Artis Lukisan Cat Air yang Sempat Terdampar pada Ilmu Biologi


Artis Lukisan Cat Air yang Sempat Terdampar pada Ilmu Biologi
dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 8 Desember 2022/Indonesia Media – Sosok artis lukisan cat air yang sempat mengikhlaskan cita-citanya, walaupun akhirnya kesampaian juga, Yukiko PH akan terus menekuni keartisan terutama setelah hasil karyanya diikutsertakan pada pameran the 4th IWS Indonesian International Watercolor Competition & Exhibition 2022 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Hasil karya lukisan ‘The Batik Maestro’ dipamerkan sejajar dengan artis lainnya dari berbagai negara, termasuk Amerika, Australia, Republik Ceko, Kanada, Malaysia, Filipina dan lain sebagainya. “Saya belum pernah ikut (pameran) baik yang nasional maupun internasional. Ini pertama kalinya,” kata perempuan kelahiran Malang, tahun 1994.

Ketika ia mengikhlaskan cita-citanya sejak kecil, menjadi pelukis, ia sempat ‘terdampar’ di keilmuan Biologi. Tepatnya ia kuliah pada program studi Biologi, Sekolah Ilmu Teknologi dan Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung. “Sejak kecil, (cita-cita) mau jadi pelukis, tapi nggak boleh,” kata perempuan yang akrab disapa ‘Kiko’.

Tapi semasa di bangku kuliah, ia tetap mengisi waktu luangnya dengan melukis terutama dengan cat air. Ketika teman-temannya merayakan ulang tahun, ia memberi kado berupa lukisan hasil karyanya. Di luar ekspektasi, teman-temannya menyukai lukisannya dan memesan untuk koleksi pribadi. “Sejak saat itu, saya terjun (keartisan) lukis seperti yang diinginkan (sejak masih kecil). Awalnya iseng, mengisi waktu luang. Tepatnya tahun 2014, (kebetulan) saya belum punya alat lukis sendiri. waktu masih kuliah sampai tingkat akhir, mau coba melukis sebagai kado kepada teman-teman yang wisuda dan ulang tahun. Karena responnya lumayan, saya mau teruskan saja,” kata Kiko.

Pameran the 4th IWS ini mengambil tema Wonderful Indonesia, diikuti 176 karya dari 176 peserta yang berasal dari 31 negara di dunia. Kendatipun lukisannya terjual, tetapi hal tersebut bukan semata-mata karena mengejar target materi. Bagaimanapun juga, dunia keartisan tidak selalu dibayang-bayangi persaingan antara artis. Begitu pula mengenai harga lukisan yang terjual selama pameran. Kalau ada pengunjung yang tertarik untuk membeli, biasanya artisnya berkomunikasi dengan penyelenggara. “Masing-masing artis tidak ada yang tahu (harga jual satu lukisan karyanya), (harga) tidak bisa dibandingkan. Harga murni dari penilaian artis terhadap karyanya. Di luar juri dan artis yang diundang, tidak ada gap. Lingkaran (aktivitas) artis, itu-itu saja. Artinya, kami justru saling berbagi ilmu, ikut workshop, belajar bersama. Mungkin style, teknik lukisnya saja yang berbeda satu sama lain,” kata Kiko. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *