Anggota Bawaslu DKI, Burhanuddin Thomme, mengatakan pihak Bawaslu telah mengidentifikasi daerah Tempat Pemungutan Suara (TPS) rawan pada Pilkada DKI Jakarta.
Seperti Rumah Sakit, apartemen, wilayah bekas gusuran dan wilayah rawan banjir menjadi pengawasan khsusus karena dianggap rawan terjadi kecurangan.
“Misalnya di RS itu kan tidak ada TPS, hanya beberapa rumah sakit yang ada TPSnya. Mungkin RS tidak menginginkan ada TPS disitu,” kata Burhanuddin di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (8/2/2017).
“Kenapa dianggapnya rawan, karena disitu banyak pemilih di hari H, termasuk petugas RS, dan pasien itu kan harus memilih,” sambungnya.
Bawaslu berharap ketika hari pemungutan suara 15 Februari nanti, warga yang tidak berada di lokasi TPS untuk memiliki surat A5 (Surat pindah TPS untuk memilih).
“Kemudian di apartemen yang kita ketahui bersama banyak orang yang tidak terdaftar di DPT, walaupun nanti bisa menggunakan e-KTP dan Suket tapi jangan sampai membludak dan banyak yang tidak memiliki e-KTP kita antisipasi juga ya g penghuni dari luar nanti menggunakan hak pilih suaranya di apartemen tersebut,” jelasnya.
Hanya Tiga Rumah Sakit yang Ada TPS
Komisioner KPU DKI bidang Pemuktahiran Data Pemilih, Moch Sidik, mengungkapkan ada tiga Rumah Sakit (RS) yang sudah memberi konfirmasi data karyawan dan pasien untuk diadakannya Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Kita sudah koordinasi dengna RS tapi yang pasti menyerahkan data karyawanya yang sudah dimasukan ke DPT sesuai kelurahan yang ada,” ucapnya Sidik saat dihubungi Warta Kota, Rabu (8/2/2017).
Ketiga rumah saki tersebut yakni, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Rumah Sakit Koja, dan Rumah Saki Pantai Indah Kapuk.
KPU DKI juga akan memperhatikan TPS yang berada di Apartemen-apartemen yang ada di Jakarta.
“Seperti yang menjadi perhatian kami di Kalibata city, kita sudah siapkan TPS dan kordinasi dengan warga, karena yang tinggal disitu orang sibuk. Jadi apakah ada warga DKI Jakarta yang masuk kedalam DPT,” jelasnya. ( WK / IM )
memang harus diawasi secara ketat sebab jangan sampai Calon Nomor DUA di Curangin di Licikin, karena yakin Nomor DUA akan tetap Menang dalam Pilkada 2017 ini
Balon gub no 2 orangnya ngga santun, ego pribadinya tinggi, emosional dan kurang waras. Lebih cocok jadi gub hongkong.
bravo Ahok Djarot bravo Jakarta pimpinlah Jakarta seperti layaknya Bang Ali Sadikin dulu memang harus Tegas dan Keras maka pada jamannya bang Ali, Jakarta berkembang pesat lalu Amburadul lagi setelah dipegang beberapa Gubernur Korup semua dan kagak becus semua