Bocah ‎Disetrum Saat Warga Katolik Sleman Diserang


Saat penyerangan terhadap belasan umat Katolik yang sedang beribadat Rosario di rumah Julius Felicianus, Direktur Galangpress, di Perumahan YKPN, Tanjungsari, Desa Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman, Kamis malam, 29 Mei 2014, ada anak kecil yang disetrum.

Anak berusia delapan tahun berinisial T itu saat ini sangat trauma dan masih dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta. “Saat penyerangan, T disetrum di tangannya,” kata Siti Noor Laila, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Jumat malam, 30 Mei 2014.

Laila yang sudah menjenguk para korban penyerangan itu menyatakan saat penyerangan pertama oleh sekelompok orang berjubah dan bercelana congklang itu, T dilindungi oleh bapaknya yang bernama Nur Wahid. 

Alat setrum yang digunakan penyerang adalah alat setrum portabel yang saat ini sudah banyak dijual bebas di pasaran. Saat peribadatan, Nur Wahid dan T sedang menunggu istri/ibunya yang sedang beribadah. Penyerang melempari korban dan rumah dengan batu dan pot bunga.

Nur Wahid luka di hidung, kepala bagian belakang bocor, dan tangan luka lecet-lecet. “Secara psikis dia paling parah,” kata Laila. 

Sebab, saat itu ia pertama kali yang diserang dan berusaha melindungi anaknya serta jemaat lain supaya masuk ke gudang rumah Julius. Nur Wahid juga minta kepada Komnas HAM untuk melindungi keluarganya karena mereka sangat ketakutan akibat kasus itu. 

Julius yang diserang juga mengalami luka berat. Yaitu luka robek di kepala dan tulang punggung sebelah kiri patah. Ia juga dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta. 

Karena menyangkut anak di bawah umur, Laila akan menggandeng Komisi Perlindungan Anak Indonesia untuk menyikapi kasus ini. Selain itu untuk perlindungan saksi dan korban ia akan menggandeng Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). 

“Orang berkeyakinan dan beribadah itu dilindungi konstitusi,” kata Laila. 

Ia menambahkan cara kekerasan yang dilakukan sekelompok massa itulah yang melanggar hak asasi manusia. Sehingga kasus ini harus dituntaskan oleh penegak hukum, siapa pun pelakunya dan dari organisasi apa pun. 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

23 thoughts on “Bocah ‎Disetrum Saat Warga Katolik Sleman Diserang

  1. James
    May 31, 2014 at 3:56 am

    Hukum PANCUNG semua para pelakunya !!! Karena sangat Sadis dan Kejam menyetrum Anak Kecil !!! Tegakkan Hukum di Indonesia !!!

  2. pengamat
    May 31, 2014 at 10:14 am

    Paling juga disentrum pake raket nyamuk.

  3. Anti+FPI
    May 31, 2014 at 10:59 am

    @Pengamat kalo comment pake otak kali loe.Mau disetrum pake raket listrik atau apa tetap aja itu nyiksa anak umur 8 thn.Coba kalo itu anak loe atau saudara loe gimana rasanya?????

    1. james
      May 31, 2014 at 11:17 pm

      betul sekali Karena Pengamat belum merasakan bila Terjadi pada Anaknya atau salah satu anggota Keluarganya

  4. pengamat
    June 1, 2014 at 2:55 am

    Bercanda boleh, tapi bagaimanapun tidak boleh disiksa. Mungkin maksudnya becanda ama anak kecil.

  5. Anti+FPI
    June 1, 2014 at 9:28 am

    @Pengamat elo bener2 bolot yah.Loe pikir ini lucu dan bercanda????Wah semoga aja nanti ada org yg bercanda sama keluarga elo ada yg setrum jg kan bercanda yah.

  6. pengamat
    June 1, 2014 at 12:05 pm

    Kalau keterusan disentrum, lama2 jadi manusia listrik tuh anak.

  7. Anti+FPI
    June 2, 2014 at 6:47 pm

    Semoga elo nanti yg kesetrum.Biar modar

Leave a Reply to pengamat Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *