Ulama muda Ansor juga akan membahas hukuman bagi pemimpin yang mengingkari janjinya
Nusron Wahid
Dalam rangka mengenang dua tahun wafatnya Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Gerakan Pemuda (GP) Ansor berencana mengumpulkan alim ulama muda berusia di bawah 40 tahun untuk membahas masalah yang krusial dalam konteks kebangsaan Indonesia.
Tema utama yang akan diangkat kali ini adalah seputar masalah kepemimpinan Negara Kesatuan Republik Indonesia versus Khilafah.
“Karena hari ini semakin banyak kampanye model pemerintahan yang berbasis keislaman, atau kekhilafahan (kepemimpinan). Kami akan menggali referensi agama apakah fundametal yang diusung pendahulu kita dulu sudah sesuai atau belum, supaya menjadi clear dan kami akan keluarkan fatwa,” ujar Ketua GP Ansor Nusron Wahid di kantor Pengurus Pusat GP Anshor, Jakarta, Kamis, 22 Desember 2011.
Nusron mengungkapkan salah satu topik yang akan dibahas agamawan muda, yakni mengenai masalah money politic atau politik uang. “Kami akan gali rumusnya, bagaimana proses itu, kami akan fatwakan,” kata dia.
Menurut Nusron, keprihatinan akan masalah politik uang yang kian marak terjadi di berbagai tingkatan pemerintahan, mendorong GP Anshor untuk mendiskusikannya lebih jauh.
“Kami tahu semua proses di negara ini mulai dari Kepala Desa hingga Presiden berbau politik uang. Kemudian apakah prospek hukum yang dihasilkan dari politik uang ini bisa dilawan atau tidak. Kami akan kritis soal itu,” tuturnya.
Nusron juga mengatakan, pertemuan alim ulama muda kali ini juga diharapkan bisa mengenang kembali sepak terjang Gus Dur yang menjadi Presiden tanpa memakai modal sepeser pun.
Tak hanya soal politik uang, diskusi tersebut juga akan membahas soal hukuman bagi pemimpin terpilih yang mengingkari janjinya untuk mensejahterakan rakyat.
“Apakah umat boleh atau tidak untuk tidak membayar pajak kalau pemimpinnya itu bohong atau ingkar,” tandasnya.
Related Posts
