Di Papua, Ada Latihan Gabungan untuk Cegah TNI dan Polri Bentrok Lagi


Mencegah terulangnya insiden bentrok di antara anggota TNI dan Polri saat bertugas di lapangan, Kepolisian Daerah Papua bersama Komando Daerah Militer XVII Cenderawasih menggelar latihan gabungan di Kompleks Resimen Induk Kodam (Rindam) XVII Cenderawasih Sentani, Kabupaten Jayapura.

Latihan yang diikuti oleh 2 pleton anggota Brimob Polda Papua dan 2 pleton anggota Yonif 751 Raider berlangsung sejak Senin (3/11/2014) hingga Rabu (5/11/2014). Dalam upacara penutupan di Lapangan Mako Rindam, Rabu sore, Kepala Kepolisian Daerah Papua, Irjen Pol Yotje Mende dalam sambutannya mengatakan kegiatan tersebut sebagai persiapan Operasi Matoa V yang akan digelar Polda Papua.

Menurut Yotje, masih banyak kekurangan dari latihan gabungan TNI-Polri yang baru pertama kali digelar di Papua. “(Namun), berkat keseriusan dari peserta, instruktur, dan pelatih, latihan dapat berlangsung tepat waktu,” ujar dia.

Latihan ini, kata Yontje, akan membuat anggota Polri dan TNI tahu cara bertindak dan target operasi untuk meminimalkan korban jiwa. Pada kesempatan itu, Yotje juga meminta Pangdam XVII Cenderawasih, agar kompleks Rindam XVII selanjutnya bisa menjadi tempat latihan bersama TNI-Polri.

Ditemui terpisah usai mengadakan pertemuan tertutup dengan jajaran Polda Papua di Mako Rindam, Panglima XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen Siahaan mengatakan latihan gabungan tersebut bertujuan membangun komunikasi yang baik antar-anggota TNI-Polri sehingga mencegah gesekan saat bertugas di lapangan.

“Menyamakan suatu pola, sikap, dan tingkah laku karakter menghadapi tantangan yang di Papua ini begitu kompleks. Intinya untuk memperkokoh kesatuan aparat TNI-Polri,” papar Fransen. Selain itu, menurut dia latihan ini akan membantu prajurit TNI bersiap ketika harus mendukung kepolisian melakukan operasi penegakan hukum.

“Seandainya anggota TNI diminta membantu tindak Polisional (penegakan hukum), jangan kemampuan tempurnya yang kelihatan di situ, karena beda dengan tugas kami ketika menghadapi musuh dari luar. Jadi yang diutamakan teknik dan taktik melaksanakan tindakan polisional,” ungkap Fransen.

Pada kesempatan tersebut, Fransen juga menyampaikan kesediaannya menjadikan Kompleks Rindam XVII Cenderawasih menjadi tempat latihan bersama TNI-Polri di Papua. Fransen juga menyarankan BKO Kepolisian dari Mabes Polri supaya bisa berlatih bersama sebelum terjun ke pedalaman Papua.

Sebelumnya, pada 13 Oktober 2014, akibat salah paham, terjadi bentrokan antara anggota TNI Pos Yonif 756 dengan anggota Brimob BKO Kelapa Dua di Distrik Pirime, Kabupaten Lanny Jaya. Dalam insiden yang berujung kontak tembak tersebut mengakibatkan Komandan Pos Yonif 756, Letda Inf Ali Okta tertembak di lutut kiri.

Dari investigasi gabungan Kodam XVII Cenderawasih dengan Polda Papua, disimpulkan insiden itu merupakan akibat minimnya koordinasi antar-kesatuan di lapangan ditambah faktor jiwa muda prajurit.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

15 thoughts on “Di Papua, Ada Latihan Gabungan untuk Cegah TNI dan Polri Bentrok Lagi

  1. James
    November 5, 2014 at 7:01 pm

    Selama Latihan Gabungan pasti TIDAK terjadi bentrokan karena Tidak Ada Unsur Uang, begitu dimluar Bentrok Hebat lagi dan selalu berulang, kenapa ??? Karena ada unsur Duit Uang dan Kekuasaan, tetap saja akan Terulang, sehrusnya di Tindak Tegas !!!

Leave a Reply to James Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *