Setelah bertahan selama 4 hari dengan luka bakar 98 persen, Sondang Hutagalung (22), aktivis HAM yang membakar diri di depan Istana Negara, Rabu (7/12), akhirnya menghembuskan napas terakhir pada Sabtu (10/12) sekitar pukul 17.50.
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bung Karno ini meninggal di ruang isolasi luka bakar ICU RSCM. Sejumlah rekan dan aktivis HAM tampak memenuhi kamar jenasah RSCM.
Koordinator Kontras, Haris Azhar mengatakan belum diketahui, kapan dan di mana Sondang akan dimakamkan. “Semua tergantung keluarga,” kata Haris.
Sondang, kata Haris, adalah sosok yang peduli pada nasib orang yang lemah. Menurut Haris, sudah dua bulan ini Sondang tak main ke kantor Kontras.
Dia dengan keras membantah kabar yang menyebut, Sondang sakit jiwa dengan aksi bakar dirinya itu. “Tidak benar itu. Dia adalah pemuda yang berkomitmen baik,” katanya.
Direktur Medik dan Keperawatan RS Cipto Mangunkusumo Heriawan Soejono mengatakan Sondang meninggal dunia, saat masih dalam perawatan intensif di ruang ICU Unit Luka Bakar. “Dia memang dalam masa kritis,” kata Heriawan.
Ricky Tamba, rekan Sondang yang juga aktivis HAM jaringan 98, mengatakan sebagai bentuk penghormatan pada Sondang, dia bersama kawan-kawan aktivis lainnya akan melakukan tabur bunga di depan UGD RSCM. “Sebagai penghormatan terakhir atas keberanian dan ketulusannya,” kata Ricky.
Sondang dalam kenangan kawan-kawannya merupakan sosok yang baik. Dia kerap ikut melakukan aksi Kamisan, yakni aksi damai Kontras yang dilakukan setiap Kamis. Namun sudah 2 bulan dia absen dari aksi tersebut.
Keluarganya pun sempat mengaku kehilangan Sondang yang masuk UBK 2007. Dia dilaporkan sudah 3 hari tidak pulang sebelum akhirnya diketahui berada di RSCM karena melakukan aksi bakar diri.