di bawah 40 persen.
Dikatakan, berdasarkan survei yang dilakukan LSI Network beberapa waktu lalu, ada empat kasus korupsi besar yang dinanti publik, yaitu kasus Bank Century, kasus suap cek pelawat, kasus Gayus Tambunan, dan kasus Wisma Atlet
Related Posts
