Evakuasi jatuhnya pesawat Susi Air jenis Caravan C 208 B PK-VVE akan berjalan sulit sebab jatuhnya pesawat di medan cukup berat.
Pesawat dipiloti Dave Cootes warga negara Australia dan Copilot Thomas Munk warga negara Slovakia, ini mengangkut solar sebanyak 4 drum dan barang-barang campuran berat lainnya yang kesemuanya beratnya 1.159 kilogram.
Pesawat ini jatuh didaerah pegunungan yang berada di Distrik Pasema, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua, Jumat (9/9) pagi. Ini dikatakan Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Wachyono saat dihubungi SP saat dihubungi SP, Sabtu (10/9) pagi
Dari laporan yang diterimanya pesawat diperkirakan kesulitan menghindari tiga gunung yang berada diperbatasan Jayawijaya dan Kabupaten Yahukimo. Dimana Gunung tersebut berbentuk leter U, sebab gunung kiri dan kanan serta tengah berdekatan. Diduga karena cuaca buruk, sehingga pesawat tak bisa melewati gunung tersebut.
“Pesawat hancur berkeping-keping dengan ekor belakang terpisah dari badannya, serta baling-baling hancur,”ujarnya.
Sementara itu Perwakilan Susu Air di Wamena, Ibu Mei mengatakan, pesawat take off dari Bandara Wamena pukul 12.20 WIT dengan tujuan Kenyam, Kabupaten Dunga. Kabupaten ini adalah kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Jayawijaya.
Untuk sampai Kenyam dari Wamena membutuhkan waktu 30 menit.
Pesawat jatuh pada Koordinat 04 derajat 24′ 97″ Lintang Selatan, 139 derajat 00′ 17” (silimo area) di Kabupaten Jayawijaya, pada elevasi 9000-10000 feet. “Sementara ini proses evakuasi sedang berjalan,”ujarnya
Ban Pesawat Susi Air Pecah, Bandara El Tari Ditutup Satu Jam
[KUPANG]Â Ban belakang bagian kanan pesawat Susi Air pecah ketika mendarat di Bandar Udara (Bandara) El Tari Kupang.
Informasi yang diperoleh SP di bandara El Tari Kupang, Jumat (9/9), pesawat ini membawa dua penumpang bersama pilot dan kop pilot dalam penerbangan  dari Kisar, Maluku Barat Daya menuju Kupang. Pesawat dengan nomor registrasi PK BVU ini tiba di Kupang sekitar pukul 12.04 Wita dan saat itu pesawat dalam kondisi aman, namun setelah lending roda belakang bagian kanan tidak bisa berputar  sehingga  pecah.
Akibat tergelincirnya pesawat Susi Air itu menyebabkan pihak Angkara Pura I menutup sementara Bandara El Tari II Kupang selama 50 menit.
Penutupan bandara itu juga menyebabkan Pesawat Garuda dan Batavia Air dari Denpasar, Bali ke Kupang lanjutkan penerbangan ke Makasar. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
“Pesawat itu tergelincir akibat pecah ban saat mendarat di Bandara El Tari,” kata Duty Manager (Administrasi) Airport Angkasa Pura Klas I Kupang, Najib Ansori kepada SP di Bandara El Tari Kupang, Jumat (9/9).
Pesawat Susi Air hanya membawa dua penumpang dari Kisar, Maluku ke Kupang. Akibat tergelincirnya pesawat Susi Air itu menyebabkan sejumlah penerbangan dari Bandara El Tari Kupang mengalami Delay (Penundaan).
Pihak Angkasa Pura I Bandara El Tari dan PT Pudji Astuti sebagai pengelola pesawat Susi Air sementara mengganti ban pesawat yang pecah tersebut.
Pihak angkasa pura dan susi air telah melakukan penggantian ban yang pecah itu, selesai sekitar pukul 12.50 WITA, dan bandara el tari kembali di buka untuk penerbangan lainnya.
Pesawat akhirnya dibawa ke apron. Hanya dua penumpang yang dibawa dari Kisar. Pengelola Susi Air, PT Pudji Astuti. Kepada SP.  “Penerbangan di Bandara El Tari Kembali Dibuka setelah sempat ditutup kurang lebih satu jam. Akibat tergelincirnya pesawat Susi Air akibat bannya pecah. Bandara sudah di buka kembali untuk penerbangan setelah sempat ditutup kurang lebih satu jam,” kata Duty Manager  Airport Angkasa Pura Klas I Kupang, Najib Ansori.  Ia menambahkan, “Penutupan di Bandara El Tari Kupang untuk sementara menunggu, karena pesawat Susi Air dari Kisar, Maluku menuju ke Kupang mengalami pecah ban dan tergelincir di Bandara El Tari Kupang. Pergantian ban pesawat Susi Air dilakukan sudah dilakukan dan pesawat dalam kondisi baik,” katanya.
Sementara itu, PT Pudji Astuti sebagai pengelola pesawat Susi Air menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Angkasa Pura I untuk memberikan keterangan kepada pers. “Pengelola Susi Air sudah serahkan kepada kami untuk memberikan keterangan pers,” kata Pudji Astuti.