Kelopak dan Duri


Kadang-kadang Allah bersikap lunak dan luwes (membela ), namun kadang-kadang kejam dan keras ( menghukum ). Seperti humor ini : ” Hati-hati gunakan lidahmu “. Setelah membaca kisah tentang mujizat yang diterima Naaman ketika mandi di Sungai Yordan, maka tiga wanita jelek sepakat untuk ikut tour ke-Israel. Ketika tiba di Sungai Yordan, wanita pertama membangkitkan imannya dan menceburkan dirinya ke Sungai Yordan sambil berkata, ” Aku ingin cantik seperti Julia Robert.” Ketika keluar wanita itu berubah menjadi cantik seperti Julia Robert. Wanita kedua pun tak mau ketinggalan, dengan iman ia masuk ke Sungai Yordan dan berkata, ” Aku ingin cantik seperti Jennifer Lopez “. Ketika keluar, wanita itu berubah menjadi seperti Jennifer Lopez. Dengan semangat yang menggebu-gebu wanita yang ketiga melompat, tetapi tiba-tiba kakinya terpeleset dan ia berkata, ” E….E….E….Monyet ”

Pernahkah Anda meraba kelopak bunga mawar ?. Silakan Anda raba sendiri. Sangat halus, bukan? Pernahkah Anda mencium bunga mawar ? Silakan Anda pegang tangkainya dan dekatkan ke hidung Anda. Aduh ! Durinya tajam ! Wah, sorry. Jari Anda sampai keluar darah. Memang begitulah bunga mawar. Kelopaknya begitu lembut dan halus, namun durinya keras dan tajam. Manakah yang diciptakan Tuhan ? Kelopaknya ataukah durinya ? Kedua-duanya. Untuk apa Tuhan menciptakan duri ? Soalnya begini. Kelopak bunga mawar sangat mudah rontok. Kalau tangkainya tergoyang-goyang, rontoklah kelopak-kelopaknya.

Burung senang berkejar-kejaran dan hinggap berayun-ayun di tangkai perdu atau tanaman seperti mawar. Tetapi, karena tangkai mawar berduri, maka burung tidak bisa hinggap dan berayun-ayun di situ. Duri-duri itu pun membuat lebah menjadi lebih berhati-hati bila terbang mendekati mawar. Duri mawar berfaedah untuk melindungi dan mencegah kerontokan kelopak. Ada dua sisi pada indahnya bunga mawar, jaitu kelopak yang lembut dan duri yang keras. Cinta kasih juga terdiri dari dua sisi, jaitu sikap lembut dan sikap keras. Kasih yang lembut tanpa diimbangi oleh kasih yang keras bisa merosot memjadi cinta buta atau kasih manja. Orangtua yang mengabulkan semua keinginan anak dan mentolerir segala macam perilaku akan merusak kepribadian anak dalam jangka panjang. Dalam kasih juga diperlukan sisi yang keras, jaitu kasih yang mampu melarang, menegur, memarahi dan menghukum.

Kasih Allah juga digambarkan dengan sisi yang keras dan sisi yang lembut. Yesaya 40 yang menunjukkan kedua sisi itu dalam ayat 10 dan 11. Ayat 10 berbunji : ” Lihat, itu Tuhan Allah, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya.” Di sini Allah digambarkan sebagai pendekar yang pulang dari medan perang dengan kemenangan gilang-gemilang sambil membawa rampasan dan tawanan perang. Itulah sisi keras dari hakikat Allah. Seperti sekarang ini terdapat banyak sekali bencana Alam terjadi dimana-mana. Ini menandakan satu peringatan atau teguran, agar kita sebagai orang percaya atau yang belum percaya harus sadar atas perbuatan-perbuatan yang tidak benar.

Segera setelah itu menyusul ayat 11 yang berbunyi : ” Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.” Di sini Allah digambarkan sebagai seorang gembala yang memangku domba dan mengelusnya dengan lemah lembut. Itulah sisi lembut dari hakikat Allah. Gambaran tentang Allah dengan dua sisi kasih tampak di sepanjang garis perjalanan umat yang dicatat dalam Perjanjian Lama. Kadang-kadang Allah bersikap lunak dan luwes, namun kadang-kadang kejam dan keras. Kadang-kadang Allah membela, kadang-kadang menghukum. Sikap lembut dan sikap keras silih berganti.

Untuk pertumbuhan iman yang sehat, memang diperlukan kedua sisi itu. Iman kita akan tetap kerdil dan kekanak-kanakan kalau kita terus menerus diperlakukan dengan lunak dan kalau semua keinginan kita dikabulkan. Masih banyak orang Kristen yang kalau permintaannya tidak dikabulkan, langsung menyalakan Tuhan. Tuhan Yesus pun memperlihatkan sisi lembut dan keras secara silih berganti, misalnya kepada Petrus. Yesus bersikap lembut kepada Petrus seperti dicatat dalam Lukas 22:31 atau Yohanes 21:15-19. Sebaliknya, Yesus juga bersikap keras kepada Petrus dengan bentakan ” Enyahlah Iblis ” seperti dicatat dalam Matius 16:23. Allah menghukum umat-Nya. Yesus membentak murid-Nya. Apakah ini bertolak belakang dengan kasih ?

Tidak. Hukuman dan bentakan itu adalah bagian dari kasih. Tegas dan keras juga merupakan ungkapan kasih. Kasih yang utuh terdiri dari sisi lembut dan sisi tajam. Seperti bunga mawar itulah. Kelopak-kelopaknya begitu halus, tersenyum bak wajah yang manis mempesona dan cantik menarik. Belum lagi wanginya yang harum semerbak. Asal saja kita ingat bahwa keagungan mawar itu ada berkat durinya. Kalau tidak ada duri, burung-burung sudah berhinggapan serta berloncatan di tangkainya dan kelopak-kelopak mawar itu niscaya sudah rontok. Duri itulah yang membuat kelopak-kelopak kembang mawar bertahan. Memang duri menyakitkan, tetapi duri menjadikan bunga mawar begitu mengagumkan.

Berbahagialah orang yang membaca artikel yang singkat ini dan dapat menghayati maknanya serta melakukannya.(IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *