Cruise Hawaii Tahiti # 7


Bang Jeha konsen merencanakan main 7NT-nya

Cecile yang ikut acara pemanggangan di deck kapal dan tidak ikut
ceramah ‘A Peep at Nature’ kemarin bertanya, “How do you fondle the
breast of a Polynesian girl in broad day light in Papeete (and not
got caught)?” Jawabannya, yang di-fondle atau dipegang adalah daun
pintu dari batu di pabrik bir Hinano di kota Papeete yang di-design
memang merupakan bagian BD si patung cewek.

Si Doug pendongeng memang kreatif untuk selama 1 jam ceramah terus memikat perhatian. Awalnya
ia mulai dengan memperlihatkan tai tokek dan ia bertanya, kenapa sang
tahi ada putihnya ada hitamnya, apaan yang warna putih tersebut? Kita
anak Indo paham bahwa memang demikian tapi baru saya tahu bahwa bagian
yang putih itu adalah kencingnya, uric acid yang membeku mengeras. Si
tokek ceritanya hemat enersi, sekalian kencing dan berak :-).

Acara bohebolo melintasi katulistiwa

Slide pertama presentasinya adalah pelabuhan Moorea, Cook Bay dimana kapten
James Cook pertama kali mendarat disitu. Nama Moorea berasal dari dua
kata Moo (baca mo-o) yang berarti lizard, tokek dan rea yang berarti
kuning. Jadi tokek kuning adalah lambang pulau tersebut.

Kapal semakin ke Pasifik Selatan. Semalam sekitar jam 10 posisinya
sudah di lintang selatan 6 derajat. CMIIW, seingat saya tanah air kita
berada dari lintang utara 6 derajat sampai 11 derajat lintang selatan.
Jadi saat ini kami sudah sejajar dengan Indonesia dari perspektif

Douglas Pearson mendongeng lagi tentang Kepulauan Tahiti

lintangnya, cuma bujurnya jauh ke timur. Ujung timur Papua terletak
sekitar 140 derajat bujur timur, Bora Bora sekitar 151 bujur barat.
Ingat bahwa ada garis meridian dimana bujur timur 180 dan barat 180
di satu garis, peralihan pergantian hari di Planit Bumi sehingga
disebut international date line.

Kepulauan Fiji dilalui oleh garis meridian ini, maupun Kiribati atau Christmas Island yang merupakan
atol terluas di dunia. Kami akan melintasi Kiribati 300-an km di
timurnya.

Nah, ada tradisi sejak jaman dahulu, pelaut yang melintasi
katulistiwa mesti menjalani upacara pelantikan masuk kelab khusus
The Solemn Mysteries of the Ancient Order of the Deep. Sayangnya acara
itu bentrok dengan acara pertandingan bridge dan demi menjaga nama baik
Akademi Bridge Serviamto alias perguruan hamba :-), saya pilih main
bridge daripada masuk kelab bohebolo tersebut.

Bila Anda punya menantu, suami atau isteri dan kalau perlu besan orang
Filipin, ajaklah mereka cruise sama-sama. KKN-nya tidak akan ketulungan
alias pasti luar biasa. Mayoritas pelayan di cruise kami ini Filipinos,
dari mulai di restoran buffet sampai ke resto formal dining, dari mulai
tukang angkat piring sampai maitre d’nya.

Nostalgia minuman KKN 'Love Connection' kreasi Mas Joko

Tak ada satupun Melayu alias kami rada kehilangan :-). Kalau Anda masih ingat di dongengan Cruise ke
Amerika Selatan daripada Bang Jeha, kami sering sekali pesan minuman
asyik punya, ‘Love Connection’, ke bartendernya, Mas Joko wong Solo.
Taripnya KKN alias entah dia pakai akalan apaan, barangkali khusus
untuk sedulur :-), pesan 2 gelas cuma dihitung segelas.

Di kapal Royal Caribbean tersebut cukup banyak Melayunya, Princess ini payah banget.
Boro-boro tarip koneksi, kemarin saya minta folio kamar/hotel dicetak,
weladalah, ada penumpang yang minum alkohol 20-an $ di-charge ke cabin
kami. Tentu saya engga mau ngerti dan minta diperiksa. Kelihatan bahwa
tanda-tangan di order formnya bukan tandatangan si jhilwan alias itu
orang sudah sembarangan kasih nomor cabin, mungkin dalam keadaan mabok.

Dosa saya bertambah berat prens, pagi ini timbang badan lagi sudah naik

Pinjam buku di library yang tenang dan sepi

2 lbs, dari 158 di awal cruise menjadi 160 sekarang. Mana tidak mau
tambah tambun. Kemarin saya habek dua potong kue enak kelas dunia,
Sacher Torte dengan resep asli Austria, kecapannya. Memang sudah saya
buktikan. Kue itu mirip black forest cake kalau Anda belum pernah
cicipi, tapi ada alkoholnya. Dinamakan demikian sebab penciptanya,
Herr Sacher dari Wien (Vienna), Austria menciptakannya khusus untuk
bangsawan di jamannya. Sampai sekarang restonya di Wien masih ada dan
sempat kami lewati (doang) ketika kami backpacking dan camping disana.
Bisa diduga kue Sacher Torte di resto aslinya di Vienna akan senilai
60 $, sama seperti hamburger di Bora Bora :-). Rebecca pren semeja
kami cewek Yahudi yang tinggal di Boca Raton, Florida mensyer bahwa
dia pernah makan di resto di Rome, tempat aslinya Fettuccine Alfredo
dimulai diciptakan, 100 Euro sepiringnya.

Untung makan Gado-gado Boplo
di Menteng di tempat aslinya masih tetap kebayar, tidak menjadi sejeti
Rp atau 100 $ :-). Sekian laporan hari ketiga di lautan, sampai
kisah mendatang, bai bai lam lekom.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *