KETUA Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR Marzuki Alie menegaskan pembangunan gedung baru yang sudah dicanangkan pada medio 2010 ditargetkan bisa terlaksana dengan anggaran tidak lebih dari Rp 1 miliar. Oleh karena itu pihaknya meminta Tim Teknis untuk menghitung ulang biaya pembangunan gedung baru tersebut yang semula Rp 1,8 miliar dan sudah diturunkan lagi menjadi Rp 1,3 miliar.
“Saya yakin bisa di bawah Rp 1 triliun. Saya minta dicek lagi. Mebel yang ada tapi masih bisa digunakan, tidak perlu diganti. Pokoknya saya minta tim teknis agar diusahakan bisa dihemat lagi dari Rp 1,3 triliun,” katanya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (7/1).
Pada kesempatan itu Marzuki mengaku bahwa tiidak ada satu pun fraksi yang menolak rencana membangun gedung baru DPR tersebut. Karena sudah disepakati ketika BURT mendengar dan meminta persetujuan seluruh fraksi.
“Seharusnya dimulai Oktober 2010, lalu ditunda hingga 2011,” ujar Marzuki yang juga Ketua DPR.
Menurutnya, BURT pada saat itu meminta tanggapan dari seluruh fraksi. Di hadapan legislator seluruh fraksi, pihaknya menyatakan kalau ada satu fraksi yang menolak atau tidak mendukung rencana tersebut maka pembangunan gedung baru DPR dibatalkan. Dan ternyata tidak ada satu fraksi pun yang menyatakan menolak atau tidak mendukung rencana pembangunan gedung baru DPR tersebut.
Wakiil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Demokrat ini mengatakan, pembangunan gedung baru DPR sangat diperlukan sebagai langkah antisipasi perkembangan keperluan dari lembaga representasi rakyat Indonesia tersebut.
Para anggota DPR yang menyuarakan penolakan atas rencana tersebut diminta Marzuki untuk berkomunikasi dengan pimpinan fraksi yang telah menyetujuinya. Sebab, pihaknya tidak mau rencana ini menjadi alat politik bagi partai yang ingin memojokkan DPR.
Ketika disinggung waktu pelaksanaannya, pengusaha asal Sumatera Selatan itu mempersilakan untuk menanyakannya kepada pihak Sekretariat Jenderal (Sekjen) DPR.
“Tanya sekjen kapan mau dimulai. Bukan urusan kami,” tandasnya.